lengan diletakkan di belakang kepala. Jaringan subareolar dan masing-masing kuadran dari kedua payudara dipalpasi secara sistematis, menyeluruh dan overlap
baik secara sirkuler ataupun radier. Pemeriksaan ini mempunyai akurasi untuk membedakan ganas atau jinak sekitar 60-80 error 20 - 40 oleh karenanya
memerlukan pemeriksaan tambahan.
22
Pemeriksaan fisik yang dilakukan, antara lain:
21
1. Status generalis Karnofski index
2. Status lokalis: payudara kanan atau kiri atau bilateral, masa tumor lokasi,
ukuran, konsistensi, bentuk dan batas tumor, terfiksasi atau tidak ke kulit m.pektoral atau dinding dada
3. Perubahan kulit kemerahan, dimpling, edema, satelit nodul, peau d’orange,
ulserasi 4.
Perubahan puting susu tertarik, erosi, krusta, keluar cairan dari puting susu 5.
Status kelenjar getah bening KGB aksila, KGB infra klavikula, KGB supra klavikula jumlah, ukuran, konsistensi, terfixir sesamasekitar
6. Pemeriksaan pada daerah metastase lokasi, bentuk, keluhan
2.5.3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi akibat kanker dan pengobatannya, serta mencegah kematian awal. Pada pencegahan tertier
ini biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Komplikasi apa yang mungkin akan timbul dapat diantisispasi kalau kita mengetahui
jenis kanker itu, patologinya serta epidemiologinya. Pencegahan tersier itu kiranya hampir sama dengan terapi atau rehabilitasi kanker, hanya ditinjau dari sudut lain.
Pencegahab tertier ini berperan penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan mencegah komplikasi penyakit serta meneruskan pengobatan.
2
Setelah selesai pengobatan perlu dilakukan rehabilitasi. Upaya rehabilitasi terhadap penderita kanker payudara dilakukan dalam bentuk rehabilitasi medik serta
rehabilitasi jiwa dan sosial. Rehabilitasi medik dilakukan untuk mempertahankan keadaan penderita pasca operasi atau pasca terapi lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial
diberikan melalui dukungan moral dari orang-orang terdekat dan konseling dari petugas kesehatan maupun tokoh agama.
2.6. Penatalaksanaan
Pengobatan kanker payudara dapat digolongkan kedalam dua kelompok berdasarkan cara bekerja dan waktu digunakan. Pengobatan kanker ada dua jenis
yaitu pengobatan lokal dan pengobatan sistemik pengobatan local digunakan untuk mengobati tumor tanpa mempengaruhi organ tubuh lainnya. Contohnya operasi dan
radioterapi. Pengobatan sistemik merupakan pengobatan yang diberikan dalam aliran darah atau melalui mulut dan bergerak ke seluruh tubuh untuk mencapai sel-sel
kanker yang mungkin telah menyebar keluar payudara. Contoh pengobatan sistemik diantaranya kemoterapi,terapi hormone dan target terapi.
36
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit
yaitu :
2.6.1. Pembedahan Operasi
22
Operasi adalah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan merekontruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium kanker
dapat disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker payudara ditemukan kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar.Operasi merupakan
modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker payudara. Berbagai jenis operasi pada kanker payudara adalah Classic Radical Mastectomy CRM, Modified Radical
MastectomyMRM, Skin Sparing MastectomySSM,
Nipple Sparing MastectomyNSP, dan Breast Conserving TreatmentBCT. Jenis-jenis ini memiliki
indikasi dan keuntungan serta kerugian yang berbeda-beda. a
Classic Radical Mastectomy CRM CRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor,
nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot pektoralis mayor dan minor serta diseksi aksila level I-III. Operasi ini dilakukan bila ada infiltrasi tumor ke fasia
atau otot pektoral tanpa ada metastasis jauh. Jenis operasi ini mulai ditinggalkan karena morbiditas tinggi sementara nilai pengobatan sebanding dengan MRM.
b. Modified Radical MastectomyMRM
MRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor, nipple areola kompleks, kulit di atas tumor dan faksia pektoral serta diseksi I-II.
