Definisi DM Diabetes Melitus

beberapa organ yang berbeda, terutama pada mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah ADA, 2014.

b. Kriteria diagnosis DM

PERKENI Perkumpulan Endokrinologi Indonesia pada tahun 2006 menyebutkan kriteria diagnosis DM yaitu kadar gula darah puasa 126 mgdl dan pada test sewaktu 200 mgdl menunjukkan bahwa seseorang tersebut telah menderita DM. Kadar gula darah puasa 70-110 mgdl adalah kadar gula darah yang bisa dikatakan normal, puasa disini pada saat pagi hari setelah malam sebelumnya tidak makan atau minum manis. Kadar glukosa darah puasa pada saat 2 jam setelah makan dan minum yang mengandung pemanis ataupun karbohidrat ataupun yang lainnya akan menunjukkan kadar glukosa darah biasanya 120-140 mgdl. Pankreas dapat terangsang untuk menghasilkan insulin ketika terjadi peningkatan kadar glukosa setelah makan atau minum. Sehingga produksi insulin tersebut dapat mencegah terjadinya kenaikan kadar glukosa darah yang terkontrol dan akan menyebabkan kadar gula darah dapat menurun secara perlahan Soegondo, 2009.

c. Faktor Risiko

Menurut Suiraoka 2012 faktor risiko penyakit DM, dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin, umur, dan faktor genetik. Sedangkan yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah misalnya kebiasaan merokok, pola makan yang salah, obesitas, aktifitas fisik, dan stress. d. Klasifiksi DM Menurut World Health Organization WHO pada tahun 2015 DM terbagi menjadi 3 bagian yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Namun, menurut American Diabetes Association ADA pada tahun 2015, klasifikasi DM terbagi menjadi 4 bagian ditambah lagi dengan sindrom diabetes monogenik. 1 Diabetes tipe 1 DM tipe 1 merupakan bentuk dari DM yang parah dan biasanya terjadi pada remaja. Namun, kadang-kadang juga dapat terjadi pada orang dewasa, khususnya seseorang yang memiliki kadar glukosa darah yang tidak memiliki berat badan berlebih atau non-obesitas dan terjadinya hiperglikemi pada sesorang yang telah berusia lanjut. Keadaan itu merupakan suatu bentuk gangguan katabolisme yang disebabkan sedikitnya atau bahkan tidak adanya insulin dalam sirkulasi darah, glukagon plasma akan meningkat dan sel- sel β pankreas juga akan mengalami kegagalan untuk merespon semua stimulus dari insulinogenik. Untuk memperbaiki katabolisme, menurunkan hiperglukagonemia dan peningkatan kadar glukosa darah, maka diperlukan pemberian insulin dengan cara eksogen Karam, 2002.