Ruang Lingkup Penelitian Analisis Kebenaran Tetua Dan Keragaman Genetik Populasi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Asal Kamerun Menggunakan Marka Ssr (Simple Sequence Repeat)

5 menyebutkan bahwa terdapat empat bibit kelapa sawit yang ditanam di Buitenzorg Botanical Garden Kebun Raya Bogor pada tahun 1848. Dari empat bibit tersebut, dua bibit diintroduksi dari Bourbon atau Mauritius pada Februari 1848 oleh D.T Pryce.

2.2 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

Kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis gueneensis Jacq.berasal kata Elaion yang berarti minyak dalam bahasa Yunani, guineensis yaitu nama asal kelapa sawit ditemukan di Guinea pantai barat Afrika, dan Jacq yang merupakan nama Botanis Amerika Jacquin. Saat ini terdapat tiga spesies kelapa sawit yaitu E.quineensis yang berasal dari Afrika dan E. Oleifera yang berasal dari Amerika latin. Spesies ketiga dikenal dengan Barcella odora yang sebelumnya bernama E.odora oleh Wessels-Boeer 1965 dalam Corley 2005. Mengapa dibedakan dari spesies Elaeis lainnya karena sifatnya yang berbunga secara bisexual. Namun berdasarkan hasil analisis marka molekular, B. odora masih termasuk genus Elaeis Barcelos et.al., 2002. Tanaman kelapa sawit klaifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili : Cocoideae Egenus : Elaeis Spesies :E. guineensis Jacq., E. oleifera H.B.K. Cortes, E. odora Tanaman kelapa sawit tergolong tanaman monokotil. Batang tegak tidak bercabang, berdiameter 40 sampai 75 cm dengan tinggi batang sekitar 15 sampai 18 m. Daun majemuk dengan pelepah daun tersusun melingkari batang berbentuk spiral. Panjang pelepah daun mencapai 9 m dan panjang helaian daun mencapai 1.2 m dengan jumlah 100 sampai 160 pasang. Untuk perkebunan kelapa sawit, jumlah pelepah daun yang dipertahankan sekitar 30 sampai 50 pelepah Hartley, 1988. Akarnya terdiri atas akar primer, sekunder, tersier dan kuarter yang merupakan akar serabut yang sebagian besar berada dekat permukaan tanaman dengan kedalaman 15 sampai 30 cm. Tipe pembungaan kelapa sawit monoecious, yaitu bunga jantan dan bunga betina berada pada satu tanaman, tetapi pada tandan yang berbeda. Namun terkadang dijumpai juga bunga hermaprodit pada tanaman kelapa sawit muda yang berumur sekitar 2 sampai 4 tahun, atau pada tanaman induk yang mengalami beberapa kali persilangan sendiri selfing. Bunga ini umumnya akan berkurang sejalan bertambahnya umur tanaman. Bunga kelapa sawit akan muncul pada setiap ketiak pelepah kecuali bila bunga telah aborsi pada fase pembungaan yang sangat muda. Akibat waktu berbunga yang berbeda, sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan silang antar tanaman kelapa sawit sangat tinggi. Bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada persilangan sendiri yang terjadi secara alami. Buah kelapa sawit terdiri atas kulit buah, daging buah, cangkang dan inti yang tersusun dalam satu tandan. Minyak sawit sekitar 20 sampai 27 terdapat 6 pada perikarp kulit buah dan mesokarp daging buah, sedangkan pada inti mengandung 4 sampai 6 minyak Hartley, 1988. Berdasarkan ketebalan cangkangnya, kelapa sawit dibedakan menjadi tipe dura, tenera dan pisifera dengan kriteria sebagai berikut:

a. Dura : Memiliki ketebalan cangkang 2 sampai 8 mm; persentase mesokarp

35 sampai 55, tidak memiliki lingkar serabut disekeliling inti; inti relatif besar dan rendemen minyak relatif rendah 16 sampai 18. Umumnya jenis Dura digunakan sebagai tanaman induk betina dalam produksi benih komersial Gambar 1. Gambar 1.Tipe buah Dura yang memiliki cangkang tebal