Operasi ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini dan lokal lanjut.merupakan jenis operasi yang banyak dilakukan. Hasil pengobatan
sebanding dengan CRM.
c. Skin Sparing MastectomySSM
SSM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dan nipple aerola kompleks dengan mempertahankan kulit sebanyak mungkin serta
diseksi aksila level I-II. Operasi ini harus disertai rekonstruksi payudara secara langsung yang umumnya adalah TRAM flaptransverse rektus abdominis
musculotaneus flap, LD flaplatissimus dorsi flap atau implant silikon. Dilakukan pada tumor stadium dini dengan jarak tumor ke kulit jauh 2cm atau
stadium dini yang tidak memenuhi syarat untuk BCT. d.
Nipple Sparing MastectomyNSP NSP adalah operasi pengankatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dengan
mempertahankan nippleareola kompleks dan kulit serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini, juga harus disertai rekonstruksi payudara secara langsung yang
umumnya adalah TRAM flaptransverse rektus abdominis musculotaneus flap, LD flaplatissimus dorsi flap atau implant silikon. Dilakukan pada tumor
stadium dini dengan ukuran 2 cm atau kurang, lokasi periper, secara klinis NAC tidak terlibat, kelenjar getah bening N0, hispatologi baik, dan potongan beku sub
areola: bebas tumor. e.
Breast Conserving TreatmentBCT BCT adalah terapi yang komponennya terdiri dari lumpektomi atau
segmentektomi atau kuadrantektomi dan diseksi aksila serta radioterapi. Jika terdapat fasilitas, lymphatic mapping denganSentinel Lymph Node BiopsiSLNB
dapat dilakukan untuk menggantikan diseksi aksila. Terapi ini memberikan
survival yang sama dengan MRM namun rekurrensinya lebih besar. Ada tiga syarat yang harus terpenuhi dalam pemilihan jenis terapi ini yakni tepi sayatan
bebas tumor dibuktikan dengan potong beku, radioterapi dapat dilakukan dan kosmetik bisa diterima.
2.6.2. Radiasi Penyinaran
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan untuk membunuh sel kanker
yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-x dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat
pembedahan. Radiasi dalam pengobatan kanker disebut ionizing radiation, karena ketika
electron-electron keluar dari atom dan menembus jaringan maka akan membentuk ion-ion didalam sel jaringan. Hal ini dapat membunuh sel atau merubah gen. terapi
radiasi biasanya diberikan setiap hari, 5 hari dalam 1 minggu selama 6-7 minggu berturut-turut tergantung lokasi, ukuran, jenis kanker dan kesehatan penderita secara
umum.
2.6.3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat–obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel
kanker pada payudara, tetapi juga diseluuh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
12
Pemberian obat kemoterapi terbagi dalam 2 jenis yaitu secara oral dan intravena. Untuk oral biasanya diberikan selama 2 minggu dengan waktu istirahat
selama 1 minggu. Sedangkan melalui infus sebanyak 6 kali kemoterapi dengan jarak 3 minggu dengan full dosis.
12
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran sistemik, dan sebagai terapi ajuvan tambahan. Kemoterapi
ajuvan diberikan kepada pasien yang pada pemeriksaan hispatologik pasca bedah masektomi ditemukan metastasis disebuah atatu beberapa kelenjar.
1
Pemberian kemoterapi yang pertama dapat membunuh 2-4 log sel, bila pada satu populasi sel kanker sebanyak 102 1kg tumor diberikan dosis tunggal
kemoterapi, sebagian besar sel kanker hilang, tetapi tidak dapat menghilangkan tumor tersebut secara tuntas, sehingga diperlukan pemberian kemoterapi ulangan secara
intermitten. Konsep bahwa kemoterapi membunuh sel secara logistik juga merupakan dasar dari pemberian kemoterapi secara kombinasi dan adjuvan. Kemoterapi adjuvan
bertujuan untuk mengeradikasi massa tumor yang subklinis 104 sel yang tidak mungkin terdeteksi pasca pembedahan. Kemoterapi akan bekerja secara efektif, jika
jumlah sel kanker relatif sedikit. Setiap sel yang membelah diri akan mengikuti pola replikasi sel yang disebut waktu generasi yang terdiri atas lima fase berikut ini:
22
1. Fase G1 diproduksi enzim untuk sintesis DNA dan RNA berlangsung kira-kira
4-24 jam. 2.
Fase S terjadi sintesis DNA kira-kira 10-20 jam.
