dan pembeli, produk yang heterogen, hambatan untuk masuk dan keluar dari pasar yang rendah serta tingkat keuntungan yang normal.
5.1.1. Pangsa Pasar
Peranan pangsa pasar adalah sebagai sumber keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan yang diperoleh dari pangsa pasar bisa besar atau kecil dan
keuntungan ini mencerminkan kekuatan pasar atau efisiensi yang lebih baik. Dalam industri pakaian jadi atau garmen, menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia,
perusahaan-perusahaan pakaian jadi tersebut tidak memiliki pangsa pasar lebih dari 5 persen pada pasar domestik. Hal ini berlaku bagi semua golongan
perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil. Data 18 perusahaan pakaian jadi yang tergolong besar terdapat pada lampiran 1. Untuk data pangsa pasar yang
lebih spesifik dari perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat dipublikasikan. Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor utama pakaian jadi di
dunia memiliki pangsa pasar sebesar 1,7 persen pada tahun 2004 dan menduduki peringkat nomor sembilan dengan nilai sebesar US 4,45 Miliar. Dimana
peringkat pertama ditempati oleh negara-negara Eropa dengan pangsa pasar sebesar 29,0 persen dan nilai sebesar US 74,92 Miliar. Sementara posisi kedua
dan ketiga di tempati oleh negara Cina dan Hongkong sebagai bagian dari negara Cina. Total nilai keseluruhan dari negara-negara pengekspor pakaian jadi di dunia
adalah sebesar US 258,10 Miliar API, 2005. Berdasarkan pada teori dan penjelasan yang telah diberikan maka dapat
disimpulkan bahwa industri pakaian jadi Indonesia termasuk pada industri yang
persaingannya bersifat monopolistik. Karena produk yang dihasilkan oleh industri pakaian jadi ini adalah produk yang heterogen Lampiran 17. Perbedaan produk
yang ditawarkan baik secara fisik atau citra mereknya maupun perbedaan yang diciptakan melalui promosi penjualan.
5.1.2. Konsentrasi
Konsentrasi pasar yang merupakan suatu variabel dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode. Pada penelitian ini metode yang digunakan
adalah perhitungan rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar CR4. CR4 industri pakaian jadi di Indonesia dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan pada
nilai konsentrasi CR4 yang cukup kecil pada lampiran 3 maka dapat diketahui bahwa perusahaan pakaian jadi berskala besar yang terdapat di Indonesia tidaklah
cukup dapat menguasai pasar. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata CR4 dari tahun 1983 sampai dengan tahun 2003 sebesar 16,22 persen.
CR4 mempunyai nilai yang cukup kecil dan jumlahnya berfluktuasi dengan nilai CR4 terbesar pada tahun 1993 sebesar 41,59 persen dan nilai CR4
terkecil pada tahun 2002 sebesar 7,24 persen. Hal ini diduga sebagai dampak dari penghapusan sistem kuota dan semakin tingginya tingkat penyelundupan produk-
produk dari Cina. Tingkat konsentrasi industri pakaian jadi yang relatif rendah ini
menggambarkan struktur pasar yang dimiliki oleh industri pakaian jadi Indonesia adalah struktur pasar persaingan monopolistik. Struktur pasar ini menandakan
bahwa tingkat konsentrasi yang cukup rendah, entry condition yang berukuran
rendah dan jenis produk yang berupa heterogen. Industri pakaian jadi atau garmen yang memiliki struktur pasar persaingan monopolistik menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri ini telah menghasilkan kinerja yang cukup efisien.
5.1.3. Hambatan Masuk