informasi yang relevan yang terkandung dalam data dan penyajian hasilnya dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana, sehingga pada akhirnya mengarah pada
keperluan adanya penjelasan dan penafsiran. Statistik kuantitatif digunakan dalam menentukan hubungan antara struktur dan faktor-faktor lainnya dengan kinerja
pada industri pakaian jadi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan untuk melihat kondisi Industri pakaian
jadi garmen di Indonesia adalah pendekatan SCP Structure-Conduct- Performance dengan penjelasan sebagai berikut :
3.3.1. Struktur Pasar Market Structure
a. Pangsa Pasar
Setiap perusahaan memiliki pangsa pasarnya sendiri yang berkisar antara 0 persen hingga 100 persen dari total penjualan seluruh pasar. Menurut literatur
Neo-Klasik landasan posisi pasar perusahaan adalah pangsa pasar yang diraihnya. Pangsa pasar menggambarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil
penjualannya. s
i
ms
i = X
100 3.2
s
tot
Keterangan: ms
i
= pangsa pasar perusahaan i , s
i
= penjualan perusahaan i, s
tot
= penjualan total seluruh perusahaan.
b. Konsentrasi Industri
Tingkat konsentrasi industri merupakan suatu variabel yang dapat diukur. Dengan mengetahui tingkat konsentrasi maka tipe pasar yang dihadapi suatu
industri juga dapat diketahui. Penggunaan CR dalam menjelaskan struktur pasar dilakukan agar konsisten dengan penjelasan hubungan struktur pasar pada
hubungan tersebut. CR juga digunakan dalam model untuk menggantikan Indeks Hirschman-Herfindahl Hd karena dianggap lebih mewakili kondisi industri
pakaian jadi di Indonesia. s
i
ms
i = X
100 3.3
s
tot
Keterangan: CR
m
= rasio konsentrasi sebanyak m perusahaan , ms
i
= pangsa pasar perusahaan ke-i . c.
Hambatan Masuk Pasar Hambatan masuk pasar dapat dilihat dari mudah atau tidaknya pesaing-
pesaing potensial untuk masuk ke suatu pasar. Segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya penurunan kesempatan atau kecepatan masuknya
pesaing baru merupakan hambatan untuk masuk. Hambatan-hambatan ini tidak hanya dalam bentuk perangkat-perangkat yang legal tapi juga dapat terjadi secara
alami. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat hambatan masuk adalah dengan mengukur skala ekonomis yang didekati melalui output perusahaan yang
menguasai pasar lebih dari 50 persen. Nilai output tersebut kemudian dibagi
dengan output total industri. Data ini disebut sebagai Minimum Efficiency Scale MES,
Output perusahaan terbesar MES =
3.4 Output
total
3.3.2. Perilaku Pasar Market Conduct
Penelitian dalam melihat bagaimana perilaku dari pelaku usaha yang berada dalam industri pakaian jadi di Indonesia akan dilakukan dengan penjelasan
deskriptif. Pembentukan perilaku yang secara umum dipengaruhi oleh struktur dan kinerja pasar akan dapat dilihat dari variabel-variabel struktur pasar tingkat
konsentrasi perusahaan dan hambatan masuk ke dalam pasar dan variabel kinerja pasar PCM dan efisiensi internal.
Elemen-elemen dalam perilaku pasar dari industri pakaian jadi Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Strategi harga dan produk
Dalam hal ini akan dilihat bagaimana strategi penetapan harga yang akan dilakukan oleh industri pakaian jadi serta bagaimana strategi khusus dalam
menentukan produk yang akan dijual. Penetapan harga pada industri pakaian jadi pada umumnya tergantung pada bahan baku sebagai faktor produksi.
2. Strategi promosi
Strategi promosi merupakan salah satu perilaku yang dibutuhkan oleh produsen untuk menarik konsumen.
3. Strategi distribusi
Strategi distribusi juga diperlukan agar produk yang dihasilkan dapat didistribusikan dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Bentuk-bentuk perilaku lainnya dari pelaku usaha industri pakaian jadi di Indonesia yang mungkin terjadi antara lain adalah integrasi vertikal dan Sourcing.
Hal tersebut didasarkan atas informasi yang berasal dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia, yang diterima oleh peneliti. Perilaku integrasi vertikal yang terjadi
pada industri pakaian jadi disebabkan karena industri pakaian jadi itu sendiri merupakan bagian dari industri tekstil dan produk tekstil yang saling
berhubungan. Industri pakaian jadi membutuhkan industri serat dan industri lainnya yang terdapat pada industri TPT untuk menunjang kelangsungan industri
pakaian jadi itu sendiri. Perilaku sourcing yang terjadi pada industri pakaian jadi merupakan suatu
perilaku atau kegiatan untuk mencari bahan baku. Pembeli buyer dalam industri ini terlebih dahulu akan melakukan pemesanan baju, dimana pembeli akan
menunjukkan bahan seperti apa yang diinginkannya untuk membuat baju yang akan dipesan. Kemudian produsen pakaian jadi yang menerima pesanan akan
mencari bahan tersebut. Kegiatan pencarian bahan inilah yang dinamakan sourcing. Informasi mengenai perilaku dari industri pakaian jadi ini diperoleh dari
Asosiasi Pertekstilan Indonesia API serta penelitian kepustakaan dan informasi dari berbagai media.
3.3.3. Kinerja Pasar Market Performance