istilah yang lebih pendek. Misalnya: gorin yang digunakan untuk mengganti istilah orinpiku.
2.3. Penelitian yang relevan
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan tema yang diteliti dihimpun untuk dijadikan data dan referensi pendukung guna mempertegas teori-teori
yang telah ada. Ada empat penelitian terdahulu mengenai bentuk dan pola pembentukan akronim yang dilakukan oleh beberapa peneliti, yaitu:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Lydia Irawaty 2008 dengan judul “Singkatan dan Akronim dalam Media Chatting dan SMS Analisis Komunikasi Teks
dal am Internet dan Telepon Seluler”. Berdasarkan penelitian Lydia Irawati,
singkatan dan akronim dibentuk lebih sering karena faktor pragmatik daripada fonologis. Oleh karena itu, pemakai bahasa sangat berperan dalam pembentukan
singkatan. Lebih lanjut Lydia mengatakan untuk menghindari keambiguan itu, sebaiknya pemakai bahasa menghindari keambiguan penyingkatan kata-kata.
Kedua penelitian yang dilakukan oleh Edi Suwatno 2000 dengan judul “Akronim dalam Bahasa Jawa”. Penelitian Edi Suwatno mengkaji tipe-tipe akronim
dalam Bahasa Jawa dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan akronim. Edi Suwatno menemukan 10 tipe akronim dalam bahasa Jawa dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara lain, akronim untuk penghematan, akronim untuk menutupi atau merahasiakan hal yang tabu, akronim untuk memberikan makna, akronim
berfungsi untuk sapaan, akronim untuk menghaluskan pernyataan atau eufemisme,
Universitas Sumatera Utara
akronim yang menimbulkan suasana lucumelucu dan akronim untuk sindiran atau pelesetan.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Leli Dwirika 2000 dengan judul “Singkatan dan Akronim dalam Bahasa Indonesia Permasalahan dan Implikasinya
terhadap Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing ”. Leli Dwirika
mengkaji tentang 112 kelompok akronim dengan tambahan bentuk-bentuk akronim yang mempunyai pola dan struktur yang lebih beragam, rumit, dan tidak
memperhatikan bentuk kepanjangannya atau tidak bisa langsung ditebak apa kepanjangannya.
Terakhir, penelitian yang dilakukan oleh Susy Deliani 2013 dengan judul “Pola Akronim Dalam Bahasa Indonesia
”. Susi Deliani mengkaji tentangproses pembentukan akronim dalam bahasa Indonesia berdasarkan proses morfologi.
Masalah yang ditemukan belum ada pedoman proses pembentukan yang rinci, mengatur bagaimana proses pembentukan akronim dalam bahasa Indonesia, pola
fonotaktik dan pendapat, pengalaman dan pengetahuan penutur bahasa Indonesia tentang akronim bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan enam pola
pembentukan struktur akronim; yaitu 1 pengekalan suku dengan suku, 2 pengekalan suku dengan suku huruf, 3 pengekalan kata dengan suku, 4
pengekalan kata dengan suku ± huruf, 5 pengekalan huruf awal, dan 6 pengekalan huruf awal dengan suku.
Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, ditemukan rumusan pembentukan akronim dan singkatan yang baru dari rumusan pola pembentukan akronim
sebelumnya. Pada penelitian ini, penulis akan merumuskan pola pembentukan
Universitas Sumatera Utara
akronim yang terdapat dalam bahasa Jepang. Perumusan pola akronim bahasa Jepang ini mengikuti teori pola pembentukan akronim menurut Kridalaksana.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian dibutuhkan metode sebagai penunjang untuk mencapai tujuan. Metode adalah suatu cara melaksanakan penelitian. Dalam
penelitian ini merupakan penelitian yang hasilnya akan dituliskan dalam bentuk deksriptif atau penjabaran secara terperinci. Metode yang dilakukan dalam penelitian
ini berupa library research studi kepustakaan yakni data yang digunakan berupa buku-buku dan literatur yang menunjang penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini
berupa penelitian kualitatif untuk menjelaskan makna yang mendasar terhadap ciri- ciri dari hal-hal tertentu yang tidak berkaitan dengan jumlah atau sesuatu dalam arti
kuantitatif. Kata kualitas merujuk pada esensi dari sesuatu yang berkaitan apa, bagaimana, dan dimana sesuatu itu ada atau terjadi. Dengan demikian, penelitian
kualitatif merujuk pada makna, konsep, ciri-ciri, simbol, metafor dan deskripsi dari berbagai hal.
Moleong 2006:6-7 menjelaskan, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian secara holistik utuh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, serta
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti dari segi prosesnya.
Universitas Sumatera Utara