PENGARUH METODE MENGAJAR CBSA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN STENOGRAFI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)
PENGARUH METODE MENGAJAR CBSA DAN
MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL
BELAJAR MATA PELAJARAN STENOGRAFI
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Anna Setyawati NIM. 7101408270
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
(2)
i
MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL
BELAJAR MATA PELAJARAN STENOGRAFI
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Anna Setyawati NIM. 7101408270
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
(3)
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Palupiningdyah, M.Si. Ismiyati, S.Pd., M.Pd.
NIP. 19520804 198003 2 001 NIP. 19800902 200501 2 002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dra. Nanik Suryani, M. Pd. NIP. 19560421 198503 2 001
(4)
iii
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji
Drs. Ade Rustiana, M.Si NIP. 1968012 199203 1 002
Anggota I Anggota II
Dra. Palupiningdyah, M.Si. Ismiyati, S.Pd., M.Pd.
NIP. 19520804 198003 2 001 NIP. 19800902 200501 2 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si NIP. 19660308 198901 1 001
(5)
iv PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau
keseluruhan. Pendapat serta temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, apabila dikemudian hari terbukti bahwa
skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain.
Semarang, Maret 2013
Anna Setyawati
(6)
v Motto :
Apa yang ingin dipelajari murid sama pentingnya dengan
apa yang diajarkan guru (Lois E. LeBar)
Persembahan:
(7)
vi PRAKATA
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang telah
diberikan kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penyusun dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Mengajar dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah memberikan pencerahan dan inspirasi
kepada umat manusia menuju jalan yang benar.
Penyusun menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang
mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi kesempatan
menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES.
2. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Dra. Palupiningdyah, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta saran selama penyusunan skripsi ini.
4. Ismiyati, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Ade Rustiana, M.Si., Dosen penguji skripsi yang memberikan masukan
(8)
vii
pelaksanaan penelitian.
8. Siswa-siswi kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK
Hidayah Semarang atas kerjasama dan kesediaannya untuk menjadi responden
dalam penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
dan berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat bermanfaat
bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.
Semarang, Maret 2013
(9)
viii SARI
Anna Setyawati. 2013. “Pengaruh Metode Mengajar CBSA dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Palupiningdyah, M.Si, Pembimbing II. Ismiyati, S.Pd, M.Pd.
Kata Kunci : Metode Mengajar, Minat Belajar, Hasil Belajar
Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan guru mata pelajaran stenografi di SMK Hidayah Semarang diperoleh informasi bahwa siswa mempunyai minat belajar yang tinggi pada saat mengikuti pelajaran, metode mengajar guru yang baik, hal ini terlihat dari metode yang digunakan guru pada saat mengajar. Kenyataan di lapangan masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM pada mata pelajaran stenografi.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui bagaimana metode mengajar, minat belajar, dan hasil belajar siswa, (2) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa, (3) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa, dan (4) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode mengajar dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.
Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang berjumlah 54 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan: Y = 33,231 + 0,222X1 + 0,279X2. Uji F yang diperoleh Fhitung = 31,596, sehingga H3 diterima. Secara parsial (uji t) metode mengajar (X1)
diperoleh thitung = 2,690 dengan signifikansi 0,010 < 0,05, sehingga H1 diterima.
Variabel minat belajar (X2) diperoleh thitung = 2,699 dengan signifikansi 0,009 <
0,05, sehingga H2 diterima. Secara simultan (R
2
) metode mengajar dan minat belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 53,6%.
Simpulan penelitian ini adalah: (1) metode mengajar termasuk kriteria baik, minat belajar termasuk kriteria tinggi dan hasil belajar termasuk kriteria rendah, (2) semakin baik metode mengajar guru maka hasil belajar siswa akan meningkat, (3) semakin tinggi minat belajar siswa maka hasil belajar siswa akan meningkat, dan (4) ada pengaruh secara simultan antara metode mengajar dan minat belajar terhadap hasil belajar. Saran penelitian ini adalah guru hendaknya meningkatkan kembali kreativitas dalam menggunakan metode mengajar, misalnya dengan menggunakan rekaman suara atau komik dengan dialog menggunakan huruf steno. Siswa meningkatkan kemampuan belajarnya agar mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, memperbanyak latihan soal dan tugas.
