Gambar 5. Pemetaan peran para pihak berbasis agen perubahan change agent DFID 2003 Nugroho 2008
Gambar 6. Pemetaan peran para pihak berbasis peran kunci keyplayers Reed et al. 2004
3.4.2.3 Rekapitulasi Pengumpulan Data
Dalam rangka mempermudah analisis data, maka dilakukan pengelompokkan antara rencana pengambilan data kuantitatif dan kualitatif. Analisis yang dilakukan
akan menggunakan analisis kualitatif yang didukung data kuantitatif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan periode waktu evolusi hak kepemilikan dan peran para
pihak berdasarkan periode tahun : a.1977-1990 open access ke privat property;
b.1991-1997 penanaman mangrove dan mangrove meluas-state property; c.1998-2004 state property; dan d.2005-2010 pemindahan kepemilikan ke perguruan tinggi.
Hal ini sesuai yang dilakukan oleh Gautam dan Shivakoti 2005 dalam melakukan penilaian terhadap pengelolaan hutan dengan krakteristik sumberdaya milik
publik di India berdasarkan dua lokasi pengamatan. Penelitian tersebut melakukan
pembandingan pengelolaan hutan pada dua lokasi sumberdaya hutan yaitu di Dhulikhel dan Jyalacitti dengan menggunakan delapan prinsip perencanaan Ostrom 1990. Untuk
lebih jelasnya maka rekapitulasi rencana analisis data per periode pada Tabel 5 dan 6.
Tabel 5. Rekapitulasi Pengumpulan Data Kuantitatif
No Variabel
1977-1990 1991-1997 1998-2004 2005-2010
1. Luas hutan di
tanah timbul 2.
FloraFauna 3.
Kepemilikan dan Luas
4. Penyedia
infrastruktur 5.
Infrastruktur pendukung
6. Produksi kepiting
7. Pengguna
sumberdaya -
∑ Nelayan -
∑ Petambak dan luas
8. Peran para pihak
Tabel 6. Rekapitulasi Pengumpulan Data Kualitatif
No Pertanyaan Kunci
1977— 1990
1991— 1997
1998— 2004
2005— 2010
1. Sejarah hutan
kepemilikan 2.
Persepsi pengelolaan hutan
mangrove di antara para pihak
3. Valuasi
masyarakat terhadap hutan
mangrove dan abrasi
4. Undang-undang
dan regulasi 5.
Bagaimana sebaiknya
pemberian hak tanah timbul
6. Interaksi kekuatan
sosial ekologi
3.4.2.4 Kriteria Evaluasi
Setelah diketahui hubungan di antara entitas dalam analisis metode kekuatan ekologi-sosial sumberdaya alam dan peran para pihak maka dilakukan kriteria evaluasi
dengan penerapan delapan 8 Prinsip Sukses Aksi Pengelolaan Sumberdaya dengan karakteristik sumberdaya milik publik Tabel 7. Penerapan delapan prinsip Ostrom
1990 tersebut akan dapat menerangkan perbedaan antara pengelolaan dengan kekuatan sosial ekologi sumberdaya alam Guillet 1992; Abernethy dan Sally 2000; de Moor et
al. 2002; Kaijser 2002 dalam Anderies et al. 2004.
Tabel 7. Delapan Prinsip Ostrom 1990 pengelolaan lestari sumberdaya alam milik bersama
No. Prinsip
Penjelasan Arah Pertanyaan
1. Batas‐batas
terdefinisi dengan jelas
Sumberdaya dan pengguna terdefinisi dengan jelas
1. Tupoksi dalam bentuk tertulis
2. Kejelasan kewenangan untuk
tingkat manajemen 2.
Relevansi sesuaisebangun
a. Distribusi manfaat dari aturan yang sesuai
proporsional terhadap biaya pemaksaan oleh aturan yang
ditentukan
b. Aturan yang sesuai membatasi waktu, tempat,
teknologi danatau jumlah unit sumberdaya yang
berkaitan dengan kondisi lokal
1. Keterlibatan stakeholders dalam
pembuatan aturan
3. Pengaturan pilihan
Kolektif Sebagian besar individu yang
dipengaruhi oleh aturan operasional dapat
berpartisipasi dalam memodifikasi aturan ini
1. Siapa agent of change
2. Bagaimana proses perubahan itu terjadi
pimpinan, alumni, para pihak
4. Pengawasan
Pemantaupengawas, orang secara aktif mengaudit kondisi
CPR dan behavior pengguna, dapat dipertanggungjawabkan
terhadap pengguna danatau pengguna sendiri
1. Siapa pelaku monitoring
2. Mekanisme dan instrument
monitoring siapa, obyek apa,
bagaimana
3. Kriteria, indikator dan komponen
penilaian 4. Akuntabilitas dari
Pengelolaan 5.
Penetapan sanksi Pengguna yang melanggar
aturan operasional harus menerima sanksi dari
pengguna lain, dari petugas pemeriksa penggunadari
keduanya 1. Adakah aturan
penghargaan reward
dan sanksi punishment
2. Bagaimana persepsi dan penerimaan
masyarakat terhadap aturan tersebut