BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Perkembangan Konsumsi Cengkeh Industri Rokok Kretek
Cengkeh sebagai salah satu komoditas penting tanaman perkebunan di Indonesia sebagian besar diproduksi oleh perkebunan rakyat. Industri rokok
kretek merupakan konsumen utama cengkeh karena menyerap hampir seluruh produksi cengkeh nasional yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam
memproduksi rokok kretek. Sedangkan konsumsi cengkeh oleh rumah tangga, industri farmasi dan industri kosmetik masih relatif kecil. Karena rumah tangga
hanya menggunakan cengkeh untuk kebutuhan bumbu masak, industri farmasi dan kosmetik menggunakan cengkeh hanya sebagai penolong.
Konsumsi cengkeh industri rokok kretek cenderung stagnan. Dalam periode tahun 1994 sampai tahun 1999 rata-rata konsumsi cengkeh industri rokok
kretek sebesar 96079 ton atau dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,2 persen. Sedangkan pada periode tahun 2000 sampai 2007 rata-rata konsumsi cengkeh
industri rokok kretek sebesar 97168 ton atau dengan dengan laju rata-rata pertumbuhan sebesar 2,3 persen. Bila di lihat pada Tabel 7. hanya pertumbuhan
pada tahun 2004 yang mencapai angka di atas 10 persen, sedangkan tahun-tahun yang lain memiliki pertumbuhan di bawah 10 persen.
Tabel 7. Perkembangan Konsumsi Cengkeh Industri Rokok Kretek 1994-2007
TAHUN KONSUMSI CENGKEH TON
PERTUMBUHAN
1994 95378
- 1995
98703 3,5
1996 92298
-6,5 1997
96777 4,9
1998 99906
3,2 1999
93410 -6,5
1994-1999 96079
-0,2 2000
96818 3,6
2001 96106
-0,7 2002
86823 -9,7
2003 85245
-1,8 2004
95670 12,2
2005 100454
5,0 2006
105476 5,0
2007 110750
5,0 2000-2007
97168 2,3
1994-2007 96701
1,2
Sumber: Gapri, 2006 Keterangan:
= Sementara
Jumlah konsumsi cengkeh industri rokok kretek dapat juga di lihat dari besarnya kandungan cengkeh dalam rokok kretek yang diproduksi Tabel 8.
Besarnya kandungan cengkeh dalam rokok kretek tergantung jenis rokok kretek dan ukurannya. Penelitian atau laporan dari berbagai instansi yang dilakukan,
kandungan cengkeh yang paling tinggi terdapat dalam rokok jenis klobot, diikuti rokok jenis SKT dan yang paling rendah kandungan cengkehnya terdapat dalam
rokok jenis SKM. Ukuran yang meliputi besar kecil dan panjang pendek batang rokok kretek akan mempengaruhi bobot rokok kretek dan kandungan cengkehnya.
Umumnya rokok jenis SKM yang paling ringan kemudian rokok jenis SKT dan jenis klobot yang paling berat.
Tabel 8. Perkembangan Kandungan Cengkeh dalam Rokok Kretek Menurut Berbagai Penelitian dan Laporan Tahun 1989-2003
Jenis Rokok Kretek mgbatang Penelitianlaporan
SKT SKM
KLB
800 600
1000 640
480 880
GAPPRI 1989 1995
2004 640
350 880
690 385
880 LPEM UI 1989
1992 445
325 638
Dirjen IHP, Depperin 1995 590
520 480
Balitro 1995 590
330 -
Sumber: Rumangit, 2007
Perkembangan produksi rokok kretek di Indonesia akan mempengaruhi jumlah cengkeh yang di konsumsi oleh industri rokok kretek. Tampak secara total,
produksi rokok kretek cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode tahun 1980 sampai tahun 1984 produksi rokok kretek didominasi oleh rokok jenis
SKT. Baru pada periode tahun 1985 sampai tahun 2006 dominasi di ambil
alih oleh produksi rokok jenis SKM. Sementara rokok jenis klobot dari tahun ke tahun relatif sedikit atau cenderung tetap. Perkembangan produksi rokok kretek
berdasarkan jenisnya dapat di lihat pada Tabel 9. Pesatnya perkembangan produksi rokok kretek jenis SKM, tidak terlepas
dari perkembangan teknologi dalam industri rokok kretek melalui kegiatan mesinisasi dalam produksi rokok kretek yang dipelopori oleh PT Bentoel, Malang
Rumangit, 2007. Sedangkan peningkatan produksi rokok kretek jenis SKT erat kaitannya dengan perkembangan selera konsumen dan seiring dengan
perkembangan teknologi dalam industri rokok kretek Gonarsyah, 1996.
