Kinerja Pasar Market Performance

3.3.3. Kinerja Pasar Market Performance

Untuk menjelaskan kinerja suatu industri dilakukan dengan menggunakan analisis efisiensi internal atau efisiensi-X dan Price-Cost Margin PCM. Efisiensi internal menunjukkan kemampuan perusahaan dalam kemampuan suatu industri dalam menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Semakin efisien suatu perusahaan, semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh. Untuk mengukur tingkat efisiensi internal adalah dengan membagi nilai tambah dengan input industri tersebut. nilai tambah industri XEff = 3.5 nilai input industri Nilai tambah diperoleh dengan mengurangkan biaya input terhadap nilai outputnya. Nilai output itu sendiri adalah nilai dari seluruh barang dan jasa atau disebut juga sebagai produk yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi dengan memanfaatkan faktor produksi yang tersedia seperti tenaga listrik yang dijual, jasa industri, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang jadi dan penerimaan lain. Sementara itu nilai input memiliki pengertian yang dikelompokkan menjadi dua yaitu : ƒ Input antara adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk barang dan jasa yang digunakan habis dalam proses produksi bahan baku, bahan penolong, jasa perbankan. ƒ Input primer adalah biaya yang timbul sebagai akibat dari pemakaian faktor produksi dalam suatu kegiatan ekonomi antara lain tenaga kerja, tanah, modal dan kewirausahaan. Contoh : upah gaji, surplus usaha, penyusutan barang modal, dan pajak tidak langsung netto. Variabel yang digunakan sebagai indikator kinerja yang berikutnya adalah proksi dari keuntungan Price-Cost Margin PCM. PCM dinyatakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk meningkatkan harga diatas biaya produksi. PCM diperoleh dengan membagi selisih antara nilai tambah yang dikurangi pengeluaran upah bagi pekerja dengan nilai barang jadi output yang dihasilkan. Tingkat PCM yang tinggi umumnya dapat tercipta jika terdapat rasio konsentrasi pasar yang tinggi. P – AVC nilai tambah – upah total PCM = = 3.6 P barang yang dihasilkan

3.3.4. Hubungan Struktur dan Faktor Lainnya dengan Kinerja