Metode Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data

Tabel 2. Data pegawai bidang pelayanan pada PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor Bidang Jumlah Pegawai orang Penetapan Klim Data Peserta dan Pemasaran 19 13 Total 32 Sumber: PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung dengan kepala cabang, kepala bidang, dan kepala seksi PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor, dan materi wawancara meliputi pertanyaan- pertanyaan yang terkait dengan penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan dua cara: wawancara tidak terstruktur atau secara lisan, dan wawancara terstruktur yaitu dengan instrumen kuesioner untuk mengetahui Kemampuan Kerja Jabatan KKJ dan Kemampuan Kerja Pribadi KKP. Studi kepustakaan diperoleh dan dikumpulkan dengan cara membaca, mempelajari dan mengutip pendapat dan teori-teori dari berbagai sumber buku, penelitian terdahulu serta dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Metode deskriptif dan metode Training Need Assesment Tool TNA-T merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Metode deskriptif ini dalam mengumpulkan datanya digunakan teknik wawancara. Penggunaan metode deskriptif ini adalah untuk memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan dan perkembangan PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor. Data yang telah diperoleh baik dari data primer maupun sekunder kemudian diolah dengan menggunakan program Microsoft office excel 2007 dan software SPSS 16.0 for windows, sedangkan analisis kebutuhan pelatihan dalam penelitian ini menggunakan metode TNA-T. Hasil dari kuesioner tersebut digunakan untuk menilai Kemampuan Kerja Jabatan KKJ dan Kemampuan Kerja Pribadi KKP karyawan. Adapun langkah-langkah yang diperlukan dalam analisis kebutuhan pelatihan menurut Arep dan Tanjung 2002, terdiri dari: 1. Menyusun uraian pekerjaan. Pada tahap ini membuat uraian pekerjaan setiap karyawan berdasarkan kebutuhan organisasi sesuai dengan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku dalam organisasi subjek analisis. 2. Menyusun instrumen untuk mengukur kemampuan kerja. Instrumen yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang berisi data karyawan dan uraian pekerjaan seorang karyawan dan skala pengukuran untuk mengukur Kemampuan Kerja Jabatan KKJ dan Kemampuan Kerja Pribadi KKP karyawan. Instrumen yang digunakan untuk menilai KKJ adalah kuesioner yang berisi penilaian subjek analisis, penilaian KKJ dilakukan oleh Kepala Cabang, Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Seksi Bidang Klim, dan Kepala Seksi Peserta Data dan Pemasaran. Subjek analisis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Subjek analisis penelitian No. Bidang Subjek Analisis 1. Penetapan Klim Pelayanan Peserta Pengelolaan Data Peserta Keuangan Hasil Kerja Laporan 2. Peserta Data dan Pemasaran Pengelolaan Data Peserta Pelayanan Peserta Hasil Kerja Laporan 3. Melaksanakan pengukuran peringkat kerja. Pengukuran peringkat kerja dilakukan dengan membuat peringkat Kemampuan Kerja Jabatan KKJ, dengan menggunakan skala kisaran nilai dari 0-9 yang dibagi menjadi tiga peringkat Tabel 4. Tabel 4. Skala Likert untuk KKJ Skala Kategori Peringkat 1-3 4-6 7-9 Rendah Sedang Tinggi Sumber: Mc. Cann dan Tashima 1990 Sedangkan untuk pengukuran peringkat kerja pada Kemampuan Kerja Pribadi KKP dilakukan dengan pembobotan pada setiap subjek analisis dalam kuesioner. Masing-masing subjek analisis bernilai total maksimum 20 poin. Pengukuran KKP dinilai oleh karyawan Bidang Penetapan Klim, serta Bidang Data Peserta dan Pemasaran atas kemampuan yang dimiliki karyawan saat ini aktual, dengan menggunakan skala rating. Tabel 5. Skala rating untuk pemberian bobot Bobot Kategori 4 3 2 1 Sangat setuju Setuju Kurang setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sumber: Umar 2004 Skala rating untuk pemberian bobot dapat dilihat pada Tabel 5. Selanjutnya, nilai-nilai tiap variabel yang didapatkan dari kuesioner dikonversikan ke dalam skala penilaian KKP sesuai distribusi pada Tabel 6. Tabel 6. Kategori peringkat untuk nilai peubah KKP Nilai Peubah Kategori Peringkat 0-1 2-3 4-6 7-8 9-10 11-13 14-15 16-17 18-20 Rendah skala1 Rendah skala 2 Rendah skala 3 Sedang skala 1 Sedang skala 2 Sedang skala 3 Tinggi skala 1 Tinggi skala 2 Tinggi skala 3 Sumber: Mc. Cann dan Tashima 1990 Hasil yang diperoleh dikonversikan ke dalam pola skala penilaian KKP dan dibandingkan dengan penilaian KKJ dari atasan manajer. 4. Mengolah dan menafsirkan data hasil pengukuran. Setelah melakukan pengisian kuesioner KKJ dan KKP, selanjutnya mengolah data dengan menggunakan TNA-T dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung nilai KKJ. KKJ = .........................................................................1 dimana: KKJ = Kemampuan Kerja Jabatan i = Nilai skala n i = Jumlah responden yang menilai skala i N = Jumlah responden keseluruhan b. Menghitung nilai KKP. KKP = ............................................................................2 dimana: KKP = Kemampuan Kerja Pribadi i = Nilai skala n i = Jumlah responden yang menilai skala i N = Jumlah responden keseluruhan c. Menentukan kebutuhan pelatihan. Penentuan perlu tidaknya diberikan pelatihan ditentukan dengan menghitung selisih antara KKJ dan KKP, yaitu: KKJ-KKP1, maka diperlukan pelatihan. d. Menetapkan peringkat kebutuhan pelatihan. Peringkat kebutuhan pelatihan ditentukan dengan menggunakan Diagram Peringkat Kebutuhan Pelatihan PKP. Peringkat kebutuhan pelatihan didasarkan pada titik potong antara nilai KKJ dengan nilai KKP. Titik perpotongan tersebut akan berada di antara bidang A, B, C, atau D. Berdasarkan titik potong ini, dapat ditentukan peringkat kebutuhan pelatihan berdasarkan lokasi titik potong. D C B A Gambar 3. Diagram peringkat kebutuhan pelatihan KKJ dan KKP Arep dan Tanjung, 2002. Keterangan: A = Daerah kebutuhan pelatihan kritis B = Daerah yang perlu pelatihan C = Daerah pelatihan cukup D = Daerah pengembangan karir Tabel 7. Ikhtisar penafsiran diagram peringkat kebutuhan pelatihan Letak titik potong KKJ-KKP dalam Diagram PKP Imbangan antara KKJ dan KKP PKP Daerah A KKJ jauh di bawah KKP Sangat mendesaksangat perlu untuk pelatihan Daerah B KKJ dan KKP tidak jauh berbeda Mendesakperlu pelatihan Daerah C KKJ dan KKP seimbang Tidak perlu dilakukan pelatihan Daerah D KKP menyamai atau melebihi KKJ Pengembangan kemajuan karir Sumber: Arep dan Tanjung 2002 Tinggi Sedang Rendah 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 7 6 5 4 3 2 1 K K P KKJ Rendah Sedang Tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN