134
Gambar 3. Grafik Distribusi Frekuensi Kategori Keterbukaan Diri Berdasarkan data pada tabel 13 dan gambar 2, maka dapat terlihat
bahwa dari 135 siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta terdapat 1 orang 0,74 memiliki tingkat keterbukaan diri dalam kategori rendah,
93 orang 68,89 memiliki tingkat keterbukaan diri dalam kategori sedang, dan 41 orang 30,37 yang memiliki tingkat keterbukaan diri
dalam kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keterbukaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta termasuk
ke dalam kategori sedang dengan skor mencapai 68,89.
4. Deskripsi Data Intensitas Menggunakan Jejaring Sosial
Pada penyajian hasil penelitian ini dipaparkan hasil penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
Skala yang digunakan adalah skala
Likert
dengan rentangan skor 1 sampai dengan 4, jumlah total pernyataan sebanyak 35 item. Deskripsi data yang
disajikan meliputi data secara umum yang antara lain adalah skor minimal,
20 40
60 80
100
Rendah Sedang
Tinggi 1
93
41 0,74
68,89 30,37
Ju m
la h
Kategori
Distribusi Frekuensi Kategori Keterbukaan Diri
Jumlah Prosentase
135
skor maksimal,
mean
dan standar deviasi. Hasil perhitungan data tersebut dapat dilihat pada tabel 16 berikut:
Tabel 16. Deskripsi Data Intensitas Menggunakan Jejaring Sosial
Variabel Jumlah
Item Statistik
Hipotetik Empirik
Kebutuhan Afiliasi
35 Skor Minimum
35 63
Skor Maksimum 140
140
Mean
87,5 101
SD 17,5
12,7
Berdasarkan data pada tabel 16 tersebut, dapat diketahui bahwa skor minimum untuk skala intensitas menggunakan jejaring sosial sebesar
35 dan skor maksimal sebesar 140. Skor rata-rata itensitas menggunakan jejaring sosial sebesar 87,5 sedangkan standar deviasinya sebesar 17,5
sehingga dapat
diperoleh batasan
skor kategorisasi
intensitas menggunakan jejaring sosial yang tinggi berada
pada kisaran skor ≥ 105, batasan skor kategorisasi intensitas menggunakan jejaring sosial yang
sedang berada pada kisaran skor 70 sampai 105, dan kategori intensitas menggunakan jejaring sosial rendah pada kisaran skor 70. Perhitungan
kategorisasi tersebut secara rinci dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 178. Adapun distribusi frekuensi yang diperoleh dari perhitungan kategori
dapat dilihat pada tabel 17 beserta gambar 3 yang menunjukkan sebaran data pada masing-masing kategori.
136
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Intensitas Menggunakan Jejaring Sosial
No. Kriteria
Frekuensi Persentase
Kategori
1 70
2 orang 1,48
Rendah 2
70 - 105 119 orang
88,15 Sedang
3 ≥ 105
14 orang 10,37
Tinggi
Total 135 orang
100
Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi Kategori Intensitas Menggunakan Jejaring Sosial
Berdasarkan data pada tabel 17 dan gambar 3, maka dapat terlihat bahwa dari 135 siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta terdapat 2
orang 1,48 memiliki tingkat intensitas menggunakan jejaring sosial dalam kategori rendah, 119 orang 88,15 memiliki tingkat intensitas
menggunakan jejaring sosial dalam kategori sedang, dan 14 orang 10,37 yang memiliki tingkat itensitas menggunakan jejaring sosial
dalam kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat intensitas menggunakan jejaring sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri 15
20 40
60 80
100 120
Rendah Sedang
Tinggi 2
119
14 1,48
88,15 10,37
Ju m
la h
Kategori
Distribusi Frekuensi Intensitas Menggunakan Jejaring Sosial
Jumlah Prosentase
137
Yogyakarta termasuk ke dalam kategori sedang dengan skor mencapai 88,15.
C. Hasil Analisis Data