Keragaman genetik dan perbedaan antar populasi

48 Gambar 12. Berdasarkan pendekatan metode Evanno dari 4 populasi yang diamati digrupkan menjadi 2 grup populasi.

4.3.7 Kekerabatan Genetik Berdasarkan Cluster Analisis

Cluster analisis menggunakan pendekatan Neighbour-Joining dan matrik Dissimilarity terhadap 147 individu dari 4 populasi kelapa sawit berdasarkan 6 marka SSR dipresentesikan pada gambar 13.Dari populasi yang diuji, hasil analisis membentuk tiga grup cluster. Cluster pertama terdiri dari dua populasi dura A125 dan A140, cluster berikutnya yaitu populasiB57T x T, dan populasi ketiga yaitu populasi C22D x T yang terbagi membagi dua sub populasi. Hasil cluster memperlihatkan 4 populasi terbagi menjadi 3 grup dengan jarak genetik yang cukup jauh. Populasi dura membentuk satu grup yang sama. Sedangkan populasi T x T dan D x T membentuk grup yang berbeda. Yang menarik dari hasil analisis ini adalah terbentuknya dua sub populasi dari populasi C22. Hal tersebut menandakan adanya perbedaan genetik dalam satu populasi walaupun dalam jarak genetik yang tidak terlalu jauh. Individu-individu dari dua sub populasi ini dapat digrupkan dan diperlakukan menjadi dua populasi yang berbeda. Demikian juga pada grup dura. Dari dua populasi dura A125 dan A140, terbentuk 4 sub populasi. Masing-masing populasi membentuk dua sub populasi yang berbeda. Untuk program pemuliaan berikutnya individu dari masing-masing sub populasi yang dihasilkan akan dibedakan menjadi 4 grup yang berbeda. 49 Gambar 13. Pohon filogenetik empat populasi berdasarkan metoda Tree Construction-Neighnor Joining menunjukkan terbentuknya3 grup populasi. Tiap populasi dibedakan berdasarkan warna populasi A125, hitam; A140, coklat; C22, biru muda; dan B57, ungu Sebaran sampel berdasarkan Principal Coordinat Analisis PCoA juga menunjukkan bahwa 4 populasi yang dianalisis mengelompok menjadi 4 grup. Grup 1 terdiri dari populasi Dura A140 dan A125 , sedangkan populasi B57TxTP dan C22 DxT membentuk grup yang berbeda. Populasi C22 membentuk dua grup dengan jarak genetik yang berbeda. Tidak diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya pemisahan grup pada populasi C22 yang berasal dari satu persilangan yang sama DA115 D xLM5TxLM10T x RS3T AF. A125 A140 A125 A140 C22 C22 B57 50 Gambar 14. Sebaran sampel berdasarkan Principal Coordinat Analisis PCoA menunjukkan bahwa 4 populasi yang dianalisis mengelompok menjadi 4 grup. Grup 1 terdiri dari populasi Dura A140 dan A125 , sedangkan populasi B57TxTP dan C22 DxT membentuk grup yang berbeda. Populasi C22 membentuk dua grup dengan jarak genetik yang berbeda

4.4 Simpulan

Dari 16 marka SSR yang digunakan, 14 marka SSR sangat informatif didalam membedakan gen dari tiap individu dalam 4 populasi yang diuji. Ke- 14 marka SSR tersebut memiliki nilai PIC yang tinggi sehingga bersifat polimorfis. Seluruh populasi yang diuji memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Hasil analisis Structure, clustering dan PCoa yang menunjukkan tidak adanya pencampuran individu dalam suatu populasi. Tiap individu dalam setiap populasi mengelompok berdasarkan populasinya kecuali individu-individu dari populasi dura yang bercampur secara acak. Hal tersebut disebabkan oleh kedekatan genetik antar individu didalam populasi dura. Hasil analisis ragam molekular menunjukkan keragaman genetik yang dimiliki oleh tiap populasi yang diuji cukup tinggi. Tingkat inbreeding depression dari tiap populasi juga masih sangat rendah. Sehingga, perbaikan genetik dalam populasi masih mungkin untuk dilakukan.