BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Cengkeh
Cengkeh adalah bunga yang belum mekar yang dikeringkan hingga kadar airnya tersisa antara 11 sampai 12 persen. Menurut Conti dalam Ruhnayat 2002,
tanaman cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia tepatnya berasal dari daerah Banda di kepulauan Maluku. Sampai abad ke-18 hanya Maluku satu-satunya
produsen cengkeh. Namun di permulaan abad ke-19, Kepulauan Zanzibar dan Madagaskar telah merupakan produsen baru cengkeh Hadiwijaya, 1989.
Gmelig dalam Sumargandi 1983 membedakan jenis cengkeh di Indonesia dalam jenis cengkeh liar dan cengkeh dibudidayakan. Masing-masing
jenis di bagi dalam dua tipe utama dan dalam tiap tipe utama terdapat sub-sub tipe. Jenis yang paling dominan dibudidayakan adalah sub jenis Sikotok, Siputih
dan Zanzibar. Perbedaan sifat antara ketiga jenis cengkeh dapat dilihat dari daun, bunga, percabangan dan akarnya Tabel 3. Dari ke tiga jenis cengkeh, jenis
Zanzibar memiliki daya tahan yang lebih baik. Dengan terjadinya persarian persilangan maka terjadilah bentuk-bentuk peralihan dari ke tiga jenis cengkeh
tersebut. Oleh karena itu sulit untuk membedakan jenis cengkeh yang ada sekarang.
Tanaman cengkeh mempunyai dua masa kritis dalam siklus hidupnya, yaitu masa sebelum tanaman mencapai umur 3 tahun dan setelah umur 8 tahun,
terutama pada awal dan sesudah panen pertama. Keadaan pertumbuhan tanaman tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh dan cara budidaya. Tanaman
cengkeh dimasukkan pada kategori tanaman manja dalam arti memerlukan lingkungan yang khusus dan pemeliharaan yang intensif Ruhnayat, 2002.
Tabel 3. Perbedaan Sifat antara Siputih, Sikotok dan Zanzibar
Sifat Siputih
Sikotok Zanzibar
Warna daun Kuning atau hijau
muda Hijau sampai hijau
tua Hijau gelap
Ukuran helai daun
Besar Lebih kecil dari
siputih Panjang dan
ramping Cabang, dahan
dan daun Kurang rimbun
Sangat rindang Sangat rindang
Letak percabangan
Agak jauh dari permukaan tanah,
cabang bawah mati Dekat dengan
permukaan tanah, cabang bawah terus
tumbuh Dekat dengan
permukaan tanah, cabang bawah
terus tumbuh Warna bunga
Kuning Kuning dengan
sedikit kemerah- merahan pada
pangkal bunganya Lebih merah
Besar bunga Besar
Lebih kecil dari siputih
Kecil atau sedang Jumlah bunga
Kurang lebat Lebat
Lebat Jumlah perakaran
Sedikit Agak banyak
Banyak Resisten terhadap
mati bujang Diduga tidak tahan
Diduga lebih tahan dari siputih
Diduga lebih tahan dari siputih
Daya adaptasi terhadap sifat
tanah yang kurang baik
Diduga kurang baik Diduga lebih baik
Diduga lebih baik
Sumber: Taruli, 2002
Cengkeh menghendaki iklim yang panas dengan curah hujan cukup merata, karena tanaman ini tidak tahan kemarau panjang. Tanaman cengkeh
tumbuh dengan baik pada suhu optimum 18ºC-30ºC, kelembaban optimum antara 60-80 persen, ketinggian 600-900 meter dari permukaan laut dan curah hujan
2000-6000 mm tiap tahun Hadiwijaya dalam Taruli, 2002. Selain itu, tanah yang sesuai adalah yang gembur, solum yang tebal minimal 1,5 meter dan kedalaman
air tanah lebih dari 3 meter dari permukaan tanah serta memiliki tingkat
kemasaman 5,5-6,5 pH. Jenis tanah yang cocok antara lain latosol, podsolik merah, mediterian dan andosol Ruhnayat, 2002.
2.2. Produksi dan Luas Areal Tanaman Cengkeh Indonesia