31
2.4. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Tahun
Peneliti Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1 2005
Purwanto Model
Pembelajaran Group
Investigation dalam Proses Belajar
Mengajar Mata Kuliah Dasar-dasar
Ilmu Politik di UNY
1. Mendorong mahasiswa untuk aktif dan mandiri.
2. Mendorong mahasiswa untuk bekerja sama.
3. Mendorong mahasiswa untuk
merencanakan kegiatan belajarnya.
4. Mendorong kemampuan mahasiswa
untuk memahami, menerapkan,
menganalisis, mensintesis,
dan mereflksi.
5. Mendorong mahasiswa untuk
berkomunikasi lisan dan tertulis.
2 2011
I Made Swarika
Aryanta dan
Yohanes Subali
Peningkatan Kualitas Proses
Belajar dan Hasil Belajar Sejarah
melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation pada
Siswa Kelas VIIIh ,
Semester 2 SMP PGRI 5 Denpasar
Tahun Pelajaran 20092010
Hasil penelitian yang dari lembar
observasi menunjukkan
peningkatan aktivitas siswa yang positif
pada siklus I sampai siklus II. Rerata setiap pertemuan
pada siklus 1 adalah : 2,85, 3,57, dan 3,39. Rerata setiap
pertemuan pada siklus II adalah : 3,82, 4,03, dan
4,10. Hasil belajar siswa secara
berkelompok menunjukkan peningkatan. Rerata hasil
belajar pada siklus I adalah : 59,22, 64,48 dan 69,62.
Rerata hasil belajar pada siklus II adalah : 72,55,
72,50 dan 76.06.
3 2012
Nilüfer OKUR
AKÇAY The Effects of
Group Investigation and
Hasil uji diperoleh data bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kelas
32
dan Kemal DOYMUŞ
Cooperative Learning
Techniques Applied in Teaching Force
and Motion Subjects on
Students’ Academic Achievements
eksperimen yaitu Group
Investigation dan Learning Together
dengan kelas
kontrol untuk
pre-test prestasi
akademik academic
achievement test, tetapi menurut skor
post test ada perbedaan yang signifikan
antara kelas
eksperimen Group
Investigation dan Learning Together
dengan kelas
kontrol untuk tes prestasi akademik
academic achievement test.
2.5. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran merupakan hal yang paling pokok dalam kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya tujuan pembelajaran, sangat ditentukan oleh
baik buruknya penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar tersebut. Guru sebagai fasilitator dan instruktur dalam pembelajaran, bertugas untuk merencanakan
berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Hasil observasi awal ditemukan bahwa nilai terendah pada ulangan semester gasal adalah pada standar kompetensi mengaplikasikan keterampilan
dasar komunikasi dan kompetensi dasar mengidentifikasi proses komunikasi. Pengamatan pada proses pembelajaran ditemukan bahwa siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran karena guru hanya menggunakan model pembelajaran ceramah sehingga siswa hanya mencatat materi yang dijelaskan guru. Hasil
wawancara dari beberapa siswa mengemukakan bahwa kurang adanya variasi
33
dalam model pembelajaran yang digunakan guru. Siswa juga tidak bertanya tentang materi-materi yang diberikan guru selama proses pembelajaran
Berdasarkan permasalahan di atas, kerangka berfikir dapat digambarkan dalam bagan di bawah ini :
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Latar Belakang Masalah
1. Rata-rata nilai ujian semester gasal kurang dari KKM.
2. Kurangnya variasi
dalam model pembelajaran di kelas.
3. Pembelajaran berpusat pada guru teacher centered.
4. Kurangnya peran
siswa dalam proses pembelajaran
sehingga siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran Group Investigation
SIKLUS I 1. Perencanaan
2. Pelaksanaan 3. Pengamatan
4. Refleksi SIKLUS II
1. Perencanaan 2. Pelaksanaan
3. Pengamatan 4. Refleksi
Hasil yang diharapkan : Adanya
peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa dengan
Model Pembelajaran GI
Tindakan Pemecahan Masalah
SIKLUS III 1. Perencanaan
2. Pelaksanaan 3. Pengamatan
4. Refleksi
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Subjek dan
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Pesantren Sabilil Muttaqien PSM Randublatung, Jalan Onggososro No. 27 Randublatung, Kab. Blora Jawa Tengah.
SMK PSM Randublatung terdiri dari tiga jurusan yaitu Administrasi Perkantoran, Akuntansi dan Tata Busana. Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas X
Administrasi Perkantoran dengan jumlah siswa 38. Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan bahwa nilai yang terendah dari 6 enam mata pelajaran
kompetensi kejuruan adalah mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi dengan rata-rata kelas hanya 50,74 dari syarat KKM 73.
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelasclass room action research. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 3 siklus.
Jika dalam 3 siklus belum terjadi peningkatan sesuai yang diharapkan atau sesuai kriteria keberhasilan sehingga dilaksanakan siklus berikutnya. Penelitian
Tindakan Kelas PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus yang mencakup : 1 perencanaan planning, 2 pelaksanaan acting, 3 pengamatan observing, 4
refleksi reflecting Iskandar, 2011:114. Untuk memperjelas proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas digambarkan dalam bagan berikut :