14 untuk membuat revitalasasi layanan jarak jauh; b skenario
information commons untuk medapatkan energi dan pandangan untuk memandu strategi; c menjadi mitra para pengembang e-learning dan
memberi bantuan dalam perkuliahan; d keikutsertaan dalam pembentukan tim atau kelompok pengembangan intranets guna
menggambarkan kebutuhan informasi masing-masing kelompok; dan e berperan dalam memberikan pelatihan keterampilan keberaksaraan
informasi sehingga menyadarkan para pemustaka akan hak cipta dan menyajikan informasi secara beretika.
Sehubungan dengan unsur-unsur layanan referensi menurut Katz yang disitir oleh Widyawan 2012, 21 terdiri dari tiga yaitu.
a informasi dimaksudkan bahan yang disimpan dan dirujuk sebagai
sarana pemahaman serta menciptakan informasi baru; b
pemustaka merupakan para penanya yang akan mengajukan pertanyaan kepada pustakawan; dan
c pustakawan referensi merupakan tokoh penting yang menengarai
bahan tepat untuk menjawab pertanyaan pemustaka. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur layanan referensi
meliputi: pemustaka, perpustakaan, bantuan telusur, sumber informasi, bahan pustaka, informasi, teknologi, dan pustakawan referensi. Unsur-unsur layanan
referensi itu sangat penting ada ataupun tersedia guna terciptanya layanan informasi yang bermutu. Jika salah satu dari unsur layanan itu tidak ada akan
mengurangi kualitas layanan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya.
2.2.6 Fungsi Pustakawan Referensi
Pustakawan layanan referensi merupakan intermediary atau perantara sumber informasi dengan pemustaka. Hal demikian ada dijelaskan pada
fungsi-fungsi pustakawan referensi yaitu.
1. Membimbing pemustaka dalam memahami pengaturan perpustakaan,
membantu pemustaka yang berkaitan dengan permintaannya, memilih sumber informasi yang baik, dan mempromosikan perpustakaan.
15 2.
Menjawab pertanyaan pemustaka dengan bantuan sumber-sumber referensi yang tersedia dan bersikap ramah pada pemustaka.
3. Menelusuri sumber-sumber informasi yang relevan sesuai dengan
kebutuhan informasi pemustaka baik dalam bentuk cetak maupun elektronik Widyawan 2012, 21-22.
Ada pendapat lain sehubungan dengan fungsi pustakawan referensi menurut Green yang disitir oleh Budi 2014, 34 empat fungsi pustakawan
referensi yaitu. 1.
Menginstruksikan kepada pemustaka bagaimana menggunakan perpustakaan.
2. Menjawab permintaan atau pertanyaan pemustaka.
3. Membantu pemustaka memilih sumber-sumber informasi. Fungsi ini
lebih kepada pustakawan sebagai perantara sumber informasi dan pemustaka.
4. Mempromosikan perpustakaan kepada komunitas pemustakanya.
Dari uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa fungsi pustakawan referensi
adalah membimbing
pemustaka bagaimana
menggunakan perpustakaan, membantu pemustaka memilih sumber-sumber informasi,
menjawab pertanyaan atau permintaan pemustaka, menelusuri sumber-sumber informasi relevan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, dan
mempromosikan perpustakaan kepada komunitas pemustakanya.
2.2.7 Pengertian Layanan Referensi Virtual
Definisi layanan referensi virtual oleh lembaga Reference and User Services Association yang disingkat RUSA 2004, 1 dinyatakan bahwa:
Virtual reference is reference service initiated electronically where patrons employ computers or other technology to communicate with
public services staff without being physically present. Communication channels
used frequently
invirtual reference
include chat,
videoconferencing, Voice-over-IP, co-browsing, e-mail, and instant messaging.
16 Maksud RUSA layanan referensi virtual merupakan layanan referensi
yang diprakarsai elektronik di mana pemustaka menggunakan komputer atau teknologi lainnya untuk berkomunikasi dengan pustakawan tanpa hadir secara
fisik. Saluran komunikasi yang sering digunakan dalam referensi maya termasuk chatting, video conference, Voice-over-IP, co-browsing, e-mail, dan
instant messaging. Definisi tersebut juga didukung oleh Bakker 2002, 124 yang
menyatakan bahwa “Virtual reference - a service that allows librarians and patrons to communicate with each other in real time through the Internet by e-
mail, chat or instant messaging - is currently a hot topic in libraries ”. Maksud
Bakker layanan referensi virtual merupakan layanan yang memungkinkan pustakawan dan pemustaka untuk berkomunikasi dengan satu sama lain secara
real time melalui internet dengan menggunakan e-mail, chatting atau instant message. Ada juga pendapat lain menurut Gunawan 2000, 1 yang
mengatakan bahwa: Layanan virtual didefinisikan sebagai layanan pusat informasi yang
mengumpulkan informasi ataupun koleksi dalam bentuk digital. Dari arti kata secara langsung layanan virtual dapat diartikan sebagai layanan
maya dimana secara fisik fasilitas perpustakaan yang di maksud tidak ada tetapi perpustakaan tersebut bisa menampung ataupun menyajikan
fasilitas-fasilitas yang biasa disediakan oleh perpustakaan yang konvensional.
Dari beberapa definisi sebelumnya dapat diketahui bahwa layanan
referensi virtual merupakan layanan yang memungkinkan pustakawan dan pemustaka untuk tidak bertemu secara fisik tetapi mereka berkomunikasi
17 dengan menggunakan komputer atau teknologi lainnya seperti chatting, video
conference, Voice-over-IP, co-browsing, e-mail, dan instant messaging.
2.2.8 Mempersiapkan Layanan Referensi Virtual