Latar Belakang Analisis Kebenaran Tetua Dan Keragaman Genetik Populasi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Asal Kamerun Menggunakan Marka Ssr (Simple Sequence Repeat)

4 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit ada dalam bentuk liar, semi liar, maupun dibudidayakan di daerah equator tropis seperti di Afrika, Asia Tenggara, maupun di Amerika Tengah dan Selatan. Umumnya tanaman kelapa sawit telah di domestifikasi oleh manusia. Sejarah kelapa sawit ditemukan pertama kali di sebuah makam di Abydos, Mesir sekitar 3000 SM yaitu dengan ditemukannya lemak yang diperkirakan berasal dari kelapa sawit. Fosil polen mirip dengan polen kelapa sawit yang dipelihara saat ini ditemukan di Afrika Barat dari jaman Miocene dan dari lapisan yang lebih muda di delta Niger, serta bukti lingustik yang menyebutkan ditemukannya spesies pohon mirip kelapa sawit. Sedangkan di Amerika Selatan ditemukan kelapa sawit dengan jenis Elaeis oleifera. Menurut Zeven 1967 origin daerah asal kelapa sawit terletak di Guinea Afrika Tengah yang menyebar ke timur dan selatan melalui Sierra Leone , Ghana dan negara-negara Afrika Tengah lainnya. Hasil ini diperkuat oleh hasil analisis molekular yang dilakukan Zulkifli et.al.2012 yang menunjukkan kedekatan genetik dari plasma nutfah dari negara-negara tersebut. Sedangkan di Benua Amerika, tanaman kelapa sawit utamanya ditemukan di Brasil. Di Brasil, kelapa sawit dapat ditemukan tumbuh secara liar atau setengah liar di sepanjang tepi sungai, khususnya di sungai Amazon. Tanaman kelapa sawit yang termasuk dalam subfamili Cocoideae merupakan tanaman asli Amerika Selatan, termasuk spesies E.oleifera dan E. odora. Walaupun demikian, salah satu subfamili Cocoideae adalah tanaman asli Afrika. Zeven 1965 memastikan asal E.quineensis berdasarkan hasil deskripsi para ahli botani sebelumnya dan para penjajah di benua Afrika. Nama-nama kelapa sawit dalam bahasa deerah di kedua sisi lautan Atlantik juga mengacu pada nama Afrika. Secara linguistik, nama kelapa sawit di Suriname merupakan perubahan dari kata dari Afrika seperti Yoruba, Fanti Twi dan Kokongo. Sementara di Brasil, Dnede kemungkinan merupakan perubahan dari kata Ndende di Kimbudu, Angola. Selain itu juga diperkuat dengan adanya penemuan fosil tepung sari dari kala Miosen di delta Nigeria yang bentuknya sangat mirip dengan tepung sari kelapa sawit. Spesies-spesies liar yang ada di Amerika diasumsikan keluar dari Afrika mengikuti perjalanan manusia pada masa prasejarah. Perkembangan industri kelapa sawit menurut Hartley 1988, dimulai pada abad ke-19 yaitu dimulainya ekspor minyak dan inti sawit dari Afrika. Pada masa itu, sumber minyak kelapa sawit berasal dari tanaman kelapa sawit yang tumbuh liar dengan cara yang masih sangat sederhana. Setelah kelapa sawit memiliki nilai ekonomi yang baik bagi masyarakat, barulah kemudian tanaman kelapa sawit dibudidayakan dan berkembang menjadi perkebunan rakyat. Perkembangan kelapa sawit di Indonesia dimulai sejak diintroduksikannya tanaman kelapa sawit oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Saat itu ditanam empat pohon kelapa sawit di s’Lands Plantentuin Buitenzorg atau yang saat ini dikenal sebagai kebun Raya Bogor. Catatan awal mengenai introduksi kelapa sawit ke Indonesia dahulu disebut Netherlands India atau Hindia Belanda tercantum dalam Hunger 1917, Rutgers et al. 1922 dan Hunger 1924 yang 5 menyebutkan bahwa terdapat empat bibit kelapa sawit yang ditanam di Buitenzorg Botanical Garden Kebun Raya Bogor pada tahun 1848. Dari empat bibit tersebut, dua bibit diintroduksi dari Bourbon atau Mauritius pada Februari 1848 oleh D.T Pryce.

2.2 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

Kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis gueneensis Jacq.berasal kata Elaion yang berarti minyak dalam bahasa Yunani, guineensis yaitu nama asal kelapa sawit ditemukan di Guinea pantai barat Afrika, dan Jacq yang merupakan nama Botanis Amerika Jacquin. Saat ini terdapat tiga spesies kelapa sawit yaitu E.quineensis yang berasal dari Afrika dan E. Oleifera yang berasal dari Amerika latin. Spesies ketiga dikenal dengan Barcella odora yang sebelumnya bernama E.odora oleh Wessels-Boeer 1965 dalam Corley 2005. Mengapa dibedakan dari spesies Elaeis lainnya karena sifatnya yang berbunga secara bisexual. Namun berdasarkan hasil analisis marka molekular, B. odora masih termasuk genus Elaeis Barcelos et.al., 2002. Tanaman kelapa sawit klaifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili : Cocoideae Egenus : Elaeis Spesies :E. guineensis Jacq., E. oleifera H.B.K. Cortes, E. odora Tanaman kelapa sawit tergolong tanaman monokotil. Batang tegak tidak bercabang, berdiameter 40 sampai 75 cm dengan tinggi batang sekitar 15 sampai 18 m. Daun majemuk dengan pelepah daun tersusun melingkari batang berbentuk spiral. Panjang pelepah daun mencapai 9 m dan panjang helaian daun mencapai 1.2 m dengan jumlah 100 sampai 160 pasang. Untuk perkebunan kelapa sawit, jumlah pelepah daun yang dipertahankan sekitar 30 sampai 50 pelepah Hartley, 1988. Akarnya terdiri atas akar primer, sekunder, tersier dan kuarter yang merupakan akar serabut yang sebagian besar berada dekat permukaan tanaman dengan kedalaman 15 sampai 30 cm. Tipe pembungaan kelapa sawit monoecious, yaitu bunga jantan dan bunga betina berada pada satu tanaman, tetapi pada tandan yang berbeda. Namun terkadang dijumpai juga bunga hermaprodit pada tanaman kelapa sawit muda yang berumur sekitar 2 sampai 4 tahun, atau pada tanaman induk yang mengalami beberapa kali persilangan sendiri selfing. Bunga ini umumnya akan berkurang sejalan bertambahnya umur tanaman. Bunga kelapa sawit akan muncul pada setiap ketiak pelepah kecuali bila bunga telah aborsi pada fase pembungaan yang sangat muda. Akibat waktu berbunga yang berbeda, sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan silang antar tanaman kelapa sawit sangat tinggi. Bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada persilangan sendiri yang terjadi secara alami. Buah kelapa sawit terdiri atas kulit buah, daging buah, cangkang dan inti yang tersusun dalam satu tandan. Minyak sawit sekitar 20 sampai 27 terdapat