Uji Korelasi Ganda Sumbangan Efektif

144 hubungan ini maka semakin tinggi keterbukaan diri maka semakin tinggi pula intensitas menggunakan jejaring sosial, demikian juga sebaliknya semakin rendah keterbukaan diri maka semakin rendah pula intensitas menggunakan jejaring sosial. Hasil perhitungan SPSS untuk uji korelasi ganda pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 11, halaman 199.

b. Uji Korelasi Ganda

Analisis uji korelasi ganda dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi dengan bantuan SPSS For Window 16,0 Version untuk mencari korelasi antara kebutuhan afiliasi, keterbukaan diri dan intensitas menggunakan jejaring sosial. Adapun hasilnya dalam tabel 23 berikut: Tabel 23. Hasil Uji Korelasi Ganda Hubungan Variabel F Sig. Keterangan X 1 X 2 -Y 22,238 0,000 H a diterima a. Predictors: Constant, Keterbukaan Diri, Kebutuhan Afiliasi b. Dependent Variable: Intensitas Menggunakan Jejaring Sosial Berdasarkan tabel 23 di atas didapatkan tingkat signifikansi sebesar p 0,000 0,05 yang artinya signifikan. Nilai F hitung sebesar 22,238 dengan F tabel sebesar 3,912 menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel , maka koefisien korelasi ganda yang diuji signifikan dan dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Hal ini berarti kebutuhan afiliasi dan keterbukaan diri secara bersama-sama 145 berpengaruh terhadap intensitas menggunakan jejaring sosial. Dengan demikian hipotesis penelitian ketiga yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kebutuhan afiliasi dan keterbukaan diri dengan intensitas menggunakan jejaring sosial dapat diterima. Hasil perhitungan SPSS untuk uji korelasi ganda pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 12, halaman 201.

c. Sumbangan Efektif

Besarnya sumbangan dari setiap variabel bebas yaitu kebutuhan afiliasi dan keterbukaan diri untuk variabel terikat intensitas menggunakan jejaring sosial dapat diketahui dari koefisien sumbangan efektif. Besarnya sumbangan efektif tiap variabel bebas dapat dilihat pada tabel 23 berikut: Tabel 24. Sumbangan Efektif Setiap Variabel Bebas R R Squared Eta Eta Squared IMJSKA 0,451 0,204 0,694 0,482 IMJKSKD 0,485 0,235 0,721 0,520 Tabel 24 di atas menunjukkan bahwa koefisien determinasi kebutuhan afiliasi dalam intensitas menggunakan jejaring sosial yaitu sebesar 0,204. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa sumbangan variabel kebutuhan afiliasi terhadap intensitas menggunakan jejaring sosial sebesar 20,4. Sedangkan koefisien determinasi keterbukaan diri dalam intensitas menggunakan jejaring sosial yaitu sebesar 0,235. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa sumbangan 146 variabel keterbukaan diri terhadap intensitas menggunkan jejaring sosial sebesar 23,5. Hasil perhitungan SPSS untuk uji korelasi ganda pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 10, halaman 195 dan 198. Sedangkan besarnya sumbangan dari variabel bebas kebutuhan afiliasi dan keterbukaan diri untuk variabel terikat intensitas menggunakan jejaring sosial secara bersama-sama dapat diketahui dari koefisien determinasi . Besarnya sumbangan efektif tiap variabel bebas dapat dilihat pada tabel 24 berikut: Tabel 25. Sumbangan Efektif Variabel Bebas Secara Bersama-sama Model R R Squared Adjusted R Square Std. Eror of tha Estimate X1X2-Y 0,502 0,252 0,241 11,03629 a. Predictors: Constant, Keterbukaan Diri, Kebutuhan Afiliasi b. Dependent Variable: Intensitas Menggunakan Jejaring Sosial Tabel 24 di atas menunjukkan bahwa koefisien determinasi kebutuhan afiliasi dan keterbukaan diri dalam intensitas menggunakan jejaring sosial yaitu sebesar 0,252. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa variabel kebutuhan afiliasi dan keterbukaan diri secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif sebanyak 25,2 terhadap intensitas menggunakan jejaring sosial. Dengan demikian masih ada 74,8 faktor lain yang mempengaruhi intensitas menggunakan jejaring sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Hasil perhitungan SPSS untuk uji korelasi ganda pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 12, halaman 201. 147

D. Pembahasan

1. Korelasi Kebutuhan Afiliasi dengan Intensitas Menggunakan Jejaring

Sosial pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta Hasil uji hipotesis pertama koefisien korelasi antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas menggunakan jejaring sosial sebesar 0,451 dengan rt abel 0,165 r hitung r tabel dan nilai signifikansi p=0,000 p 0,05. Dengan demikian hipotesis alternatif Ha berbunyi adanya hubungan positif antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas menggunkan intensitas menggunakan jejaring sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta dapat diterima. Dengan adanya hubungan ini maka semakin tinggi kebutuhan afiliasi maka semakin tinggi pula intensitas menggunakan jejaring sosial, demikian juga sebaliknya semakin rendah kebutuhan afiliasi maka semakin rendah pula intensitas menggunakan jejaring sosial. Individu dengan kebutuhan afiliasi yang kuat mempunyai keinginan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang hangat dan bersahabat dengan orang lain McClelland; Baron dan Byrne, 2003: 274- 275. Keinginan untuk membangun hubungan persahabatan diiringi dengan mencari persetujuan dengan orang lain dan menghindari konflik. McClelland mengemukakan karakteristik individu dengan kebutuhan afiliasi yang kuat, di antaranya adanya tampil lebih baik jika ada insentif yang mengarah pada afiliasi, mempertahankan hubungan, kerjasama, konformitas, dan menghindari konflik, tingkah laku kepemimpinan yang kurang serta rasa takut akan penolakan. Jejaring sosial menyediakan fitur