33 NHT. Hamdani 2011: 90 memaparkan beberapa kelebihan. Diantara
kelebihannya yaitu: 1 setiap siswa menjadi siap semua; 2 siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; 3 siswa yang pandai dapat mengajari siswa
yang kurang pandai. Hamdani juga memaparkan kekurangan model pembelajaran NHT sebagai berikut: 1 kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi
oleh guru; 2 tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Damayanti 2012 mengemukakan kelebihan model pembelajaran
NHT yang dikutip dari Hill sebagai berikut:
1 dapat meningkatkan prestasi belajar siswa; 2 mampu memperdalam pamahaman siswa; 3 menyenangkan siswa dalam
belajar; 4 mengembangkan sikap positif siswa; 5 mengembangkan sikap kepemimpinan siswa; 6 mengembangkan
rasa ingin tahu siswa; 7 meningkatkan rasa percaya diri siswa; 8 mengembangkan rasa saling memiliki; serta 9 mengembangkan
keterampilan untuk masa depan. Kekurangan dari model pembelajaran Numbered Heads Together NHT
menurut Damayanti 2012 yaitu kelas cenderung jadi ramai, terutama untuk kelas dengan jumlah siswa lebih dari 33 orang. Kekurangan ini harus disiasati oleh guru
kelas dengan sebaik-baiknya. Guru harus bisa mengkondisikan siswa agar kelas terkendali. Jika kondisi kelas ramai, akan mengganggu kegiatan pembelajaran
tidak hanya di kelas sendiri, tetapi bisa juga menganggu kelas lain.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang berkaitan dengan penelitian peneliti. Dalam hal ini berkaitan dengan model pembelajaran yang
digunakan yaitu model pembelajaran Numbered Heads Together NHT yang
34 diterapkan di sekolah dasar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran Numbered Heads Together NHT efektif dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian peneliti, antara lain yaitu penelitian dengan judul “Penerapan Model Numbered Heads Together
untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pasanggrahan 02 kota Batu” oleh Vita Dwi Agustina mahasiswa PGSD
Universitas Negeri Malang tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model NHT dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas IV SDN Pesanggrahan 02 Kota Batu. Hal ini ditandai pada kegiatan diskusi kelompok yang menggunakan model NHT pada tahap berpikir bersama
dan pemberian jawaban. Pada tahap ini, siswa aktif dan berani dalam mengemukakan pendapatnya ketika diskusi dengan anggota kelompoknya
maupun menanggapi jawaban kelompok lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara individu dan klasikal mengalami
peningkatan. Pada pra tindakan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 40 6 siswa dari jumlah keseluruhan 16 siswa. Peningkatan mencapai 33,33 pada
siklus I yaitu ketuntasan belajar klasikal mencapai 73,33 11 siswa. Pada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 100. Hasil ini berarti bahwa
peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal siswa kelas IV SDN Pesanggrahan 02 Kota Batu dari tahap pra tindakan sampai siklus II mencapai 60.
Penelitian lain berjudul “Efektivitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
35 NHT pada Siswa Kelas V SD Negeri Salatiga 12 Semester 2 Tahun Pelajaran
20112012” oleh Rosnawati mahasiswa PGSD Universitas Kristen Satya Wacana tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan efektivitas pembelajaran
matematika menggunakan model NHT terhadap minat belajar dan hasil belajar siswa. Model NHT ini dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dengan
berceramah. Pembelajaran matematika menggunakan model NHT lebih efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Hal ini dibandingkan dengan
pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran konvensional dengan berceramah. Rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas
eksperimen meningkat dari 49,33 menjadi 73,80 setelah diberi perlakuan model NHT. Kelas kontrol juga mengalami peningkatan dari 46,77 menjadi 58,17 setelah
dilaksanakan pembelajaran menggunakan model konvensional. Minat belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum perlakuan berada pada kategori minat
belajar netral dengan skor 2,46. Setelah penerapan NHT minat belajar meningkat dengan skor individu 3,4. Untuk kelas kontrol tidak ada perubahan kategori minat
belajar yaitu dengan rata-rata skor 2,59. Selain aspek akademis, model pembelajaran NHT berhasil menumbuhkan aspek non akademik. Aspek non
akademik seperti keaktifan dalam belajar, kekompakan, kerja sama dalam kelompok, saling menerima perbedaan antar anggota kelompok, dan antusiasme
belajar. Selain itu penelitian berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together NHT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Materi Cahaya” merupakan penelitian tindakan kelas di kelas V SDN Cisalasih
36 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat oleh Hanna Rizkiana mahasiswa
PGSD Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012. Dari penelitian tersebut diperoleh data siswa yang mencapai ketuntasan tes hasil belajar pada siklus I
sebesar 85,7 dan pada siklus II sebesar 89,2 atau meningkat sebesar 3,5. Pada siklus III jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 92,8 atau
mengalami peningkatan sebesar 3,6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cisalasih Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada mata pelajaran IPA materi cahaya dengan pokok
bahasan sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya. Berdasarkan beberapa penelitian yang dipaparkan di atas, disimpulkan
bahwa model NHT cukup efektif untuk meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase siswa
yang mencapai ketuntasan hasil belajar. Selain berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together NHT juga
berhasil menumbuhkan aspek non akademik. Aspek non akademik tersebut seperti keaktifan dalam belajar, kekompakan, kerja sama dalam kelompok, saling
menerima perbedaan antar anggota kelompok, dan antusiasme belajar. Penelitian yang dilaksanakan peneliti merupakan penelitian baru yang
berbeda dari penelitian-penelitian yang dipaparkan sebelumnya. Perbedaan tersebut meliputi materi, mata pelajaran, jenjang sekolah dan tempat penelitian.
Namun ada kesamaan antara penelitian peneliti dengan penelitian yang dipaparkan sebelumnya. Kesamaan tersebut adalah penggunaan model
37 pembelajaran yaitu model Numbered Heads Together NHT.
2.3 Kerangka Berpikir