Kebenaran Tetua Hasil Dan Pembahasan .1 Jumlah Alel yang dievaluasi dalam populasi kelapa sawit

45

4.3.5 Keragaman genetik dan perbedaan antar populasi

Total jumlah allel SSR yang diperoleh sebanyak 105 alel dari total 16 lokus yang digunakan Tabel 16. Jumlah allel per lokus bervariasi mulai dari 3 mEgCIR0802 hingga 9 mEgCIR2813. Rata-rata jumlah allel per lokus cukup tinggi yaitu sebanyak 6.56 allel. Hasil observed heterozygosity Hobs berada pada kisaran 0.051- 0.952 , sedangkan expectedheterozigosityHexp pada kisaran 0.05- 0.805 Tabel 16. Nilai Hobs yang lebih besar daripada Hexp menunjukkan bahwa lokus tersebut memiliki tingkat heterozigositas yang tinggi. Sebaliknya, jika Hexp lebih besar dari Hobs, maka lokus tersebut memiliki tingkat heterozigositas yang rendah Govindaraj et al. 2015. Berdasarkan hal tersebut, 12 marka SSR memiliki tingkat heterozigositas alel yang tinggi. Enam belas Marka Mikrosatelit yang digunakan menghasilkan nilai rata-rata Polymorphic Information Content PIC sebesar 0.616 Tabel 3. Nilai PIC terendah terdapat pada lokus mEgCIR0353dan mEgCIR0173, yaitu masing-masing sebesar 0.049 dan 0.149 secara berurutan. Sedangkan PIC tertinggi terdapat pada lokus mEgCIR0038 sebesar 0.774. Namun demikian, dari 16 lokus yang digunakan, 14 lokus memiliki PIC diatas 0.5. Berdasarkan Okoye et al.2016, nilai PIC lebih dari 0.7 menunjukkan bila marka yang digunakan sangat informatif. Sedangkan PIC 0.4 menunjukkan kalau marka informatif moderat. Hal tersebut juga sejalan dengan yang dinyatakan oleh Sajib et al. 2012, yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai PIC yang diperoleh akan semakin informatif primer tersebut didalam membedakan individu didalam populasi maupun antar populasi. Berdasarkan hal tersebut, maka 14lokus yang digunakan dalam penelitian ini sangat informatif didalam mendeteksi polimorfisme DNA terhadap populasi yang diuji. Pada penelitian ini, sebagian besar nilai F Null pada seluruh lokus bersifat negatif kecuali pada lokus mEgCIR3886 0.2246 dan mEgCIR3292 0.013. Nilai F Null negatif mengidentifikasikan tidak munculnya alel nol Nei dan Chesser, 1983. Untuk melihat tingkat perbedaan genetik yang dimiliki antar populasi, kita dapat melihat dari hasil analisis AMOVA Analisis ragam molekular. Beberapa indikator keragaman antara lain Fstyaitu proposi total keragaman genetik dalam suatu sub populasi relatif terhadap total ragam genetik. Nilai Fst diklasifikasikan menjadi 3 yaitu 1. Perbedaan rendah 0.00-0.05; 2. Perbedaan moderat 0.05 – 0.15; 3. Level perbedaan genetik tinggi Fst 0.15 Sethuraman, 2013. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa 4 populasi yang diuji memiliki perbedaan genetik yang cukup tinggi FST=0.239. Selain itu juga diidentifikasi jumlah migran yang rendah yaitu Nm=0.604 Table 17.