21
untuk berkembang. Dalam hal ini, anaklah yang beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri.
Perlu ditambahkan bahwa yang dimaksud aktivitas belajar ini adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Kegiatan belajar harus selalu
mengandung kedua aktivitas ini. Anak didik yang membaca buku, tetapi pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku, maka apa yang dibaca dan dipelajari
tidak akan dapat diserap, begitu juga sebaliknya. Jika yang aktif hanya mentalnya saja misalnya berpikir tentang ide-ide, tetapi tidak ada aktivitas untuk
menuangkan ide-ide tersebut maka ide tersebut tidak ada gunanya. Piaget dalam Sardiman, 2012:100 menerangkan bahwa, seorang anak itu
berpikir sambil berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat
sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan.
2.2.3. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar
Sekolah sebagai pusat kegiatan belajar mengajar merupakan tempat yang strategis untuk mengembangkan berbagai aktivitas belajar. Aktivitas siswa tidak
hanya mendengarkan dan mencatat, tetapi juga dapat dikembangkan dengan berbagai aktivitas yang dapat menunjang tumbuh kembang mereka. Sardiman
2012:101 menggolongkan aktivitas belajar menjadi delapan jenis yaitu : aktivitas visual visual activities, aktivitas berbicara oral activities, aktivitas
mendengarkan listening activities, aktivitas menulis writing activities, aktivitas
22
menggambar drawing activities, aktivitas mental mental activities, dan aktivitas emosionalperasaan emotional activities.
Visual activities adalah aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan penglihatan oleh peserta didik yang dilakukan dalam proses belajar. Kegiatan-
kegiatan visual ini meliputi kegiatan membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, mengamati pameran, melihat orang lain bekerja atau
bermain, melihat demonstrasi, percobaan, dan lain-lain. Jenis aktivitas berikutnya adalah oral activities atau kegiatan yang
dilakukan dengan mulut yang dilakukan peserta didik dalam proses belajar. Oral activities memuat kegiatan-kegiatan menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. Untuk melaksanakan kegiatan oral activities ada kalanya siswa harus
dipancing dengan pertanyaan-pertanyaan. Sehingga guru harus memperhatikan bagaimana siswanya dapat mengemukakan berbagai pendapat, argumen, bertanya,
menyanggah, dan merumuskan konsep dalam proses belajar dengan baik dan benar.
Listening activities adalah kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas mendengarkan yang dilakukan oleh peserta didik. aktivitas mendengarkan ini
dapat ditunjukkan dengan mendengarkan uraian, mendengarkan percakapan, mendengarkan diskusi, mendengarkan musik, mendengarkan pidato, dan lain-lain.
Kegiatan mendengarkan dalam proses belajar harus sesuai dengan proporsinya. Aktivitas siswa yang terlalu banyak mendengarkan penjelasan guru juga kurang
bagus dalam membentuk interaksi dalam proses belajar mengajar. Berbagai jenis
23
aktivitas harus disatukan dalam proses belajar mengajar sehingga tidak hanya aktivitas mendengarkan yang diterapkan oleh guru terhadap siswanya.
Selanjutnya, writing activities yaitu aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan menulis. Kegiatan-kegiatan menulis ini misalnya menulis cerita,
menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, dan lain-lain. Kegiatan- kegiatan menulis writing activities harus dikombinasikan dengan aktivitas lain
dalam proses belajar mengajar, sehingga tidak monoton pada kegiatan menulis saja.
Jenis aktivitas berikutnya adalah drawing activities. Kegiatan-kegiatan menggambar drawing activities misalnya membuat grafik, membuat peta,
membuat pola, diagram, dan lain-lain. Drawing activities dapat digunakan oleh guru dalam mengembangkan siswa untuk merumuskan suatu konsep. Siswa
diarahkan untuk membuat bagan-bagan, chart, dan grafik dari berbagai informasi yang telah mereka dapat dari proses belajar mengajar, sehingga secara konseptual
siswa akan mengerti mengenai materi atau informasi yang mereka dapatkan selama proses pembelajaran.
Motor activities berkaitan dengan aktivitas motorik yang dilakukan oleh peserta didik. Hasil dari motor activities biasanya berbentuk keterampilan. Perlu
berulang-ulang untuk membentuk suatu keterampilan dari hasil aktivitas motorik peserta didik. kegiatan-kegiatan motorik ini misalnya adalah melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak, dan lain-lain.
24
Jenis aktivitas berikutnya adalah Mental activities atau kegiatan-kegiatan mental. Guru harus merancang kegiatan pembelajarn yang memungkinkan siswa
untuk mengembangkan mentalnya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk membentuk mental siswa adalah merupakan melatih untuk mengungkapkan
tanggapan, mengingat, melatih untuk memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil suatu tindakan atau keputusan.
Jenis aktivitas yang terakhir adalah emotional activities atau kegiatan- kegiatan emosional. Emotional activities berkaitan dengan keadaan dan reaksi
psikologis dan fisiologis berupa keadaan gembira, kesedihan, kecintaan, menaruh minat, merasa bosan, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup dan lain-lain.
Emotional activities muncul sebagai akibat dari pemberian stimulus dari lingkungan belajar peserta didik.
Klasifikasi aktivitas yang sangat kompleks tentunya membutuhkan kreativitas seorang guru untuk merencanakan kegiatan aktivitas yang akan
dijalankan. Harapannya bahwa siswa benar-benar dapat mengembangkan pola pikir peserta didik menuju ke perkembangan yang seutuhnya. Jika berbagai
aktivitas tersebut dapat diciptakan di sekolah, maka sekolah akan menjadi tempat yang sangat dinamis, tidak membosankan, dan menjadi pusat aktivitas belajar
yang maksimal.
25
2.3. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Kooperatif