(10)
ix
Semarang)". Final Project. Economics Education Department. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor I: Dra. Palupiningdyah, M.Si., Advisor II: Ismiyati, S.Pd., M.Pd.
Keywords: Teaching Method, Learning Interest, Learning Outcomes
Based on the initial observation by interviewing the stenography teachers at SMK Hidayah Semarang, they said that students had high learning interest because the teaching learning method was good. But in fact, there were many students got bad score, under the KKM of stenography.
The purposes of the study are: (1) to know the way of teaching method, the condition of learning interest and the learning outcomes, (2) to know the influence of the teaching method towards the learning outcomes, (3) to know the influence of the learning interest towards the learning outcomes, and (4) to know the influence of the teaching method and the learning interest toward the learning outcomes.
The population of this research were all XI Grade Office Administration students, they were 54 students. Because there were only 54 students so all population became the sample of this research. The data were collected by questionnaires and documentation. Then, the data were analyzed by descriptive analysis of percentage and multiple regression analysis.
The results showed that the multiple linear regression analysis obtained this equation: Y = 33.231 + 0.222X1+ 0.279X2. Next, by having F test, it was obtained that Fcount = 31.596, so that H3 was acceptable. Partially (t test), the
teaching method (X1) was obtained by tcount = 2.690 with significance 0,010 <
0,05, so that H1 was accepted. The variable of interest learning (X2) had tcount =
2.699 with significance 0,009 < 0,05, so that H2 was
accepted. Simultaneously (R2), the teaching method and interest learning influenced the learning outcomes for 53.6%.
The conclusions of this study are: (1) the teaching method is in good condition, the interest learning is in high condition but the learning outcomes are in bad condition, (2) the better teaching method increases students’ learning
outcomes, (3) the higher interest learning increases students’ learning outcomes,
and (4) the teaching method and interest learning influence the learning outcomes simultaneously. Therefore, it is suggested that: (1) the teachers should improve their creativity in using teaching method, for example by using voice record or comic with steno dialogue, (2) students should improve their learning ability, practice more exercises and tasks to get better learning outcomes.
(11)
x DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... . 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... . 10
2.1 Hasil Belajar ... 10
2.1.1 Pengertian Belajar ... 10
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar ... 11
2.1.3 Unsur-unsur Belajar ... 11
2.1.4 Ciri-ciri Belajar ... 12
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12
2.2 Metode Mengajar ... 17
2.2.1 Pengertian Mengajar ... 17
(12)
xi
2.3 Minat Belajar ... 23
2.3.1 Pengertian Minat Belajar ... 23
2.3.2 Minat Belajar Stenografi ... 24
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 25
2.3.4 Peranan Minat Belajar ... 26
2.4 Stenografi ... 26
2.4.1 Pengertian Stenografi ... 26
2.4.2 Manfaat Mempelajari Stenografi ... 27
2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 28
2.6 Kerangka Berpikir ... 29
2.7 Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... . 33
3.1 Populasi Penelitian ... 33
3.2 Sampel Penelitian... 33
3.3 Variabel Penelitian ... 34
3.3.1 Variabel Bebas (X) ... 34
3.3.2 Variabel Terikat (Y) ... 35
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 36
3.4.1 Metode Dokumentasi ... 36
3.4.2 Metode Angket (Kuesioner) ... 36
3.5 Uji Instrumen Penelitian ... 37
3.5.1 Validitas ... 37
3.5.2 Reliabilitas ... 40
3.6 Metode Analisis Data ... 41
3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 41
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 43
(13)
xii
3.6.2.2 Uji Multikolinieritas ... 43
