156
durasi yang relatif singkat dimungkinkan subjek menggunakan jejaring sosial lebih dari satu kali sehari. Hasil wawancara menunjukkan keseluruhan
siswa memiliki pengalaman menggunakan jejaring sosial 1 tahun sehingga frekuensi penggunaan internet dapat diasumsikan cenderung stabil, sesuai
dengan hasil penelitian dari
The Graphic, Visualialization, and Usability Center
Galuh, 2011: 19 bahwa individu dengan pengalaman akses internet lebih dari setahun dapat diprediksikan kecenderungan kestabilannya.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak luput dari adanya hambatan atau keterbatasan. Hambatan yang dialami peneliti yang mungkin mempengaruhi hasil
penelitian. Penelitian tidak membahas munculnya faktor lain yang mempengaruhi intensitas menggunakan jejaring sosial, peneliti hanya
mengangkat faktor yang sesuai tujuan penelitian. Penelitian ini tidak membedakan jenis kelamin sehingga tidak dapat diidentifikasi perbedaan
perilaku menggunakan jejaring sosial dilihat dari jenis kelamin, karena dari awal dalam penelitian ini menekankan hubungannya kebutuhan afiliasi dan
keterbukaan diri dengan intensitas menggunakan jejaring sosial secara umum yang ada pada diri individu. Terdapat beberapa siswa yang kurang serius
dalam pengisian skala meskipun suasana kelas cukup kondusif, hal tersebut dapat mempengaruhi analisis data yang dihasilkan.
157
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kebutuhan afiliasi dan
intensitas menggunakan jejaring sosial pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Semakin tinggi kebutuhan afiliasi yang dimiliki
siswa maka semakin tinggi intensitas menggunakan jejaring sosialnya, atau sebaliknya jika semakin rendah kebutuhan afiliasi yang dimiliki siswa
maka semakin rendah intensitas menggunakan jejaring sosialnya. Terlihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,451 dengan p = 0,000 dan nilai
koefisien determinasi sebesar 0,204 ini berarti variabel kebutuhan afiliasi mempengaruhi
atau memberikan
sumbangan variabel
intensitas menggunakan jejaring sosial sebesar 20,4.
2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterbukaan diri dan
intensitas menggunakan jejaring sosial pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Semakin tinggi keterbukaan diri yang dimiliki
siswa maka semakin tinggi intensitas menggunakan jejaring sosialnya, atau sebaliknya jika semakin rendah keterbukaan diri yang dimiliki siswa
maka semakin rendah intensitas menggunakan jejaring sosialnya. Terlihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,485 dengan p = 0,000 dan nilai
koefisien determinasi sebesar 0,235 ini berarti variabel keterbukaan diri