19 kemampuan berbahasa siswa. Kemampuan berbahasa tersebut meliputi
kemampuan berkomunikasi dan apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia. Apresiasi terhadap hasil karya sastra contohnya adalah pantun. Pembelajaran
Bahasa Indonesia materi pantun yang dilaksanakan peneliti bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi siswa terhadap karya sastra. Siswa diharapkan dapat
memahami pantun meliputi pengertian, ciri-ciri, dan jenis pantun serta dapat melengkapi dan menyusun pantun acak menjadi pantun yang padu
2.1.6 Materi Pantun
Materi pantun merupakan materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD. Pada subbagian materi pantun akan dijelaskan pengertian pantun, ciri-ciri
pantun dan jenis pantun yang dijelaskan sebagai berikut:
2.1.6.1 Pengertian Pantun
Indonesia mempunyai keberagaman budaya. Salah satu bentuk kebudayaan bangsa Indonesia yang patut dibanggakan adalah sastra atau
kesusastraan. Kesusastraan yang berkembang sejak zaman dulu sangat beragam. Menurut Berdianti 2008: 1 bentuk kesusastraan yang sudah berkembang sejak
dulu ada yang berbentuk prosa dan puisi. Bentuk prosa diantaranya adalah hikayat, kisah, roman dan lain sebagainya. Bentuk puisi antara lain syair, seloka,
talibun, karmina, dan pantun. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti
petuntun. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda
dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal
sebagai umpasa Wikipedia Bahasa Indonesia 2013. Berdianti 2008: 3
20 mengemukakan bahwa pantun adalah karya sastra berbentuk puisi yang
mempunyai ciri khas dalam penyusunannya. Dari segi bentuk pantun terdiri atas bait dan baris. Sedangkan dari segi isi, pantun terdiri atas sampiran dan isi.
2.1.6.2 Ciri-Ciri Pantun
Setiap karya sastra mempunyai karakteristik tersendiri. Menurut Berdianti 2008: 4 secara khusus pantun mempunyai ciri-ciri baik dari segi bentuk maupun
isinya, yaitu: 1 setiap bait pantun terdiri atas 4 baris; 2 baris pertama dan
kedua merupakan sampiran atau bukan maksud yang sesungguhnya, biasanya berupa kiasan-kiasan, apa yang akan
disampaikan oleh pembuat pantun dituangkan di baris ini; 3 baris ketiga dan keempat merupakan isi; 4 sajak atau bunyi pada
pantun harus beraturan yaitu bersajak a-b-a-b. Ciri pantun yang pertama adalah setiap baitnya terdiri atas 4 baris. Dalam
satu bait pantun hanya terdapat empat baris, contoh: Gagak terbang tinggi,
rajawali hinggap di batu. Anak yang berbakti,
pasti senang membantu ibu. Ciri pantun yang kedua adalah dua baris pertama baris pertama dan
kedua merupakan sampiran atau bukan maksud yang sesungguhnya. Biasanya berupa kiasan-kiasan. Contoh sampiran adalah sebagai berikut:
Gagak terbang tinggi, rajawali hinggap di batu.
Ciri pantun yang ketiga adalah dua baris terakhir baris ketiga dan keempat merupakan isi. Apa yang akan disampaikan oleh pembuat pantun
21 dituangkan di baris ini. Contoh isi pantun:
Anak yang berbakti, pasti senang membantu ibu.
Ciri pantun yang keempat adalah sajak bunyi pada pantun harus beraturan. Sajak atau bunyi terakhir baris pertama sama dengan baris ketiga.
Sedangkan baris kedua sama bunyi akhirnya dengan baris keempat. Maka bila dibuatkan rumus sajak, pantun bersajak a-b-a-b. Contoh:
Gagak terbang tinggi,------------------ a
rajawali hinggap di batu. -------------- b
Anak yang berbakti, -------------------- a
pasti senang membantu ibu. ----------- b
Baris pertama sama dengan baris ketiga berbunyi akhir –i sedangkan baris kedua sama dengan baris keempat berbunyi akhir –u.
2.1.6.3 Jenis-Jenis Pantun