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 43
3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 44
3.6.4 Uji Hipotesis ... 45
3.6.4.1 Uji Simultan (Uji F) ... 45
3.6.4.2 Uji Parsial (Uji t) ... 45
3.6.4.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 46
3.6.4.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .. 47
4.1 Hasil Penelitian ... 47
4.1.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ... 47
4.1.2 Deskripsi Metode Mengajar ... 47
4.1.2.1Cara Berinteraksi ... 49
4.1.2.2Keterlibatan Siswa Aktif Belajar ... 50
4.1.2.3Menumbuhkan Minat Belajar ... 51
4.1.2.4Membangkitkan Semangat Belajar ... 52
4.1.2.5Mempertinggi Hasil Belajar ... 53
4.1.2.6Menghidupkan Proses Pengajaran ... 54
4.1.3 Deskripsi Minat Belajar Siswa ... 56
4.1.3.1 Perhatian Siswa ... 57
4.1.3.2 Perasaan Senang ... 58
4.1.3.3 Konsentrasi Siswa ... 59
4.1.3.4 Kesadaran Siswa ... 61
4.1.3.5 Kemauan Siswa ... 62
4.1.4 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 63
4.1.5 Uji Asumsi Klasik ... 64
4.1.5.1Uji Normalitas ... 64
4.1.5.2Uji Multikolinieritas ... 65
4.1.5.3Uji Heteroskedastisitas ... 66
4.1.6 Analisis Regresi Linier Berganda ... 67
(14)
xiii
4.2 Pembahasan ... 71
4.2.1 Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 72
4.2.2 Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 74
4.2.3 Pengaruh Metode Mengajar dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 77
BAB V PENUTUP ... 79
5.1.Simpulan ... 79
5.2.Saran ... 80
(15)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
1.1. Nilai Ketuntasan Siswa ... 6
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 28
3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 33
3.2 KKM Mata Pelajaran Stenografi ... 38
3.3 Nilai Hasil Uji Validitas Instrumen ... 39
3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 41
3.5 Interval Skor dan Kategori ... 42
4.1 Variabel Metode Mengajar ... 48
4.2 Cara Berinteraksi ... 49
4.3 Keterlibatan Siswa Aktif Belajar ... 50
4.4 Menumbuhkan Minat Belajar ... 52
4.5 Membangkitkan Semangat Belajar ... 53
4.6 Mempertinggi Hasil Belajar ... 54
4.7 Menghidupkan Proses Pengajaran ... 55
4.8 Variabel Minat Belajar Siswa ... 56
4.9 Perhatian Siswa ... 58
4.10 Perasaan Senang ... 59
4.11 Konsentrasi Siswa ... 60
4.12 Kesadaran Siswa ... 61
4.13 Kemauan Siswa ... 62
4.14 Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 63
4.15 Hasil Uji Normalitas ... 64
4.16 Hasil Uji Multikolinearitas ... 65
4.17 Analisis Regresi Berganda ... 67
4.18 Hasil Analisis Uji Simultan ... 68
4.19 Hasil Analisis Uji Parsial ... 69
4.20 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 70
(16)
xv
2.1 Kerangka Berpikir ... ... 31
4.1 Histogram Variabel Metode Mengajar... 48
4.2 Histogram Variabel Minat Belajar ... 57
4.3 Histogram Variabel Hasil Belajar ... 63
4.4 Gambar P-Plot Normalitas Data Penelitian ... 65
(17)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal.
1. Daftar Nilai Siswa ... 83
2. Kisi-Kisi Angket Uji Coba ... 85
3. Angket Uji Coba Penelitian ... 86
4. Data Uji Coba Angket Penelitian ... 91
5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 93
6. Rangkuman Validitas Butir Soal ... 103
7. Kisi-kisi Angket Instrumen ... 105
8. Angket Penelitian ... 106
9. Data Penelitian ... 111
10. Penentuan Interval ... 113
11. Analisis Deskriptif Persentase Per-Variabel ... 118
12. Analisis Deskriptif Persentase Per-Indikator... 120
13. Uji Asumsi Klasik ... 124
14. Analisis Regresi Berganda ... 126
15. Surat Ijin Penelitian ... 130
(18)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat.
Berdasarkan Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 3 dalam Munib (2007:21):
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik (siswa) agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sardiman (2008:19) menyatakan bahwa:
Setiap pendidikan baik formal maupun informal mengalami proses belajar mengajar, baik disengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari. Melalui proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar.
