Kebaharuan novelty Penelitian PENDAHULUAN

15 Kepala Desa berinisiasi memberikan areal kelolanya kepada Universitas Lampung. Inisiasi ini dilakukan dengan bentuk surat dukungan kepada pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Kemudian Universitas Lampung menginisiasi adanya kerjasama tiga pihak Masyarakat—Kabupaten Lampung Timur—Universitas Lampung dengan universitas sebagai pemegang hak kelola. Hak kepemilikan tetap sebagai kepemilikan negara dengan kerjasama tiga pihak. Evolusi kepemilikan yang terjadi di atas adalah sebuah pengayaan fenomena perubahan hak kepemilikan yang digambarkan oleh Kasper Streit 1998 bahwa evolusi kepemilikan dapat terjadi karena adanya perubahan waktu dan teknologi. Tetapi, dalam penelitian ini ada satu hal yang dapat ditambahkan yaitu perubahan hak kepemilikan juga disebabkan oleh perubahan sumberdaya itu sendiri. Sehingga bila ditambahkan maka faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan hak kepemilikan adalah: waktu, teknologi, dan karakteristik sumberdaya alam. Selanjutnya penelitian ini juga memperkuat dan memperluas pendapat Ostrom 1990 bahwa sumberdaya alam dengan karakteristik milik bersama, seperti di hutan mangrove tidak cocok untuk diberikan kepemilikan secara privat karena tidak menjamin keberlanjutan pengelolaannya dalam jangka panjang long enduring management. Pengelolaan bersama diperlukan dalam menunjang pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan dengan kerjasama tiga pihak masyarakat-pemerintah-universitas. Teori Evolusi Kepemilikan Hutan mangrove berkelanjutan Ekosistem Hutan Mangrove Hutan Tanah Timbul Hutan Mangrove di kawasan lindung CPRs non- excludable rivalry: Hutan Mangrove -public policy -public choices Permasalahan pemilikan pemanfaatan Evolusi Kepemilikan Lahan dan Penataan Peran Para Pihak di Ekosistem Hutan Mangrove Perubahan Kepemilikan Perubahan Stakeholder Analisis Stakeholder Perumusan Masalah: 1. Bagaimana perubahan karakteristik ekosistem hutan mangrove dan evolusi hak kepemilikan dengan fenomena kemunculan tanah timbul?

2. Bagaimana perubahan kondisi sosial, ekonomi dan valuasi masyarakat

dalam mempertahankan ekosistem hutan mangrove. 3. Bagaimana isi peraturan undang-undang dalam melestarikan hutan mangrove?

4. Bagaimana peran para pihak dan pengelolaan hutan mangrove yang efektif

di ekosistem hutan mangrove dengan fenomena kemunculan tanah timbul? Tujuan Penelitian: Model Penentuan hak ekosistem hutan mangrove tanah timbul, karakteristik dan sejarah hutan, evolusi hak kepemilikan, aturan dan undang2, kondisi sosial ekonomi lingkungan, peran stakeholder, bentuk efektif pengelolaan ekosistem hutan mangrove Penataan Kelembagaan Kebijakan pemberian hak kepemilikan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Teori Kelembagaan Kebijakan Hak kepemilikan Ekosistem Hutan Mnagrove

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hak Kepemilikan Property Right

Hak kepemilikan property right merupakan hak yang dimiliki individu, masyarakat, negara atas suatu sumberdaya assetendowment untuk mengelola, memperoleh manfaat, memindah tangankan, bahkan untuk merusaknya North 1990. Hak kepemilikan merupakan sebuah kelembagaan karena hak kepemilikan mengandung implikasi hubungan antara sumberdaya dengan aktor yang terlibat dalam pemanfaatan sumberdaya, artinya apabila aktor berdiri sendiri tanpa ada sumberdaya yang dimanfaatkan, atau sumberdaya yang tersedia tanpa ada aktor yang memanfaatkannya, maka pendefinisian hak kepemilikan tidak diperlukan. Hak kepemilikan ini merupakan kumpulan hak-hak bundle of rights yang diatur melalui aturan tertentu, sehingga North 1990 menyatakan bahwa hak kepemilikan merupakan institusi, karena di dalamnya mengandung norma-norma dan aturan main pemanfaatannya dan merupakan alat pengatur hubungan antar individu. Hak tersebut dapat diperoleh melalui pembelian, pemberian dan hadiah atau melalui pengaturan administrasi pemerintah. Susunan kelembagaan hak kepemilikan institutional arrangement of property regime atas hak kepemilikan dapat bermacam-macam, yaitu 1 hak milik pribadi private property, 2 milik negara state property, 3 hak milik komunal adatulayat communal property, 4 milik umum public property, 5 hak atas manfaat user rights, dan 6 tidak berpemilik open access property or no property right. Terdapat empat tipe kepemilikan, yaitu : tidak ada pemilik open access, milik bersama communal property, milik negara state property dan milik pribadi private property Kissling-N¨af Kurt Bisang 2001. Bromley 2009 menyatakan bahwa tipe kepemilikan yang open access menimbulkan kerusakan sumberdaya karena tidak ada aturan main dalam penegakan haknya. Lebih jauh, tipologi kepemilikan barang dan jasa menurut Kasper Streit 1998 terdiri dari private property, free good, pure public good, dan common property yang terdiri dari open group-commons or club good dan closed group-public domain property dan socialized property.