Kriteria diagnosis DM Faktor Risiko
yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah misalnya kebiasaan
merokok, pola makan yang salah, obesitas, aktifitas fisik, dan stress. d.
Klasifiksi DM
Menurut World Health Organization WHO pada tahun 2015 DM terbagi menjadi 3 bagian yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan
diabetes gestasional. Namun, menurut American Diabetes Association ADA pada tahun 2015, klasifikasi DM terbagi menjadi 4 bagian
ditambah lagi dengan sindrom diabetes monogenik. 1 Diabetes tipe 1
DM tipe 1 merupakan bentuk dari DM yang parah dan biasanya terjadi pada remaja. Namun, kadang-kadang juga dapat terjadi pada
orang dewasa, khususnya seseorang yang memiliki kadar glukosa darah yang tidak memiliki berat badan berlebih atau non-obesitas
dan terjadinya hiperglikemi pada sesorang yang telah berusia lanjut. Keadaan itu merupakan suatu bentuk gangguan katabolisme
yang disebabkan sedikitnya atau bahkan tidak adanya insulin dalam sirkulasi darah, glukagon plasma akan meningkat dan sel-
sel β pankreas juga akan mengalami kegagalan untuk merespon semua
stimulus dari insulinogenik. Untuk memperbaiki katabolisme, menurunkan hiperglukagonemia dan peningkatan kadar glukosa
darah, maka diperlukan pemberian insulin dengan cara eksogen Karam, 2002.
Menurut ADA 2015 tingkat kerusakan pada sel- β cukup
bervariasi. Tingkat kerusakan yang cepat dapat terjadi pada beberapa individu, terutama pada bayi dan anak-anak dan beberapa
juga terjadi pada orang dewasa. Anak-anak dan remaja seringkali dapat didiagnosis dengan ketoasidosis sebagai manifestasi pertama
penyakit. Sedangkan yang lain memiliki hiperglikemia yang ringan, namun hiperglikemia tersebut dapat dengan cepat berubah
menjadi hiperglikemia berat dan atau ketoasidosis dengan infeksi atau stres. Pada kasus orang dewasa, fungsi sel-
β akan dipertahankan agar cukup untuk mencegah ketoasidosis dengan
jangka waktu selama bertahun-tahun. Kemudian individu tersebut akhirnya menjadi tergantung pada insulin untuk bertahan hidup dan
beresiko untuk ketoasidosis. Pada tahap terakhir penyakit ini, akan ada sedikit atau tidak ada sekresi insulin. Hal ini ditunjukkan
dengan tingkat rendah atau tidak terdeteksinya plasma C-peptida. Immune-mediated diabetes umumnya terjadi pada masa kanak-
kanak dan remaja, tetapi bisa terjadi pada usia berapa pun, bahkan dalam 8 dan 9 dekade kehidupan.
Gejala dari penderita DM tipe 1 yaitu terjadinya peningkatan ekskresi urin poliuria, rasa haus polidipsia lapar, berat badan
menurun, pandangan terganggu, lelah, dan gejala tersebut dapat timbul secara tiba-tiba WHO, 2008.
2 Diabetes tipe 2 DM tipe 2 merupakan bentuk DM yang lebih ringan dari tipe 1,
DM ini sangat sering terjadi pada orang dewasa. Sirkulasi insulin endogen sering dalam keadaan kurang dari normal atau secara
relatif tidak mencukupi. Obesitas merupakan penyebab utama dari gangguan kerja insulin, faktor risiko tersebut adalah yang biasa
terjadi pada DM tipe ini dan sebagian besar pasien dengan DM tipe 2 bertubuh gemuk. Selain terjadinya penurunan stimulasi jaringan
terhadap insulin, juga terjadi defisiensi respons sel ß pankreas terhadap glukosa Karam, 2002.
Diabetes melitus tipe 2 ini sebelumnya disebut dengan “non-
insulin- dependent diabetes” atau “diabetes yang terjadi pada usia
dewasa”, diabetes melitus tipe-2 memiliki jumlah persentase sebesar 90-95 dari semua jenis diabetes. Seseorang yang di
diagnosis diabetes melitus tipe 2 memiliki resistensi insulin dan biasanya relatif bukan absolut kekurangan insulin. Orang dengan
diabetes melitus tipe 2 mungkin tidak memerluknan pengobatan insulin untuk bertahan hidup. Meningkatnya perkembangan resiko
penyakit DM dipengaruhi dengan berbagai faktor seperti usia, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. Diabetes melitus tipe 2 ini
lebih sering terjadi pada wanita sebelum didiagnosis dengan diabetes melitus gestasional. Kemudian pada mereka yang
memiliki hipertensi atau dislipedemia, dan subkelompok tertentu
rasetnis Afrika Amerika, Indian Amerika, HispanikLatino, dan Asia Amerika ADA, 2015.
Gejala mungkin mirip dengan diabetes tipe 1, tetapi sering kurang diketahui gejalanya. Akibatnya, penyakit dapat didiagnosis
beberapa tahun setelah onset, setelah komplikasi muncul WHO, 2015
3 Diabetes Gestasional Diabetes Gestasional terjadi akibat dari kenaikan kadar gula
darah pada waktu kehamilan WHO, 2008. Wanita hamil yang belum pernah mengalami DM sebelumnya namun memiliki kadar
gula yang tinggi ketika hamil dikatakan menderita DM gestasional. DM gestasional biasanya terdeteksi pertama kali pada usia
kehamilan trimester II atau III setelah usia kehamilan 3 atau 6 bulan dan umumnya hilang dengan sendirinya setelah melahirkan.
Diabetes gestasional terjadi pada 3 ‐5 wanita hamil Karam,
2002. Selama bertahun-tahun, gestasional diabetes mellitus GDM
didefinisikan sebagai derajat ataupun intoleransi glukosa yang pertama kali diakui selama kehamilan, terlepas dari apakah kondisi
mungkin telah mendahului kehamilan atau bertahan setelah kehamilan. Definisi ini memfasilitasi strategi seragam untuk
deteksi dan
klasifikasi GDM,
tetapi dibatasi
oleh ketidaktepatan.Wanita dengan diabetes pada trimester pertama
akan diklasifikasikan memiliki diabetes tipe 2. GDM adalah diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga
kehamilan yang tidak jelas atau tidak dapat teridentifikasi secara langsung ADA, 2015
Gestasional diabetes adalah hiperglikemia dengan nilai glukosa darah di atas normal tetapi di bawah orang yang di diagnostik
diabetes, yang terjadi selama kehamilan. Wanita dengan diabetes gestasional berada pada peningkatan risiko komplikasi selama
kehamilan dan saat melahirkan. Pada mereka juga akan mengalami peningkatan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari WHO, 2015
4 Sindrom Diabetes Monogenik Sindrom diabetes monogenik ini disebabkan oleh cacat
monogenik yang menyebabkan disfungsi sel β, seperti diabetes neonatal dan Mody, mewakili sebagian kecil dari pasien dengan
diabetes 5. Bentuk-bentuk diabetes sering ditandai dengan timbulnya hiperglikemia pada usia dini umumnya sebelum usia 25
tahun ADA, 2015.