Hasil belajar atau prestasi siswa merupakan tolok ukur keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan selama periode tertentu.
Guru perlu mengadakan evaluasi atas kemampuan siswa dalam memahami
materi yang telah disampaikan, melalui hasil evaluasi tersebut, maka dapat
dilihat hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Tujuan proses pembelajaran
di sekolah adalah agar semua siswa dapat memperoleh hasil belajar yang
memuaskan. Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyatakan bahwa:
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Tindak mengajar oleh guru diakhiri dengan proses
(19)
2
evaluasi hasil belajar. Hasil belajar dari sisi siswa merupakan berakhirnya proses belajar.
Usaha siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam proses
belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. “Faktor intern
meliputi jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan, sedangkan
faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat” (Slameto, 2010:54). Faktor sekolah meliputi sistem
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, salah
satunya adalah metode mengajar. Faktor yang timbul dari dalam diri siswa
berupa faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor
psikologisnya seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, serta motivasi
belajar siswa.
Salah satu faktor ekstern dalam proses belajar mengajar adalah metode
mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Slameto (2010:65) menyatakan bahwa:
Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Pulungan (2008:48) menyatakan bahwa:
Metode bukan saja memberikan kemudahan bagi siswa namun juga memudahkan kerja guru untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Metode dapat berfungsi untuk memberikan pernyataan singkat dan rangsangan yang khusus mengenai isi materi dari mata pelajaran yang telah dipelajari dan contoh-contoh acuan yang mudah diingat untuk setiap konsep, prosedur atau prinsip yang diajarkan.
(20)
Bourner (1997:345) menyatakan bahwa “teaching methods are not an end themselves, they are a means to an end. They are the vehicle(s) we use to lead our students towards particular learning outcomes”. Artinya metode mengajar bukanlah tujuan, metode mengajar adalah alat untuk mencapai
tujuan. Metode mengajar adalah alat yang kita gunakan untuk mengarahkan
siswa terhadap hasil belajar tertentu.
Selain faktor ekstern, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor intern.
Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik
itu berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun ialah minat. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan
perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang
lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan
dengan apa yang dipelajari. “Minat besar pengaruhnya terhadap belajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya” (Slameto, 2010:57).
Lai dalam Lee (2011:142) menyatakan bahwa:
Interest in learning as personal preferences with regard to learning, which sometimes means what an individual chooses one thing rather than other things and sometimes a positive psycologycal state occurs during his/her interaction with the circumstances that engenders further learning motives.
Artinya minat belajar sebagai pilihan pribadi berkaitan dengan
(21)
4
daripada hal lainnya dan kadang-kadang keadaan psikologis positif terjadi
selama interaksinya dengan keadaan yang menimbulkan motivasi belajar
lebih lanjut. Baller dan Charles dalam Hidayat (2007:7) menyatakan bahwa
“minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa lebih menyukai sesuatu hal daripada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam bentuk suatu aktivitas”.
Stenografi merupakan kompetensi wajib bagi siswa program keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK. Manfaat seseorang mempelajari
stenografi adalah agar dapat mencatat lebih cepat apabila didikte. “Secara
teori, menulis steno akan lebih cepat apabila dibandingkan dengan
menggunakan tulisan biasa atau latin sebab dengan huruf steno proses
penulisannyapun akan lebih singkat pula” (Partono, 2006:1). Tepat sekali bagi seorang sekretaris, reporter atau wartawan yang kegiatannya mengikuti
ceramah, rapat kerja, konperensi dan meliput berita-berita penting dan
sejenisnya.
Tulisan stenografi dipandang lebih praktis dan menguntungkan
khususnya bagi siswa SMK program keahlian Administrasi Perkantoran
karena siswa dituntut untuk terampil menulis cepat secepat pembicaraannya.