3. Fase G2 terjadi sintesis DNA dan protein seluler 2-10 jam, selanjutnya masuk
ke fase M. 4.
Fase M terjadi mitosis sel 0,5-1 jam, lanjut masuk G2. 5.
Fase G0 sel-sel yang tidak aktif akan masuk ke fase G0. Populasi sel berada dalam fase G0 pada jaringan normal.
Kemoterapi ajuvan bertujuan untuk membantu mencegah kekambuhan kanker. Biasanya akan diberikan lebih dari satu jenis obat selama dilakukan kmoterapi
ajuvan.
36
2.6.4. Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi kuratif dengan mempertahankan mamma dan sebagai terapi tambahan atau terapi paliatif.
Radioterapi kuratif sebagai target tunggal lokoregional tidak begitu efektif, tetapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor yang relative besar
berguna.
37
Radioterapi baisanya diberikan setelah operasi pembedahan local dan dapat diberikan setelah mastectomy untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin
tersisa di jaringan sebelah payudara, seperti dinding dada atau kelenjar getah bening didekatnya.
36
Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila kanker sudah tak mampu angkat secara lokal. Radioterapi paliatif
bertujuan untuk meringankan gejala, misalnya mengurangi sakit, menghentikan perdarahan atau mengurangi kerusakan struktur saraf disekitar tumor.
37
2.6.5. Terapi hormon
Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi. Terapi
hormon adalah terapi kanker yang umum digunakan bagi pasien yang memiliki reseptor hormon positif. Tidak efektif digunakan sebagai pengobatan sel-sel kanker
yang memiliki reseptor hormon negatif. Penggunaan obat pada terapi hormon ditujukan untuk menggangu aktivitas hormon atau menghentikan produksi hormon.
Terapi hormon juga dapat melibatkan pengangkatan kelenjar yang menghasilkan hormon.
36
Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker yaitu : 1.
Pada stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal, kemudian apriksa KGB, bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional kemoterapi ajuvan. Dapat
pula dilakukan mastektomi simplek yang harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah KGB regional.
2. Pada stadium IIIA dilakukan mastektomi radikal ditambah dengan kemoterapi
ajuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional.
3. Pada stadium IIIB dilakukan biopsi, insisi dilanjutkan dengan radiasi.
4. Pada stadium IV :
a. Pada pasien premenopause dilakukan ooforektomi bilateral, nila respon
positif diberi aminoglutetimid tamofen. Bila respon negatif berikan kemoterapi CMPCAF.
b. Pada pasien sudah menopause periksa efek esterogen.
c. Pada pasien pasca menopause berikan obat-obatan hormonal seperti
tamoksifen, esterogen, progesteron kortikosteroid.
12
2.7. Prognosis
3
Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti karakteristik tumor, status kesehatan, factor genetik, level stress, imunitas,
keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini.
Berdasarkan data PERABOI Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia dalam Rasjidi 2009 didapatkan data rata-rata prognosis harapan hidup survival
rate penderita kanker payudara per stadium sebagai berikut: a. Stadium 0 : 10 tahun dengan harapan hidup 98.
b. Stadium I : 5 tahun dengan harapan hidup 85. c. Stadium II : 5 tahun dengan harapan hidup 60-70.
d. Stadium III : 5 tahun dengan harapan hidup 30-50. e. Stadium IV : 5 tahun dengan harapan hidup 5.
2.8. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang dan penelusuran pustaka di atas, maka kerangka konsep dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Karakteristik penderita kanker payudara Sosiodemografi
Umur Jenis kelamin
Suku Agama
Pendidikan Pekerjaan
Status Perkawinan Tempat Tinggal
Keluhan Utama Riwayat Keluarga
Stadium Klinik Jenis Penatalaksanaan Medis
Sumber Biaya Lama Rawatan Rata-Rata
Keadaan Sewaktu Pulang
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RSU Dr.Pirngadi Medan dengan pertimbangan tersedianya data penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU Dr.Pirngadi
Medan tahun 2011-2013.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dari bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.
3.3. Populasi dan Sampel
20
3.3.1. Populasi
Dalam penelitian ini populasi adalah semua data penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2011-2013 sebanyak 775 0rang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah data penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2011-2013 adalah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut : n = Z
1- α2
P1-P d
2