b. Pisifera : Tidak memiliki cangkang; cangkang digantikan oleh lingkar

serabut di sekeliling inti: persentase mesokarp terhadap buah sangat besar dan rendemen minyak sangat tinggi 45sampai50. Umumnya bunga betina pada pisifera mengalami aborsi pada awal perkembangannya. Sehingga pisifera digunakan sebagai induk jantan dalam produksi benih komersial. Penampang biji pisifera dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Tipe buah pisifera yang tidak memiliki cangkang

c. Tenera : merupakan hasil persilangan antara dura dengan pisifera yang

memiliki produktivitas yang sangat baik. Ketebalan cangkang 0.4 sampai 4 mm; di sekeling cangkang terdapat lingkar serabut dengan perbandingan mesokarp terhadap buah cukup tinggi yaitu mencapai 60 sampai 96 Gambar 3. Tenera menghasilkan minyak yang lebih tinggi dibandingkan dura, walaupun ukuran tandannya umumnya lebih kecil dari dura. Rendemen minyak mencapai 22 sampai 24. Tenera hasil persilangan 7 dura dan pisifera terseleksi dibudidayakan secara komersial karena menghasilkan minyak yang tinggi. Gambar 3. Tipe buah Tenera yang memiliki cangkang tipis Sifat ketebalan cangkang pada masing masing tipe kelapa sawit dikendalikan oleh satu lokus gen tetua monogenik dengan dua alel Sh + Sh - yang berekpresi kodominan. Secara teoritis bila pohon dura Sh + Sh + disilangkan dengan pohon tenera Sh + Sh - maka dalam proses reproduksinya, pohon dura akan menyumbangkan satu jenis gamet Sh + sedangkan pohon tenera menyumbangkan dua jenis gamet Sh + dan Sh - . Dalam proses penyerbukan dan pembuahan, gamet dari masing-masing tetua akan berpadu bebas sehingga pada turunannya akan terbentuk 50 tipe dura dan 50 tipe tenera. Tetapi variasi ketebalan cangkang yang terlihat pada masing-masing tipe disebabkan oleh perbedaan perkembangan lignifikasi cangkang yang diwariskan secara kuantitatif dan dikendalikan oleh banyak gen Corley et al. 1978. Tenera lebih disukai untuk digunakan sebagai bahan tanaman komersial karena mempunyai proporsi kandungan minyak di dalam mesokarpnya 30 lebih besar dibandingkan jenis dura. Untuk mendapatkan 100 tenera DxP, maka tetua betina tipe dura DxD disilangkan dengan tetua jantan tipe pisifera hasil persilangan Tenera x Pisifera TxP.

2.3 Syarat Tumbuh

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di katulistiwa, dengan ketinggian elevasi 0 sampai 500 m dari permukaan laut dpl pada suhu optimal 24 sampai 28 o C. Namun tanaman kelapa sawit masih dapat tumbuh pada suhu minimal 8 o C hingga maksimal 38 o C. Jumlah curah hujan yang optimum untuk tanaman kelapa sawit adalah 2000 sampai 2500 mmtahun, tidak memiliki defisit air, dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Defisit air tidak boleh mencapai 250 mm. Jumlah curah hujan yang melebihi 2500 mmtahun juga kurang baik bagi kelapa sawit. Namun jumlah curah hujan diatas 2500 mmtahun akan tidak menyebabkan gangguan bagi kelapa sawit bila jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari.

2.4 Metoda Seleksi Pemuliaan Kelapa Sawit

Tujuan utama dari pemuliaan kelapa sawit adalah menghasilkan varietas kelapa sawit yang mampu berproduksi tinggi serta memiliki karakter-karakter skunder yang bermanfaat seperti misalkan produksi minyak kernel yang tinggi,