149
2. Korelasi Keterbukaan Diri dengan Intensitas Menggunakan Jejaring
Sosial pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta
Hasil uji hipotesis kedua bahwa koefisien korelasi antara keterbukaan diri dengan intensitas menggunakan jejaring sosial sebesar
0,485 dengan rt
abel
0,165 r
hitung
r
tabel
dan nilai signifikansi p=0,000 p 0,05. Dengan demikian hipotesis alternatif Ha berbunyi adanya hubungan
positif antara keterbukaan diri dengan intensitas menggunkan intensitas menggunakan jejaring sosial siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta
dapat diterima. Dengan adanya hubungan ini maka semakin tinggi keterbukaan diri maka semakin tinggi pula intensitas menggunakan jejaring
sosial, demikian juga sebaliknya semakin rendah keterbukaan diri maka semakin rendah pula intensitas menggunakan jejaring sosial.
Pada perkembangannya, keterbukaan diri tidak hanya dikemukakan secara lisan atau verbal tetapi juga secara nonverbal yaitu melalui tulisan,
ataupun bentuk lainnya. DeVito 2008: 87 mengemukakan bahwa keterbukaan diri dapat terjadi sekalipun melalui internet. Seseorang
melalukan keterbukaan diri dengan mengkomunikasikan informasi tentang diri kepada orang lain, yang mencakup nilai-nilai yang dianut, perilaku, dan
kualitas diri. Keterbukaan diri yang dilakukan individu mengandung suatu tujuan sehingga keterbukaan diri itu merupakan kegiatan yang secara sadar
atau sengaja dilakukan tanpa paksaan orang lain. Individu dengan tingkat keterbukaan diri tinggi juga melakukan pengungkapan diri dengan jumlah
yang banyak, jujur dalam memberikan informasi, tidak malu untuk
150
menunjukkan hal-hal yang bersifat negatif, serta informasi yang disampaikan menyangkut suatu hal yang personal atau mendalam.
Siswa lebih menyukai dunia maya untuk berinteraksi dengan teman- temannya karena komunikasi di dunia maya lebih nyaman dan lengkap.
Jejaring sosial yang berkembang pesat saat ini dengan berbagai variasi aplikasi
dapat menjadi alternatif komunikasi yang digemari banyak siswa. Untuk menarik perhatian agar dikenal bagi sesama pengguna jejaring sosial
biasanya para remaja cenderung melakukan pengungkapan diri dengan memasang status terbaru, menggati foto profil, saling berkomentar dan lain
sebagainya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudit Oktaria Kristiani Pardede dan Appril Harefa 2011: 5 yang menemukan
bahwa melalui pengungkapan diri, seperti
update status
atau dalam bentuk
wall
sehingga pengguna
Facebook
merasa nyaman menggunakan jejaring sosial
Facebook
.
3. Korelasi Kebutuhan Afiliasi dan Keterbukaan Diri dengan Intensitas