dapat dikelola dengan baik. Oleh karena itu, hal tersebut tidak bisa ditunda-tunda lagi oleh perusahaan yang sangat mengutamakan SDM yang berkualitas, karena pada era
masa depan salah satu indikator daya saing tinggi adalah penguasaan SDM bermutu. PT Taspen  Persero  merupakan Tabungan  dan Asuransi  Pegawai  Negeri,
dengan fungsinya  adalah  menyelenggarakan  asuransi  sosial  termasuk  asuransi  dana pensiun dan tabungan hari tua bagi pegawai negeri sipil. Tahun 2008         PT Taspen
Persero  berhasil  menduduki  peringkat  4 sebagai  salah  satu  institusi  pelayanan publik  di  Indonesia yang  bergerak  dalam  bidang  jasa,  dalam  hal  pelayanan  kepada
peserta  Taspen  versi  Komisi  Pemberantasan  Korupsi  KPK,  dan  10 years  award untuk sertifikat ISO 9001-2000
Taspen, 2010, sehingga hal tersebut mendorong PT
Taspen  Persero  untuk  terus  meningkatkan  pelayanan  yang  terbaik  kepada pesertanya, dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya.
Bidang pelayanan merupakan  salah  satu  bidang  yang  terdapat  pada  struktur organisasi PT Taspen Persero. Bidang pelayanan merupakan bidang yang berkaitan
langsung  dengan  pembayaran Dana  Pensiun  dan  pengelolaan THT Tabungan  Hari Tua. Melalui motto perusahaan yaitu layanan dan kinerja selalu ditingkatkan better
service through better performance, dan dalam pelaksanaan pelayanan dengan target mutu  pelayanan  5T  yang  meliputi  tepat  orang,  tepat  jumlah,  tepat  waktu,  tepat
tempat  dan  tepat administrasi  Taspen,  2010,  maka  perusahaan  menyadari  bahwa kelangsungan  dan  perkembangannya  tidak  terlepas  dari  peran  sumberdaya  manusia.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan aspek pengembangan sumberdaya manusia  melalui  pendidikan  dan  pelatihan  untuk  meningkatkan  kemampuan  dan
keahlian  yang  diperlukan  dalam  bekerja,  dan  dengan  adanya  pelatihan  diharapkan kesenjangan  yang  timbul  antara  kemampuan  yang  diharapkan  perusahaan  dengan
kemampuan yang dimiliki karyawan dapat diatasi.
1.2. Perumusan Masalah
Suatu  organisasi tentu  tidak  akan  berjalan  tanpa  sumberdaya  manusia  SDM handal  yang  menanganinya.  Tanpa  kemampuan  yang  baik  dari karyawan,  tujuan
yang  ditetapkan  perusahaan  tidak  akan  pernah  tercapai. Melibatkan karyawan menjadi  penting,  apabila  diikuti  dengan  peningkatan  kualitas  karyawan.  Salah  satu
cara  untuk  meningkatkan  kualitas  karyawan,  yaitu  dengan  memberikan  pendidikan dan pelatihan. Semakin berkualitas SDM yang ada akan semakin menjamin kualitas
perusahaan, dalam  keadaan  biasa  pun  peningkatan  kualitas  SDM  yang  ada  harus tetap  dilakukan.  Peningkatan  kualitas  SDM  harus  bisa  di kelola dengan  bagus  guna
meningkatkan  kualitas  perusahaan. Ada  tiga  kelemahan  yang  melekat  pada kemampuan  kerja  Indonesia  karyawan  yang  bekerja  pada  suatu  perusahaan.
Pertama  adalah skill atau  penguasaan  keahlian  spesifik  sesuai  dengan  kebutuhan pasar  kerja.  Kedua,  sempitnya  pengetahuan  dan  wawasan  yang  membuat  para
pekerja  kurang  adaptif  dengan  perubahan  di  tempat  kerja.  Ketiga,  adalah  lemahnya tingkat kemampuan ability dalam mengatasi masalah pekerjaan Irianto, 2001.
Pada  kenyataannya  bahwa  kemampuan  dan  keterampilan  yang  dimiliki karyawan  belum tentu  sesuai  dengan  yang  diharapkan  organisasi,  karena  biasanya
program pengembangan sumberdaya manusia yang diimplementasikan dalam bentuk pelatihan  tidak  dilakukan  secara  benar,  hanya  menghabiskan  anggaran  yang
disediakan,  dan  program  yang  dilakukan  tidak  berdasarkan  analisis  kebutuhan pelatihan.  Oleh  karena  itu,  sebelum  dilakukan  pelatihan,  sebaiknya  melakukan
identifikasi kebutuhan pelatihan, agar pelatihan nantinya tepat dan sesuai siapa yang membutuhkan  pelatihan,  mengapa  mereka  membutuhkan  pelatihan, serta  lebih
efisiensi  dalam  alokasi  dana  program  pelatihan  dan  efektifitas  dalam  pelaksanaan pelatihan.
Berdasarkan  laporan  penyelesaian  SPP  Klim  tahun  2009,  penyelesaian  SPP Klim  langsung  hanya  dapat  dicapai  sebesar  9,63  persen  dengan  jumlah  klim
pengajuan  SPP  sebesar  19,296  berkas,  sedangkan  untuk  penyelesaian  SPP  Klim tidak  langsung  hanya  dapat  dicapai  sebesar  24,9  persen,  dengan  jumlah  klim
pengajuan  SPP  sebesar  13,818  berkas  dari  target  penyelesaian  SPP  Klim  tahun 2009  yaitu  80  persen  baik  untuk  yang  surat  permintaan  pembayaran  SPP  yang
diurus  langsung  dengan  sistem  pelayanan  1  jam  selesai,  maupun  2  jam  untuk  SPP tidak  langsung.  Melihat  hasil  kinerja  pelayanan  dalam  penyelesaian  SPP  Klim
menunjukkan  bahwa  karyawan  bidang  pelayanan  belum  bisa  mencapai  target  yang telah ditentukan. Hal tersebut diantaranya terjadi karena kurangnya kemampuan yang
dimiliki  oleh  sumberdaya  manusia  pada  bidang  pelayanan  sehingga  belum  bisa memenuhi kemampuan yang diharapkan PT Taspen Persero Kantor Cabang Bogor.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  permasalahan  penelitian  dapat  dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pelatihan karyawan pada Bidang Pelayanan?
2. Bagaimana  tingkat  pengetahuan,  keterampilan  serta  sikap  yang  dimiliki
karyawan  Bidang  Pelayanan  dilihat  dari  Kemampuan  Kerja Jabatan  KKJ  dan Kemampuan Kerja Pribadi KKP?
3. Bagaimana  kebutuhan  pelatihan  bagi  karyawan  PT  Taspen Persero Kantor
Cabang  Bogor  Bidang  Pelayanan,  serta  jenis  pelatihan  yang  perlu  dilakukan berdasarkan analisis KKJ dan KKP?
1.3. Tujuan Penelitian