Secara rataan dalam kurun waktu 27 tahun 1980-2006, total produksi rokok kretek mengalami laju pertumbuhan sebesar 6,14 persen per tahun. Laju
rata-rata pertumbuhan total produksi rokok kretek periode tahun 1980 sampai tahun 1989 sebesar 10,65 persen per pertahun lebih tinggi dari pada periode tahun
1990 sampai tahun 2006 sebesar 3,48 persen per tahun. Tabel 9. Perkembangan Produksi Rokok Kretek Nasional Tahun 1980-2007
SKT SKM
KLB TOTAL
TAHUN juta
batang juta
batang juta
batang juta
batang
1980 37493
- 13882
1391 52766
- 1981
39511 5,38
23461 69,00
1283 -7,76
64255 21,77
1982 39809
0,75 20573
-12,31 1291
0,62 61673
-4,02 1983
43186 8,48
23988 16,60
805 -37,65
67979 10,22
1984 43873
1,59 31579
31,64 953
18,39 76405
12,40 1985
41771 -4,79
43785 38,65
1032 8,29
86588 13,33
1986 41465
-0,73 56678
29,45 1160
12,40 99303
14,68 1987
42016 1,33
69908 23,34
1091 -5,95
113015 13,81
1988 41945
-0,17 81165
16,10 1111
1,83 124221
9,92 1989
40298 -3,93
87413 7,70
1108 -0,27
128819 3,70
1980-1989 41136,7
0,88 45243,2
24,46 1122,5
-1,12 87502,4
10,65 1990
40598 0,74
98418 12,59
1143 3,16
140159 8,80
1991 44108
8,65 89424
-9,14 988
-13,56 134520
-4,02 1992
40274 -8,69
93454 4,51
866 -12,35
134593 0,05
1993 40881
1,51 97858
4,71 731
-15,59 139470
3,62 1994
47440 16,04
108218 10,59
631 -13,68
156289 12,06
1995 50928
7,35 111026
2,59 665
5,39 162619
4,05 1996
53038 4,14
116789 5,19
609 -8,42
170436 4,81
1997 52382
-1,24 127480
9,15 566
-7,06 180429
5,86 1998
60226 14,97
104373 -18,13
825 45,76
165425 -8,32
1999 73041
21,28 95982
-8,04 741
-10,18 169764
2,62 2000
77036 5,47
104458 8,83
1054 42,24
185549 9,30
2001 84790
10,07 101868
-2,48 675
-35,96 187333
0,96 2002
79409 -6,35
93862 -7,86
640 -5,19
173911 -7,16
2003 76159
-4,09 103293
10,05 611
-4,53 180063
3,54 2004
82882 8,83
120649 16,80
626 2,45
204157 13,38
2005 86954
4,91 126071
4,49 683
9,11 213708
4,68 2006
91157 4,83
132575 5,16
662 -3,07
224394 5,00
1990-2006 63606,06
5,20 107399,89
2,88 748
-1,26 171930,53
3,48 1980-2006
54778,81 3,60
82981,18 10,88
895,125 -1,21
138762,33 6,14
Sumber: Gappri, 2006
Pada tabel juga dapat di lihat pada periode tahun 1980 sampai tahun 1989, laju rata-rata produksi rokok jenis SKM sebesar 24,46 persen per tahun, tetapi
pada periode tahun 1990 sampai tahun 2006 mengalami penurunan menjadi hanya sebesar 2,88 persen per tahun. Hal ini berbanding terbalik dengan laju rata-rata
pertumbuhan produksi rokok jenis SKT yang mengalami peningkatan, yaitu 0,88 persen per tahun pada periode tahun 1980 sampai 1989 menjadi 5,20 persen per
tahun pada periode tahun 1990 sampai 2006. Rumangit 2007 menyatakan pesatnya perkembangan produksi rokok
kretek dalam negeri, di dorong oleh dua hal, yaitu: pertama, meningkatnya potensi pasar rokok kretek di dalam negeri. Ditunjukkan oleh meningkatnya rata-rata
konsumsi rokok kretek per kapita per bulan, baik untuk daerah pedesaan maupun daerah perkotaan, dari 2,4 batang SKT dan 4,0 batang SKM pada tahun 1990
menjadi 3,7 batang SKT dan 6,0 batang SKM pada tahun 2003. Kedua, meningkatnya potensi ekspor rokok kretek terlihat dari nilai ekspor rokok kretek.
Ditunjukkan oleh meningkatnya sumbangan devisa dari ekspor rokok kretek, dari 100 juta US tahun 1998, 113 juta US tahun 1999, 137 juta US tahun 2000 dan
172 juta US tahun 2001 serta bertambahnya negara-negara tujuan ekspor baru yang cukup potensial bagi rokok kretek produksi Indonesia.
Dengan mengetahui jumlah produksi rokok kretek berdasarkan jenisnya dan jumlah kandungan cengkeh dalam rokok kretek, dapat diketahui
perkembangan konsumsi cengkah dari tahun 1980 sampai tahun 2006. Tabel 10. menunjukkan perkembangan konsumsi cengkeh industri rokok kretek tahun 1980-
2006. Meskipun rokok jenis SKM menggunakan cengkeh lebih sedikit dibandingkan dengan rokok jenis SKT dan klobot, tetapi dari segi produksi,
jumlah konsumsi cengkeh rokok jenis SKM tahun 1986 sampai 2000 jauh lebih besar dibandingkan dengan rokok jenis SKT dan klobot.
Tabel 10. Perkembangan Konsumsi Cengkeh Industri Rokok Kretek Tahun1980-2006 Versi Gappri Ton
TAHUN SKT
SKM KLB
TOTAL
1980 29994
8329 1391
39715 1981
31609 14077
1283 46968
1982 31847
12344 1291
45482 1983
34549 14393
805 49747
1984 35098
18947 953
54999 1985
33417 26271
1032 60720
1986 33172
34007 1160
68339 1987
33613 41945
1091 76649
1988 33556
48699 1111
83366 1989
32238 52448
1108 85794
1990 32478
59051 1143
92672 1991
35286 53654
988 89929
1992 32219
56072 866
89158 1993
32705 58715
731 92151
1994 37952
64931 631
103514 1995
32594 53292
585 86472
1996 33944
56059 536
90539 1997
33524 61190
498 95213
1998 38545
50099 726
89370 1999
46746 46071
652 93470
2000 49303
50140 928
100370 2001
54266 48897
594 103756
2002 50822
45054 563
96439 2003
48742 49581
538 98860
2004 53873
42227 551
96651 2005
56520 44125
601 101246
2006 59252
46401 583
106236
5.2. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Cengkeh Industri Rokok Kretek