Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Suharsimi, 2007:103 Keterangan : n : Jumlah item soal M : Mean atau rerata skor total : varians skor total Hasil perhitunganr 11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5, jika r hitung r tabel maka dapat disimpulkan bahwa soal tersebut reliabel.Hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis uji coba instrumen tes mengidetifkasi proses komunikasi diperoleh R tabel : 0,320 dan = 0,942. Karena dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tersebut reliabel.

3.5.3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam pemecahannya sedangkan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk memecahkannya. Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan realibilitas, adalah adanya keseimbangan dari kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional Sudjana, 2009:135. Peneliti mengambil tingkat proporsional tingkat kesukaran berdasarkan perbandingan 3-5-2. Artinya adalah 30 soal kategori mudah, 50 kategori sedang, dan 20 soal dalam kategori sukar. Penentuan soal mudah, sedang ataupun sukar, peneliti menggunakan judgement dari guru mata pelajaran berdasarkan pertimbangan abilitas yang diukur dalam pertanyaan tersebut. Dalam bidang kognitif dan aspek pengetahuan dan ingatan masuk dalam kategori mudah, aspek penerapan dan analitis termasuk dalam kategori sedang, dan aspek sintesis dan evaluasi termasuk dalam kategori sukar. Kriteria soal sukar, sedang, dan mudah dapat dilihat pada lampiran 6 kisi- kisi soal uji coba dengan aspek C1 adalah bidang kognitif dan pengetahuan termasuk dalam kategori mudah, C2 adalah aspek penerapan dan analitis termasuk dalam kategori sedang, dan C3 adalah aspek sintesis dan evaluasi termasuk dalam kategori sulit. Tingkat kesukaran soal ditentukan dengan rumus : P = Suharsimi, 2009:208 Keterangan : P : Indeks kesulitan B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : Jumlah seluruh peserta tes Kriteria tingkat kesulitan soal : 0,00 P ≤ 0,30 dikategorikan soal sukar 0,30 P ≤ 0,70 dikategorikan soal sedang 0,70 P ≤ 1,00 dikategorikan soal mudah Hasil analisis tingkat kesukaran soal ditampilkan pada tabel berikut : Tabel 3.2. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal No. Kriteria Nomor Soal Jumlah 1 Soal sukar 9, 11, 13, 17, 19, 21, 27, 39, dan 50. 9 2 Soal sedang 7, 8, 10, 16, 18, 20, 25, 26, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, dan 48. 23 3 Soal mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 12, 14, 15, 22, 23, 24, 28, 29, 30, 37, 38 dan 49. 18 Jumlah soal 50 Sumber : Lampiran 9 Tabulasi validitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal Berdasarkan sebaran data di atas, ternyata ada 7 soal yang meleset dari judgement guru mengenai tingkat kesukaran berdasarkan kisi-kisi soal yaitu soal nomor 7, 15, 16, 22, 24, 25, dan 38. Soal nomor 7 dan 25 yang semula diproyeksikan dalam kategori mudah, setelah dicoba ternyata masuk dalam kategori sedang. Soal nomor 15, 22, 24, dan 38 yang semula diproyeksikan dalam kategori sedang, ternyata setelah dicoba masuk dalam kategori mudah. Soal nomor 16 yang semula diproyeksikan masuk dalam kategori sulit, setelah dicoba ternyata masuk dalam kategori sedang. Atas dasar tersebut, ketujuh soal tersebut tetap dipakai dalam penelitian kecuali soal nomor 7, 16, dan 22 karena berdasarkan perhitungan validitas soal tersebut tidak valid.

3.5.4. Analisis Daya Beda

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA TEMA LINGKUNGAN KELAS 11 SDN 8 BANDAR LAMPUNG 2013

0 4 44

PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENERANGAN

0 8 135

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE KOMPETENSI DASAR HIDROSFER KELAS X MA DARUL HIKAM KABUPATEN KUDUS

0 7 109

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN DISIPLIN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO.

0 2 27

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR – DASAR GAMBAR TEKNIK KELAS X SMK NEGERI 2 KISARAN.

0 2 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN PADA KOMPETENSI MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGER

0 4 36

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION DAN Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Strategi Group Investigation dan Realistic Mathematics Education Ditinjau dari Tingkat Kemandirian Belajar Siswa (Pada Siswa Kelas X SMK 1

0 2 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PROBLEM-BASED LEARNING) DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK.

0 1 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA DI KELAS X-TAV1 SMKN 1 LENGKONG.

0 1 17