sebanyak 4 bagian tubuh dengan 7 orang operator yang berkerja pada Cirasa Bakery.
Tabel 5.4. Data Antropometri Operator No
TBB LT
TSB TPB
1 139.2
8.4 103.9
91.7 2
135.7 8.8
105 93.2
3 138.1
7.3 99.2
84.4 4
139.8 9.1
105.4 92.6
5 139
8.2 107.5
87.5 6
137.1 8
108.3 93.4
7 140.7
8.7 106.2
91.3
Sumber : Hasil Pengukuran
Keterangan : TBB
= Tinggi bahu Berdiri LT
= Lebar tangan TSB
= Tinggi siku berdiri TPB
= Tinggi pinggang berdiri
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Pengolahan data Muskuloskeletal
Hasil penyebaran SNQ menghasilkan data beberapa keluhan yang dialami oleh operator. Untuk lebih jelasnya, maka dapat dilihat pada peta tubuh pada
Gambar 5.2. sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: : Sangat Sakit
: Sakit : Agak Sakit
: Tidak Sakit
Gambar 5.2. Peta Tubuh Identifikasi Keluhan Musculoskeletal Operator
Gambar 5.2. menunjukkan beberapa penjelasan keluhan yang dialami oleh operator, yaitu sebagai berikut:
a. Merasakan kategori sangat sakit pada bagian bahu kiri, bahu kanan, lengan
atas kanan, punggung, lengan atas kiri, pinggang, bokong, lutut kanan dan lutut bagian kiri.
b. Merasakan kategori sakit pada bagian leher atas, lengan bawah bagian
kanan dan bagian kiri dan bagian betis bagian kanan dan kri.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27
Universitas Sumatera Utara
c. Merasakan kategori agak sakit pada bagian leher bawah, siku bagian
kanan, siku bagian kiri, pergelangan tangan kanan dan kiri, tangan kanan dan kiri, dan kaki kanan dan kaki kiri.
d. Tidak merasakan sakit pada bagian pantat, paha kiri, paha kanan,
pergelangan kiri dan pergelangan kanan. Selanjutnya hasil identifikasi dengan menggunakan metode Plibel
menghasilkan ada beberapa penyebab yang mendominasi terjadinya keluhan pada tubuh operator yaitu sebagai berikut:
1. Perkakas dan peralatan dirancang tidak sesuai dengan pekerja 2. Terjadi gerakan membungkuk secara berulang-ulang
3. Beban diangkat secara manual 4. Genggaman yang tidak alami pada saat berkerja
5. Pengangkatan melebihi tinggi lengan bawah 6. Pengangkatan diatas bahu
7. Cara pengangkatan yang tidak nyaman 8. Gerakan kerja melebihi jarak jangkauan tangan
9. Ruang terlalu terbatas untuk pergerakan kerja
5.2.2. Penilaian Postur Kerja dengan REBA Rapid Entry Body Assesment
Dari rekam kegiatan operator dapat dilakukan analisa postur kerja REBA untuk mendapatkan level tindakan yang perlu dilakukan. Jenis-jenis kegiatan yang
tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Mengangkat loyang dari ruang fermentasi
Tahapan pertama yang dilakukan sebelum operator melakukan pemanggangan adalah mengumpulkan loyang dari bagian fermentasi ke bagian
pemanggangan dengan mengangkat loyang secara manual seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Kegiatan Mengangkat Tumpukan Loyang a. Grup A REBA
Group A REBA terdiri dari penilaian skor batang tubuh, leher, dan kaki. Tabel penilaian skor group A REBA dapat dilihat pada Lampiran 1. Skor untuk
group A REBA adalah : 1. Skor batang tubuh REBA : 2 batang tubuh 0-20
2. Skor leher REBA : 3 ekstensi 20
3. Skor Kaki REBA : 1 posisi seimbang
+ bengkok
Maka dari Lampiran 1 didapat bahwa skor pada Tabel grup A adalah 4, kemudian dilakukan penjumlahan dengan skor beban. Hasil akhir skor A dapat
dilihat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Skor A = Skor Tabel A + Beban 5Kg dan cepat
= 4 + 1 = 5
b. Group B REBA Bagian Kanan