Stenografi menciptakan suatu pelajaran yang sifatnya mengutamakan
keterampilan atau skill pemakai. Perlu adanya latihan membaca dan menulis
secara rutin. “Seseorang yang sering latihan membaca dan menulis secara rutin maka ia akan memiliki keterampilan dalam pelajaran steno” (Ratmini,
(22)
SMK Hidayah Semarang sudah menerapkan metode mengajar CBSA.
Rohani (2010:77) menyatakan bahwa “CBSA merupakan salah satu strategi partisipasi peserta didik sebagai subjek didik secara optimal”. Berdasarkan observasi di lapangan terlihat bahwa penerapan metode mengajar guru kelas
XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Hidayah Semarang
sudah baik, dilihat dari pemberian metode yang membuat siswa aktif belajar
yaitu pemberian tugas, penggunaan metode yang bervariasi yaitu metode
ceramah, diskusi, dan praktik yang disesuaikan dengan kompetensi dasar
mata pelajaran stenografi. Selain itu, guru pengampu mata pelajaran
stenografi adalah alumni IKIP Negeri Semarang dengan program studi
Administrasi Perkantoran dan sudah mempunyai pengalaman mengajar
lebih dari 14 tahun.
Minat siswa dalam mengikuti pelajaran ditunjukkan dengan sikap
siswa yang sungguh-sungguh dalam mengikuti proses kegiatan belajar
mengajar. Penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran, minat
siswa terlihat dari perhatian siswa, yang dibuktikan dengan respon siswa
dalam kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam bertanya dan
jumlah kehadiran siswa.
Selain hal di atas juga diperoleh informasi mengenai hasil belajar
untuk mata pelajaran stenografi masih belum optimal. Hal ini bisa dilihat
dari hasil belajar siswa, ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah
(23)
6
Tabel 1.1 Nilai Ketuntasan Siswa
Kelas
Jumlah
Siswa
Tuntas Tidak Tuntas Rata-rata
Kelas Jumlah
Siswa
% Jumlah
Siswa
%
XI AP 1 27 11 40,74% 16 59,25% 69,96
XI AP 2 27 13 48,15% 14 51,85% 74,74
Jumlah 54 24 44,44% 30 55,55% -
Sumber: Daftar Nilai Siswa (UUS Gasal) SMK Hidayah Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012
Tabel 1.1 menunjukkan hasil belajar 54 siswa kelas XI program
keahlian Administrasi Perkantoran terdapat 30 siswa (55,55%) tergolong
tidak tuntas dan 24 siswa (44,44%) tergolong tuntas dengan KKM yaitu 75.
Perinciannya adalah kelas XI AP 1 sejumlah 11 siswa (40,74%) tergolong
tuntas dan 16 siswa (59,25%) tergolong tidak tuntas dengan rata-rata kelas
69,96. Kelas XI AP 2 sejumlah 13 siswa (48,15%) tergolong tuntas dan 14
siswa (51,85%) tergolong tidak tuntas dengan rata-rata kelas 74,74.
Uraian di atas memberi gambaran bahwa tinggi rendahnya hasil
belajar tergantung pada seberapa besar faktor intern dan ekstern yang
terakomodasi dalam proses pembelajaran tersebut. Metode mengajar CBSA
merupakan salah satu faktor ekstern dan minat belajar siswa merupakan
faktor intern yang dapat mendorong siswa untuk mendapatkan hasil belajar
yang baik. Untuk mengetahui pengaruh metode mengajar CBSA dan minat
(24)
penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Mengajar CBSA dan Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam
penelitian ini:
1. Bagaimana metode mengajar CBSA, minat belajar, dan hasil belajar
mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang?
2. Adakah pengaruh metode mengajar CBSA terhadap hasil belajar mata
pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Hidayah Semarang?
3. Adakah pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata
pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Hidayah Semarang?
4. Adakah pengaruh metode mengajar CBSA dan minat belajar siswa
terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI
program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah
(25)
8
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui:
1. Metode mengajar CBSA, minat belajar, dan hasil belajar mata pelajaran
stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.
2. Ada tidaknya pengaruh metode mengajar CBSA terhadap hasil belajar
mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.
3. Ada tidaknya pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata
pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.
