Manfaat Teoritis : Manfaat Praktis

menjawab masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah jenis ryakugo dalam bahasa Jepang? 2. Bagaimanakah kaidah pembentukan ryakugo dalam bahasa Jepang ? 1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seluk beluk akronim dalam bahasa Jepang dan menemukan pola pembentukan akronim bahasa Jepang. Fokus penelitian berada pada : 1. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis ryakugo dalam bahasa Jepang. 2. Untuk merumuskan kaidah pembentukan ryakugo dalam bahasa Jepang.

1.4.2. Manfaat Penelitian Manfaat yang dicapai dalam penelitian ini antara lain :

1.4.2.1. Manfaat Teoritis :

Secara teoritis. hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai bahasa Jepang dan dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya mengenai fenomena akronim bahasa jepang.

1.4.2.2. Manfaat Praktis

1. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kelancaran berkomunikasi dalam bahasa Jepang bagi pembelajar bahasa Jepang, Universitas Sumatera Utara masyarakat dan peneliti khususnya.

2. Dapat menjadi suatu sumber pengetahuan bagi pembelajar bahasa Jepang

mengenai ilmu bahasa Jepang. 3. Dapat menjadi sumber data bagi para pembelajar bahasa Jepang. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1. Morfologi 2.1.1.Pengertian Morfologi Morfologi sebagai cabang ilmu bahasa yang khusus mengkaji proses pembentukan kata dalam suatu bahasa. Kajian morfologi merupakan kajian yang meneliti suatu bahasa dari bagian terkecilnya yaitu morfem. Morfologi merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya, bentuk bahasanya, pengaruh perubahan bentuk bahasa pada fungsi dan arti kata, serta mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Menurut Bauer dalam Ba’dulu dan Herman 2005:2, morfologi membahas struktur internal bentuk kata. Istilah morfologi dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan keitairon dan morfem disebut keitaiso. Morfem keitaiso merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna dan tidak dapat dipecahkan lagi ke dalam satuan makna yang lebih kecil lagi. Koizumi 1993:89 menyatakan keitairon wa gokei no bunseki ga chuusin to naru morfologi adalah satu bidang ilmu yang meneliti pembentukan kata. Karena itu, tentu saja selalu terkait dengan kata, terutama dengan morfem. Koizumi 1993:91 mengatakan morfem adalah potongan yang terkecil dari kata yang mempunyai arti. Koizumi 1993:93 membagi morfem berdasarkan bentuk menjadi dua, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. 自 由 形 jiyuukei yang artinya bentuk bebas, yaitu morfem yang dilafalkan diucapkan secara tunggal atau berdiri sendiri. 2. 結合形 ketsugoukei yang artinya bentuk terikat, yaitu morfem yang biasanya digunakan dengan cara mengikatnya dengan morfem lain tanpa dapat dilafalkan secara tunggal atau berdiri sendiri. Batasan dan ruang lingkup morfologi dalam bahasa Jepang yaitu kata tango. Morfem keitaiso, alomorf ikeitai, pembentukan kata gokeisei, imbuhan setsuji, perubahan bentuk kata katsuyoukei dan sebagainya.

2.1.2. Morfologi Struktural