5.2.5. Perilaku Lainnya yang Terkait dengan Industri Pakaian Jadi di Indonesia
Perilaku lainnya yang terdapat pada industri pakaian jadi di Indonesia adalah tindakan Sourcing. Tindakan sourcing ini adalah suatu tindakan untuk
mencari bahan baku. Pembeli buyer terlebih dahulu melakukan pemesan pakaian, dimana pembeli tersebut akan menentukan bahan apa yang
diinginkannya. Kemudian produsen pakaian jadi yang menerima pesanan akan mencari bahan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebagai contoh, pada awal tahun 2005 sebelum sistem kuota dihapuskan, pembeli buyer mendirikan kantor di Indonesia kemudian pembeli tersebut
mencari perusahaan-perusahaan pakaian jadi dalam negeri yang diinginkannya untuk selanjutnya melakukan pemesanan kepada perusahaan-perusahaan tersebut.
Dari tindakan sourcing ini sebenarnya para produsen pakaian jadi Indonesia diuntungkan sebab tidak memerlukan adanya promosi, hal ini dikarenakan para
pembeli atau buyer tersebutlah yang akan mencari dan mengajak kerjasama para produsen pakaian jadi dalam negeri. Akan tetapi semenjak dihapuskannya sistem
kuota kegiatan sourcing ini menjadi berbalik, dimana para produsen pakaian jadi Indonesia yang kemudian melakukan tindakan sourcing dengan cara mengikuti
pameran atau mencari para pembeli buyer di luar negeri. Perilaku lainnya yang dianggap merugikan oleh para produsen pakaian
jadi di Indonesia adalah tindakan penyelundupan. Modus operandi penyelundupan yang terjadi pada industri TPT di Indonesia, yang turut pula mempengaruhi
industri pakaian jadi sebagai bagian dari industri TPT adalah sebagai berikut:
a. Penyelundupan fisik secara langsung melalui pelabuhan-pelabuhan kecil yang
tidak dijaga oleh Bea Cukai pada dasarnya jumlahnya tidak terlalu banyak, karena hanya diangkut oleh perahu-perahu kecil. Barang-barang yang
diselundupkan sebagian besar adalah TPT bekas. b.
Penyelundupan dengan menggunakan pemalsuan dokumen under invoice baik dalam bentuk pemalsuan volume barang dan pergeseran nomor HS
yang biasanya dilakukan melalui transit via Singapura, dimana setelah mendapatkan sinyal hijau dari sindikat, barang tersebut masuk melalui
pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Emas atau Tanjung Perak. c.
Penyelundupan melalui pemanfaatan fasilitas kawasan berikat dengan alasan akan direekspor. Setelah barang berada di kawasan berikat, barang tersebut
diselundupkan ke Daerah Pabean Indonesia lainnya. d.
Penyelundupan melalui impor borongan container borongan. Pemasukan barang impor yang dilegalkan oleh oknum petugas dengan membayar
sejumlah tarif tertentu tanpa pemeriksaan apapun, container bisa bebas masuk ke Daerah Pabean Indonesia.
Dalam undang-undang No. 101995 tentang kepabeanan ditentukan bahwa tindakan penyelundupan dikategorikan sebagai pelanggaran administrasi yang
dikenakan sanksi administrasi, dirasakan masih belum berfungsi secara optimal karena masih banyak pihak yang tidak konsisten terhadap kebijakan yang telah
dibuat tersebut.
5.3. Kinerja Pasar