Pengertian Belajar Tinjauan tentang Belajar

9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan tentang Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar, baik disadari ataupun tidak, akan senantiasa dilakukan oleh setiap individu. Seorang anak melihat orang tuanya bekerja keras untuk membiayai sekolah anak-anaknya, kemudian anak tersebut berpikir betapa berat beban orang tuanya dalam mencari nafkah untuknya, sehingga muncul perasaan lebih berbakti kepada kedua orang tua. Ilustrasi ini menunjukkan adanya pengalaman belajar oleh seorang anak dan pengalaman tersebut telah mengubah perilaku yaitu lebih berbakti kepada orang tua. Pemahaman mengenai makna belajar akan diawali dengan mengemukakan definisi belajar menurut para ahli. Aryana dan Subali 2011:27 mengemukakan belajar sebagai suatu perubahan dalam diri seseorang terbentuknya asosiasi- asosiasi baru berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, nilai-sikap dan keterampilan karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan. Skinner dalam Hasan et al., 2011:193 belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang atas terjadinya suatu respons. Sardiman 2012:20 belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. 10 Beberapa definisi mengenai belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, penampilan, sikap dan kecakapan individu sebagai hasil dari proses pengalaman interaksi intensif dengan sumber belajar untuk menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Sehingga, sebagai indikator bahwa individu telah melakukan kegiatan belajar adalah perubahan perilakunya. Belajar memegang peranan penting dalam perubahan perilaku individu, perilaku tersebut antara lain: kebiasaan, tujuan, keyakinan, sikap, bahkan persepsi seseorang. Belajar sebagai sebuah sistem di dalamnya memiliki berbagai unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk dan mengembangkan perilaku individu. Menurut Gagne dalam Rifa‟i dan Anni, 2009:84 unsur-unsur belajar yang dimaksud adalah : peserta didik, stimulus, memori, dan respon. Unsur pertama dalam belajar adalah peserta didik. istilah peserta didik dapat diartikan sebagai warga belajar, peserta pelatihan, dan peserta didikan yang sedang melakukan kegiatan belajar. Siswa sebagai individu memiliki kebutuhan, minat, tujuan, abilitas, inteligensi dan emosi yang berbeda-beda. Hamalik 2012:49 mengemukakan bahwa peserta didik sebagai individu adalah berbeda satu dengan yang lain dan masing-masing berkembang menurut pola dan caranya sendiri. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator harus meyediakan lingkungan yang dapat mengembangkan dan mengarahkan berbagai minat, tujuan, abilitas, inteligensi, dan emosi yang berbeda-beda dari setiap individu tersebut. Stimulus sebagai unsur dalam sistem belajar merupakan peristiwa- peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik. Banyak stimulus yang 11 berada di lingkungan seseorang. Suara, sinar, warna, panas, dingin, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang. Dalam konteks belajar, stimulus peserta didik diantaranya adalah lingkungan belajar, fasilitas belajar, orang tua, guru, dan teman belajar. Unsur selanjutnya dalam sistem belajar adalah memori. Memori merupakan kesadaran akan pengalaman masa lampau sebagai hasil dari kegiatan belajar. Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. Respon sebagai unsur belajar merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Respon juga dapat diartikan sebagai tanggapan, reaksi, dan jawaban atas stimulus yang diterima. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori untuk memberikan respons terhadap stimulus tersebut. Respons dalam peserta didik diamati pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja performance. Unsur-unsur belajar sebagai sebuah sistem tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terjadi interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilaku peserta didik berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya stimulus tersebut. Proses dan hasil belajar yang terjadi pada diri peserta didik dapat diamati dari perbedaan perilaku atau kinerja sebelum dan sesudah melaksanakan proses belajar Rifa‟i dan Anni, 2009:85. 12

2.1.2. Prinsip-prinsip Belajar

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA TEMA LINGKUNGAN KELAS 11 SDN 8 BANDAR LAMPUNG 2013

0 4 44

PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENERANGAN

0 8 135

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE KOMPETENSI DASAR HIDROSFER KELAS X MA DARUL HIKAM KABUPATEN KUDUS

0 7 109

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN DISIPLIN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO.

0 2 27

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR – DASAR GAMBAR TEKNIK KELAS X SMK NEGERI 2 KISARAN.

0 2 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN PADA KOMPETENSI MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGER

0 4 36

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION DAN Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Strategi Group Investigation dan Realistic Mathematics Education Ditinjau dari Tingkat Kemandirian Belajar Siswa (Pada Siswa Kelas X SMK 1

0 2 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PROBLEM-BASED LEARNING) DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK.

0 1 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA DI KELAS X-TAV1 SMKN 1 LENGKONG.

0 1 17