2. Cara berkompetisi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuannya, terutama dalam kebijakan menentukan harga, besarnya produksi, adanya
diferensiasi produk yang dihasilkan. 3. Pengaturan perilaku perusahaan. Seberapa jauh diperkenankannya adanya
persaingan antara perusahaan-perusahaan dalam pasar. Kemungkinan terjadinya koordinasi di antara perusahaan dalam menentukan harga dan
melakukan kolusi secara terang-terangan kartel atau secara diam-diam price leadership
. Perilaku perusahaan menjadi subjek analisis yang menarik hanya jika
persaingan yang terjadi tidak sempurna, akan berbeda jika yang terjadi pasar persaingan sempurna. Pada pasar persaingan tidak sempurna, ada insentif bagi
perusahaan untuk melakukan promosi, mengamati tindakan pesaing, melakukan kolusi atau kerjasama, atau berusaha menghalangi masuknya perusahaan baru
Jaya, 2001.
2.5.1. Kerjasama dan Kolusi
Kerjasama yang dapat bertahan lama akan memberikan keuntungan lebih banyak bagi kelompok perusahaan yang melakukan kerjasama tersebut. Hal itu
dikarenakan dengan adanya kerjasama maka kelompok perusahaan dapat menaikkan harga. Kerjasama yang dapat bertahan lama akan menjadikan kolusi
berjalan dengan sangat efektif. Semakin sempurnanya kerjasama diantara perusahaan-perusahaan tersebut, pasar akan semakin menyerupai pasar monopoli
Shepperd, 1990.
Kondisi-kondisi yang mendorong adanya kolusi antara lain adalah konsentrasi dan kelangkaan, biaya, kondisi permintaan, “titik pusat”, persaingan
bukan harga dan informasi. Ada beberapa macam kolusi yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu industri. Kategori-kategori utamanya adalah kartel,
pengawasan terhadap masuknya perusahaan baru dan daerah pasar, persetujuan penetapan harga, dan kolusi terselubung Jaya, 2001.
2.5.2. Integrasi Vertikal, Konglomerasi Dan Merger
Merger adalah suatu penggabungan kombinasi dua atau lebih perusahaan yang kemudian diberi nama yang hidup salah satu dari perusahaan yang
bergabung itu. Merger biasanya dilakukan atas dasar pengujian bersama yang bertujuan meningkatkan efisiensi karena diharapkan ada pengaruh sinergis
Legowo, 1996. Terdapat tiga tipe merger:
1. Merger Horizontal adalah merger antara perusahaan-perusahaan dalam pasar yang sama pesaing dalam pasar. Contoh: pabrik semen A merger dengan
pabrik semen B, dll. 2. Merger Vertikal adalah merger perusahaan-perusahaan antara kolom
perusahaan kolom dari industri hulu ke hilir. Contoh: pabrik tepung terigu merger dengan pabrik mie instan, dll.
3. Merger Konglomerat adalah merger antara perusahaan-perusahaan yang tidak ada hubungannya dalam pasar baik vertikal maupun horizontal. Tujuannya
untuk melakukan diversifikasi kegiatan dan menyebar resiko. Contoh: bank merger dengan perusahaan otomotif, dll.
Integrasi vertikal adalah penggabungan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kelanjutan proses produksi. Jenis integrasi juga dapat dibagi menjadi
dua, yaitu integrasi ke hulu up stream dan integrasi ke hilir down stream. Jadi, integrasi dapat terjadi antara perusahaan-perusahaan yang mempunyai proses
produksi yang berkelanjutan, baik di hulu maupun di hilir Hasibuan, 1993. Selanjutnya, istilah konglomerat, yang artinya tidak lebih dari perkumpulan atau
pengelompokan memilki sebutan yang lebih umum yaitu merger konglomerat.
2.5.3. Diferensiasi Produk