Pendahuluan Analisis Kebenaran Tetua Dan Keragaman Genetik Populasi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Asal Kamerun Menggunakan Marka Ssr (Simple Sequence Repeat)

39 Selanjutnya 600 µl campuran dipindahkan ke dalam kolom GD. Campuran kemudian disentifugasi pada kecepatan 14.000 g selama 2 menit. Supernatan yang terbentuk dibuang. Kemudian ditambahkan buffer W1 sebanyak 400 µl. Campuran disentrifugasi pada kecepatan 14.000 g selama 1 menit. supernatan yang terbentuk dibuang kembali. Selanjutnya ditambahkan buffer Wash sebanyak 600 µl. Campuran disentrifugasi kembali, dan supernatan yang terbentukdibuang kembali. Selanjutnya dilakukan sentifugasi pada kecepatan 14.000 g selama 3 menit. Kolom GD dipindahkan ke mikrotube 1.5 ml yang baru. Selanjutnya ditambahkan 50 µl elution buffer yang telah dipanaskan pada 60 C tepat ditengah kolom. Kemudian didiamkan kolom selama 5 menit. Dan dilakukan sentrifugasi kembali 14.000 g selama 1 menit. Sample disimpan pada suhu -20 C.

4.2.3 Primer yang Digunakan

Primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan primer yang bersumber dari TropGene Cirad Tabel 2.

4.2.4 Analisis Kuantifikasi dan Kualitifikasi DNA

Analisis kuantifikasi dan kualifikasi dilakukan dengan menggunakan alat Nano Drop 2000 spectrophotometer yaitu dengan mengukur absorbansi DNA pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm. Penentuan kualitas DNA dapat dilakukan dengan menghitung rasio absorbansi pada A260 dengan A280. Nilai rasio yang mendekati 2 menunjukkan tingkat kemurnian yang tinggi. Namun semakin rendah nilai rasio tersebut maka semakin rendah kualitas DNA akibat adanya kontaminasi protein. Penentuan kualitas juga dilakukan menggunakan metode elektroforesis. Pita DNA genom yang memiliki kualitas yang baik akan tampak sebagai pendar tak putus pada gel agaros setelah proses elektroforesis. Gel yang digunakan adalah gel agarosa dengan konsentrasi 1 1 gram agarosa dalam 100 mL TAE 1x 0.04M Tris Asetat; 0.001M EDTA. Genom DNA hasil isolasi sebanyak 5 µL dicampur dengan 1 µL loading dye [0.25 wv Bromfenol biru, 30 wv sukrosa dalam air]. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam sumur-sumur gel elektroforesis yang direndam TAE 1X dalam chamber elektroforesis Mupid ®-exU, Advance. Proses elektroforesis dilakukan selama 30 menit dengan tegangan 100 Volt. Gel hasil elektroforesis dimasukkan kedalam etidium bromide selama 5 sampai 10 menit kemudian dibilas dengan akuades. Hasil pewarnaan kemudian diamati menggunakan UV Transilluminator Major Science dan didokumentasikan dengan menggunakan kamera.

4.2.5 Amplifikasi PCR

Pencampuran PCR master Mix dan primer dilakukan menggunakan mesin Qiagility yang bekerja secara robotik mencampur komponen PCR seperti Buffer, dNTP, MgCl2, dan DNA polymerase. Dalam percobaan ini 7.5 µl KAPA 2G Fast Ready Mix 2x, 2.2 µl nuclease free water, 0.15µl primer forward 10 µM, IDT, 0.15 µl primer reverse yang diberi label fluorescent yang digunakan dalam penelitian ialah 6-carboxy-fluo-rescine FAM, hexachloro-6-carboxy-fluo- rescine HEX, 6-carboxy-X-rhodamine ROX, dan tetrachloro-6-carboxy- 40 fluorescine TET 10µM, IDT. Hasil dari pencampuran tersebut selanjutnya diikuti dengan pencampuran 5µl DNA contoh 10 ng per reaksi Amplifikasi DNA dilakukan dengan mesin PCR Veriti® Thermal Cycler Applied Biosystem. Reaksi PCR dilakukan dengan menggunakan tahapan amplifikasi sebagai berikut: Tahap denaturasi pada 95 o C selama 15 detik, annealling pada 52 o C selama 15 detik dengan penurunan suhu sebesar 0.2 o C setiap siklus, dan tahap perpanjangan pada 72 o C selama 5 detik, 25 siklus amplifikasi 95 o C selama 15 detik, 50 o C selama 15 detik, 72 o C selama 5 detik dan tahap perpanjangan akhir 72 o C selama 10 menit.

4.2.6 Analisis Marka SSR

Enam belas Marka SSR dengan tingkat polimorfisme yang tinggi digunakan dalam penelitian ini. Marka-marka tersebut diperoleh dari TropGENE Cirad Tabel 2. Penanda SSR diberi label pada primer reverse dengan penanda berpendar FAM, ROX, HEX atau TAMRA. Amplifikasi PCR dilakukan dengan menggunakan reagen Kapa 2G Fast Polymerase TM Kapa Biosystem dengan menggunakan alat Veriti 96 well Thermal cycler Applied Biosystems dan fragment analysis dilakukan oleh pihak ketiga First Base Laboratories, Malaysia.

