Aspek-aspek Keterbukaan Diri Keterbukaan Diri

51 individu memainkan peranan seseorang daripada bagaimana orang lain mengharapkan kita memainkan peranan tersebut. Beberapa prinsip-prinsip yang dijelaskan oleh beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa keterbukaan diri dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dapat dipercaya, mengubah keluasan dan kedalaman hubungan personal, berbeda-beda dalam setiap hubungan, membutuhkan proses, membutuhkan timbal balik, mempunyai banyak maksud dan tujuan, dan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan kebudayaan. Selain itu alasan utama seseorang melakukan keterbukaan diri adalah penerimaan sosial, pengembangan hubungan, ekspresi diri, klarifikasi diri, dan kontrol sosial.

3. Aspek-aspek Keterbukaan Diri

Menurut Pearson Ruth Permatasari Novianna, 2012: 4, komponen keterbukaan diri self disclosure , yaitu: a. Jumlah informasi yang diungkapkan Hal ini menyangkut seberapa banyak informasi yang diungkapkan seseorang. Seseorang yang mempunyai keterbukaan diri tinggi akan lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai dirinya. b. Sifat dasar yang positif atau negatif Merupakan bagaimana seseorang mengungkapkan diri mengenai hal- hal yang positif dan negatif tentang dirinya. Seseorang dapat dapat 52 memuji hal-hal yang ada dalam dirinya atau menjelek-jelekkan dirinya sendiri. c. Dalamnya suatu pengungkapan diri Merupakan seberapa banyak dan detail informasi yang diungkapkan oleh individu. Individu dapat mengungkapkan informasi mengenai dirinya secara umum maupun secara mendetail dan intim. Biasanya individu yang mempunyai keterbukaan diri lebih tinggi lebih banyak mengungkapkan dirinya secara mendetail agar orang lain memahaminya. d. Waktu pengungkapan diri Menyangkut seberapa lama waktu yang dibutuhkan individu agar dapat mengungkapkan diri, individu dapat mengungkapkan diri dalam waktu singkat atau dalam waktu yang relatif lama. Selain itu, kondisi yang sepi atau ramai dapat mempengaruhi individu dalam membuka diri. Individu yang tingkat keterbukaan dirinya tinggi cenderung akan lebih lama waktu pengungkapan dirinya daripada yang tingkat keterbukaan dirinya rendah. e. Lawan bicara Jenis kelamin dan status lawan bicara mempengaruhi individu untuk mengungkapkan diri seperti orang tua, teman, sahabat, pacar, dan guru. Individu akan lebih nyaman mengungkapkan diri mereka sesuai dengan kapasitas dan perkembangan topik pembicaraan yang tepat pada lawan bicaranya agar mendapatkan respon yang diharapkan. 53 Sedangkan Jourard 1964: 39 mengemukaan beberapa aspek dalam keterbukaan diri yaitu: a. Keluasan breadth Mengacu kepada macam topik yang didiskusikan dalam suatu hubungan. Keluasan mengacu pada banyaknya jenis informasi yang yang dapat diketahui oleh orang lain dalam pengembangan hubungan. b. Waktu Keluasan breadth time Berhubungan dengan jumlah waktu yang dihabiskan oleh pasangan dalam berkomunikasi satu sama lainnya mengenai berbagai macam topik. Waktu yang digunakan dengan seseorang akan cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya keterbukaan diri. Pemilihan waktu yang tepat sangat penting untuk menentukan apakah seseorang dapat terbuka atau tidak. Dalam keterbukaan diri individu perlu memperhatikan kondisi orang lain. Bila waktunya kurang tepat yaitu kondisinya lelah serta dalam keadaan sedih maka orang tersebut cenderung kurang terbuka dengan orang lain. Sedangkan waktunya tepat yaitu bahagia atau senang maka ia cenderung untuk terbuka dengan orang lain. c. Kedalaman depth Merujuk pada tingkatan keintiman yang mengarahkan diskusi mengenai suatu topik. Menurut Pearson, kedalaman keterbukaan terbagi atas dua dimensi yakni keterbukaan diri yang dangkal dan yang dalam. Keterbukaan diri yang dangkal biasanya diungkapkan kepada 54 orang yang baru dikenal. Kepada orang tersebut biasanya diceritakan aspek-aspek geografis tentang diri misalnya nama, daerah asal dan alamat. Keterbukaan diri yang dalam, diceritakan kepada orang-orang yang memiliki kedekatan hubungan intimacy . Adapun pendapat Johnson dalam Avin Fadilla Helmi, 1995: 3 mengungkapkan keterbukaan diri memiliki beberapa aspek, yaitu: a. Keberanian mengambil resiko Keberanian mengambil resiko berhubungan dengan keberanian untuk membuka segala informasi tentang dirinya. Individu mempersiapkan diri dalam menghadapi umpan balik atau efek dari membuka diri. b. Rasa aman Seorang merasa nyaman dan rileks dalam berkomunikasi ketika membuka dirinya kepada orang lain dan tidak terus menerus sembunyi dibalik kebohongan. c. Kejujuran Keterbukaan diri mengandung perilaku dimana seseorang mengungkapkan diri secara jujur dan apa adanya, sebab apabila individu mengatakan informasi secara tidak jujur maka akan berkurang maknanya serta dapat merugikan dirinya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan menggunakan aspek keterbukaan diri menurut Jhonson, karena aspek yang dijelaskan lebih bersifat universal dan jelas. Aspek keterbukaan diri tersebut yaitu keberanian mengambil resiko, rasa aman, dan kejujuran. 55

4. Proses Terjadinya Keterbukaan Diri