3. Contoh pelanggaran dan prestasi
4. Mekanisme pelaksanaan
penghargaan dan sanksi
6. Proses Penyelesaian
Masalah Pengguna dan petugasnya
mempunyai akses yang cepat untuk mengurangi biaya,
arena‐arena lokal untuk memecahkan masalah antar
pengguna atau antara pengguna dan petugasnya
1. Bagaimana bentuk penyelesaian
masalah. Contoh:
Hubungan dengan kepercayaan trust
7. Pengenalan hak
minimal untuk diatur
Hak pengguna untuk merancang kelembagaannya
tidak bertentangan dengan otoritas eksternal pemerintah
1. Otorisasi hak pengelolaan
pengguna otonomi
pengelolaan
8. Kelompok
pengguna untuk CPRs yang
merupakan bagian dari sistem yang
lebih besar Penyisihan, penetapan,
monitoring, penegakan, resolusi konflik dan aktivitas
tata kelola pemerintahan diorganisasikan dalam
berbagai kelompok pengguna 1. Hierarki manajemen
pengguna 2. Independensi
pengguna
Selanjutnya pengujian prinsip delapan Ostrom untuk menentukan kinerja pengelolaan hutan mangrove telah dilakukan pengujian oleh Gautam dan Shivakoti
2005 dengan melakukan pengujian pengelolaan hutan di Pegunungan Nepal. Dari studi tersebut direkomendasikan pengaturan ulang pada prinsip nomor 2, 4, dan 7.
Tabel 8. Pengaturan Ulang Prinsip Desain Ostrom untuk CPR Kehutanan
No. Pengaturan Ulang Prinsip Desain Ostrom
2 1 Distribusi keuntungan dari aturan pelarangan proporsional dengan biaya
yang dikenakan pada aturan yang ditentukan 2 Aturan pelanggaran membatasi waktu, tempat, teknologi danatau jumlah
unit sumberdaya yang terkait dengan kondisi lingkungan lokal, sosial budaya dan ekonomi
4 1 Pengawas, yang aktif mengaudit kondisi CPR dan perilaku pengguna,
bertanggung jawab kepada pengguna danatau pengguna sendiri 2 Tidak ada tekanan eksternal, yang efektif mengendalikan upaya pemantauan
lokal Tabel 7. Delapan Prinsip Ostrom 1990 pengelolaan lestari sumberdaya alam milik
bersama lanjutan
7 1 Hak pengguna untuk merancang kelembagaan mereka sendiri tidak
ditentang atau dihambat oleh faktor eksternal atau otoritas lokal yang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan kelembagaan pengguna
2 Tidak ada kekuatan tunggal kelompok pengguna yang dapat mencegah kelompok pengguna lainnya dari mengorganisasi diri dan berpartisipasi
dalam merancang kelembagaan
3.4.2.5 Kinerja
Kinerja dari pengelolaan sumberdaya hutan mangrove yaitu dengan adanya evolusi hak kepemilikan dan penataan peran para pihak pada pengelolaan ekosistem
hutan mangrove dengan kemunculan tanah timbul kasus tanah timbul hutan mangrove di Kabupaten Lampung Timur dilakukan berdasarkan kriteria evaluasi delapan prinsip
Ostrom 1990 pada periode 2005-2010 pemindahan kepemilikan ke perguruan tinggi.
Kinerja pengelolaan hutan mangrove ditentukan dengan tidak rusaknya hutan mangrove, masyarakat mendapat manfaat, dan peran para pihak meningkat.
Tabel 8. Pengaturan Ulang Prinsip Desain Ostrom untuk CPR Kehutanan lanjutan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Umum Wilayah Penelitian
4.1.1 Potensi Umum Desa
Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702 hektar,
dengan pembagian tata guna tanah sebagai berikut : a. Tanah Sawah meliputi sawah irigasi teknis, dan sawah tadah hujan
b. Tanah Kering meliputi tegalladang dan permukiman penduduk c. Tanah Basah berupa tanah rawa
d. Tanah Perkebunan yang merupakan tanah perkebunan rakyat e. Tanah Fasilitas Umum seperti perkantoran pemerintah dan kas desa
f. Tanah Hutan yang statusnya adalah Hutan Lindung Berdasarkan tipologinya Desa Margasari termasuk Desa pantai atau
pesisir. Rata-rata curah hujan di Desa Margasari berkisar 2.500 mm per tahun dengan jumlah hujan rata-rata 12 haribulan dengan suhu rata-rata
harian 15ºC. Jumlah bulan hujan selama ± 6 bulan yang terjadi antara bulan November sampai dengan bulan Maret, sedangkan bulan-bulan
kering terjadi antara bulan April sampai dengan bulan Oktober. Kondisi topografi Desa Margasari adalah dataran rendah dan pantai, dengan
ketinggian tanah dari permukaan laut adalah kurang lebih 1,5 meter. Desa Margasari berbatasan langsung dengan wilayah-wilayah
sebagai berikut : a. Sebelah utara
: Desa Suko Rahayu b. Sebelah selatan
: Desa Sriminosari c. Sebelah barat
: Desa Srigading d. Sebelah timur
: Laut Jawa
4.1.2 Potensi Sumber Daya Manusia
4.1.2.1 Jumlah Penduduk
Berdasarkan Daftar Isian Potensi Desa Margasari tahun 2009, jumlah penduduk Desa Margasari adalah 7.443 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 1.894 kepala keluarga. Penduduk Desa Margasari terdiri dari laki-laki sebanyak 3.784 jiwa dan perempuan sebanyak 3.659
jiwa.
4.1.2.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Desa Margasari masih tergolong rendah. Hal ini terlihat pada Tabel 9 yang menunjukkan sebagian besar 46,8
penduduk hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar SD. Sarana pendidikan yang dimiliki Desa Margasari juga masih kurang lengkap.
Desa Margasari hanya memiliki 4 Sekolah Dasar, 1 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 1 Taman Kanak-Kanak, dan 1 Madrasah. Untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, penduduk harus ke ibukota kecamatan atau ibukota propinsi.
Tabel 9. Persentase tingkat pendidikan penduduk Desa Margasari.
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa
orang Persentase
1 Belum Sekolah 993
26,1 2 Tamat Sekolah Dasarsederajat
1780 46,8
3 Tamat SLTPsederajat 682
17,9 4 Tamat SLTAsederajat
307 8,1
5 Tamat D1 - D3 29
0,8 6 Tamat S-1
15 0,4
TOTAL
3806 100,0
Sumber: Potensi Desa Margasari Tahun 2010.
4.1.2.3 Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat pesisir Desa Margasari bermata pencaharian sebagai nelayan 59,9 dan petani 20,1. Sedangkan sebagian kecil
lainnya bermata pencaharian sebagai karyawan, wiraswastapedagang,