4.2.7 Analisis Hasil Amplifikasi Alel Mikrosatelit

Hasil amplifikasi dari lokus-lokus mikrosatelit pada genom kelapa sawit disekuensing menggunakan jasa pihak ketiga First Base. Hasil sekuensing didapatkan dalam bentuk format .FSA yang akan dianalisis menggunakan perangkat lunak GeneMarker® versi 2.20 trial SoftGenetics, USA; warna standar merah dan tipe analisis fragmen plant. Data hasil pembacaan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Cervus, Colony dan Structure untuk analisis tetua. Sedangkan software GenALEX 6.3 Genetic Analysis in Excel Peakall dan Smouse 2006 digunakan untuk menganalisis keragaman genetiknya. 4.3 Hasil Dan Pembahasan 4.3.1 Jumlah Alel yang dievaluasi dalam populasi kelapa sawit Total jumlah allel SSR yang diperoleh sebanyak 105 alel dari total 16 lokus yang digunakan. Rata-rata jumlah allel lokus -1 cukup tinggi yaitu sebanyak 6.56 allel Tabel 12 . Pada kombinasi seluruh populasi, lokus mCnCIR0038 memiliki nilai jumlah alel lokus -1 yang tertinggi yaitu 9 alel lokus -1 Tabel 12. Sedangkan, lokus mEgCIR0353 dan mEgCIR0173 memiliki jumlah alel lokus -1 yang paling rendah, yaitu 3 dan 4 alellokus secara berutan Tabel 12. Evaluasi pada populasi D x D self,total alel yang diperoleh yaitu 132 alel dengan rata-rata alel lokus -1 sebesar 8.25 alel lokus -1 . Sedangkan pada populasi T x T, total alel lokus -1 sebesar 40 dengan rata-rata hanya 2.5 alel lokus -1 nya. Lebih lanjut, total alel pada seluruh populasi berkisar antara 40 sampai 70, dengan rata- rata alel lokus -1 berkisar antara 2.5 sampai 4.375 Table 2. Hal ini sesuai dengan hasil yang dilaporkan oleh Taeprayoon et al. 2015, Okoye et al. 2016a, b dan Bakoumeet al. 2007 yang melaporkan masing-masing jumlah alel lokus -1 dari populasi yang mereka miliki bervariasi satu sama lain yaitu pada kisaran 1.33 sampai 22 alel lokus -1 . 41 Tabel 12. Jumlah alel yang diobservasi untuk tiap marka SSR pada populasi kelapa sawit yang diuji Jumlah alel lokus -1 pada populasi C22 dan B57 menunjukkan jumlah yang sesuai dengan yang diperkirakan Tabel13. Namun pada populasi dura A125, A127, dan A 140 terdapat jumlah alel per lokus yang lebih besar dari yang diperkirakan dengan rata-rata 7 alel lokus -1 . Tabel 13. Kesesuaian jumlah lokus alel -1 dan rasio frekuensi alel Population Total loci Loci having number of allelelocus Loci having ratio of allele frequency Fit to the expected Larger than expected Fit to expected Unfit to expected C22 16 16 11 5 B57 16 16 8 8 A140 16 9 7 5 4 A125 16 9 7 4 5 A127 16 9 7 3 6 Sama dengan hasil yang diperoleh pada Bab 3, Jumlah alel lokus -1 untuk beberapa lokus dari populasi yang dievaluasi lebih tinggi dari nilai yang diharapkan dalam model frekuensi alel berdasarkan genetika Mendel Tabel 4 . Locus LG Number of Alleles of each locus for Populations : A125 A140 B57 C22 DuraSelf TxT TxD All mEgCIR0802 1 3 5 3 3 8 3 3 8 mEgCIR3282 2 5 3 3 2 8 3 2 7 mEgCIR0173 3 2 1 1 3 3 1 3 4 mEgCIR3533 4 5 4 2 3 9 2 3 5 mEgCIR2813 5 4 2 2 2 6 2 2 5 mEgCIR3543 6 7 4 3 3 11 3 3 8 mEgCIR0894 7 5 5 3 3 10 3 3 8 mEgCIR0886 8 6 3 3 3 9 3 3 7 mEgCIR3886 9 2 3 3 3 5 3 3 6 mEgCIR3785 10 4 6 3 3 10 3 3 8 mEgCIR3362 11 6 5 3 4 11 3 4 8 mEgCIR2414 12 4 3 3 3 7 3 3 6 mCnCIR0038 13 8 5 2 4 13 2 4 9 mEgCIR3546 14 4 5 2 4 9 2 4 5 mEgCIR3292 15 4 5 3 4 9 3 4 8 mEgCIR0353 16 1 3 1 1 4 1 1 3 Total alleles 70 62 40 48 132 40 48 105 Average 4.375 3.875 2.5 3 8.25 2.5 3 6.56 25