47
B. Keterbukaan Diri
1. Pengertian Keterbukaan Diri
Self disclosure
keterbukaan diri pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain.
Pengungkapan diri dapat bersifat deskriptif maupun evaluatif Morton dalam Sears, Freedman Peplau, 1985: 254. Dalam pengungkapan diri
deskriptif, kita melukiskan berbagai fakta mengenai diri kita yang mungkin belum didengar oleh orang lain. Pengungkapan diri bersifat
evaluatif seperti mengungkapkan bahwa seseorang menyukai orang-orang tertentu, mengungkapkan kecemasan-kecemasan pribadi dan sebagainya.
Keterbukaan diri menurut Wrightsman dalam Tri Dayaksini Hudaniah, 2006: 105 dalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan
dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain. Menurut Taylor, Peplau Sears 2009: 334, Pengungkapan diri yaitu
mengungkapkan informasi atau perasaan terdalam kepada orang lain. Keterbukaan diri
dapat membantu komunikasi menjadi efektif, menciptakan hubungan yang lebih bermakna dan juga bagi kesehatan
untuk mengurangi stres. Dari berbagai definisi tersebut pengungkapan diri atau keterbukaan
diri adalah kegiatan membagi perasaan dan informasi serta menjalin keakraban dengan orang lain dengan mengungkapkan diri secara deskriptif
maupun evaluatif.
48
2. Prinsip Keterbukaan Diri
Keterbukaan diri memiliki beberapa prinsip dasar yang perlu untuk dipahami, Floyd 2009: 107-112 menjelaskan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam keterbukaan diri, yaitu: a.
Keterbukaan diri dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dapat dipercaya. Informasi tentang diri harus diberikan dengan sengaja serta
pesan yang disampaikan adalah benar adanya. b.
Keterbukaan diri mengubah keluasan dan kedalaman hubungan personal. Keluasan mengacu pada banyaknya jenis informasi yang
dapat diketahui oleh orang lain dalam pengembangan hubungan. Kedalaman mengacu pada lapisan informasi mana yang dapat
dikemukakan kepada orang lain. c.
Keterbukaan diri berbeda-beda dalam setiap hubungan. Tidak semua kedalaman dan keluasan diungkapkan kepada semua orang. Masing-
masing individu berhak menyimpan beberapa informasi tentang dirinya tanpa diketahui oleh orang-orang tertentu.
d. Keterbukaan diri membutuhkan proses. Keakraban dibangun seiring
berjalannya waktu dengan saling mencari tahu dan saling mengungkapkan diri, maka semakin banyak keleluasaan informasi
yang akan mereka ketahui. e.
Keterbukaan diri membutuhkan timbal balik. Ketika individu membuka diri pada orang lain, individu sangat mengharapkan orang
lain untuk menanggapinya kembali.
49
f. Keterbukaan diri dapat mempunyai banyak maksud dan tujuan. Setiap
individu yang melakukan keterbukaan diri pasti mempunyai alasan tertentu, seperti ingin diterima, menjalin kerjasama, diskusi,
mencurahkan perasaan, dan lain-lain. g.
Keterbukaan diri dipengaruhi oleh jenis kelamin dan kebudayaan. Adanya anggapan bahwa wanita dapat melakukan keterbukaan diri
lebih banyak daripada pria, dimana masing-masing mereka mempunyai tata cara tersendiri dalam membuka diri.
Prinsip orang terbuka dapat diuraikan sebagai berikut menurut Jhonson dalam Avin Fadhila Helmi, 1995: 3:
a. Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan logika
Lebih mengutamakan pesan yang objektif dan didukung dengan cukup bukti, logis, dan data-data yang akurat. Orang yang terbuka
mengesampingkan pesan berdasarkan motif pribadi pribadi yang selalu melihat sejauh mana preposisi itu sesuai dengan dirinya.
b. Mampu membedakan dan melihat nuansa dengan mudah
Orang terbuka lebih dapat membedakan dan melihat suasana atau nuansa dengan mudah, sehingga dapat menyesuaikan diri dalam segala
hal. Lebih memandang dunia secara universal bukan melihat dari kacamata hitam dan putih.
50
c. Lebih menekankan pada isi
Bagi orang terbuka yang paling penting adalah apa yang dibicarakan bukan siapa yang berbicara. Selain itu, tidak terikat pada otoritas yang
mutlak sehinggga tidak cenderung cemas dalam setiap tindakan. d.
Berusaha mencari informasi dari sumber lain Orang terbuka lebih cepat menerima dan mencari sumber informasi
untuk dirinya dari berbagai pihak. e.
Bersifat provesional dan berusaha mencari informasi serta bersedia mengubah keyakinan jika tidak sesuai keadaan
Artinya bersikap tentatif dan berpikiran terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi
jika keadaan mengharuskan. f.
Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya
Bersikap terbuka terhadap perbedaan diantara orang lain dan dapat hidup dalam suasana yang konsisten maupun inkonsisten. Dapat
menerima informasi dan pesan sekalipun tidak sesuai dengan kepercayaan dan tidak menghindari kontradiksi. Selain itu, dapat
bersikap terbuka terhadap perbedaan nili, kepercayaan, sikap dan perilaku.
Keterbukaan diri seringkali merupakan suatu usaha untuk
memasukkan otentisitas ke dalam hubungan sosial. Ada saatnya hubungan keterbukaan diri
lebih merupakan usaha untuk menekankan bagaimana
51
individu memainkan peranan seseorang daripada bagaimana orang lain mengharapkan kita memainkan peranan tersebut.
Beberapa prinsip-prinsip yang dijelaskan oleh beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa keterbukaan diri dapat dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan dapat dipercaya, mengubah keluasan dan kedalaman hubungan personal, berbeda-beda dalam setiap hubungan, membutuhkan
proses, membutuhkan timbal balik, mempunyai banyak maksud dan tujuan, dan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan kebudayaan. Selain itu
alasan utama seseorang melakukan keterbukaan diri adalah penerimaan sosial, pengembangan hubungan, ekspresi diri, klarifikasi diri, dan kontrol
sosial.
3. Aspek-aspek Keterbukaan Diri