4. Ada tidaknya pengaruh metode mengajar CBSA dan minat belajar
siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas
XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah
Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Pembaca
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang
(26)
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan masukan dalam pengembangan penelitian
selanjutnya khususnya tentang pengaruh metode mengajar dan
minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yaitu:
a. Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai bahan masukan, khususnya guru mata
pelajaran stenografi untuk meningkatkan hasil belajar siswanya.
b. Bagi Siswa
Memberikan minat kepada siswa, sehingga diharapkan siswa lebih
giat dan semangat untuk memperoleh nilai yang optimal.
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan masukan kepada sekolah tentang pentingnya
metode mengajar dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar
siswa, serta dapat dijadikan acuan dalam melakukan kontrol
(27)
10 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar
a. “Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya” (Sardiman, 2008:20). b. “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat
latihan dan pengalaman” (Hamalik, 2008:154).
c. “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor” (Djamarah, 2008:13).
d. “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya” (Slameto, 2010:2).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik sebagai hasil
(28)
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan produk dari
proses belajar. Menurut Anni (2007:5) “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar”. Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah
terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi
pada diri seseorang terjadi karena proses belajar. Perubahan yang terjadi
dalam kehidupan seseorang tanpa melalui proses belajar, contohnya:
perubahan kondisi fisik, mental dan perubahan yang tidak bertahan lama.
Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyatakan bahwa:
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dua yaitu dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, atau angka dalam ijazah, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah siswa
tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang terutama
dinilai aspek kognitifnya yang ditunjukkan melalui nilai atau angka.
2.1.3 Unsur-unsur Belajar
Gagne dalam Anni (2007:4-5) menyatakan bahwa:
Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
(29)
12
Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Pembelajar
Dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan.
2. Rangsangan (Stimulus)
Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar disebut situasi stimulus. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang.
3. Memori
Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.
4. Respon
Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Respon dalam pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan perilaku atau perubahan kinerja
(performance).
2.1.4 Ciri-ciri Belajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak
terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi dalam Djamarah
(2010:39-41) sebagai berikut:
1. Belajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan belajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4. Ditandai dengan aktivitas anak didik.
5. Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. 6. Dalam kegiatan belajar membutuhkan disiplin.
7. Ada batas waktu. 8. Evaluasi.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua
(30)
ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang ada di luar individu. (Slameto, 2010:54-72) menerangkan
sebagai berikut:
A. Faktor-faktor Intern 1. Faktor Jasmaniah
a. Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.
b. Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.
2. Faktor Psikologis a. Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan tepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.
b. Perhatian
Menurut Gazali dalam Slameto (2010:56) “perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan
objek”. Usahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai hobi atau bakatnya agar siswa dapat belajar dengan baik.
c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
(31)
14
d. Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
e. Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.
f. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
g. Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
B. Faktor-faktor Ekstern 1. Faktor Keluarga
a. Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Sutjipto Wirowidjojo dalam
Slameto (2010:61) menyatakan bahwa “keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama”.
b. Relasi Antaranggota Keluarga
Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. c. Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Ciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram agar anak dapat belajar dengan baik. Suasana rumah yang tenang/tenteram selain membuat anak kerasan/betah tinggal d rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
(32)
d. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
e. Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Anak yang sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.
f. Latar Belajar Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Tanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada anak untuk mendorong semangat belajar anak.
2. Faktor Sekolah
a. Metode Mengajar
Metode mengajar mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
b. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
c. Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri.
d. Relasi Siswa dengan Siswa
Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e. Disiplin Sekolah
Siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan agar siswa belajar lebih maju. Guru beserta staf yang lain haruslah disiplin agar siswa disiplin pula.
f. Alat Pelajaran
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.
(33)
16
g. Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar.
h. Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i. Keadaan Gedung
Jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.
j. Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Perlu adanya pembinaan dari guru. Belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
k. Tugas Rumah
Guru diharapkan jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
3. Faktor Masyarakat
a. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Siswa perlu membatasi kegiatannya dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya.
b. Mass Media
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.
c. Teman Bergaul
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik-baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat tetapi juga jangan lengah).
d. Bentuk Kehidupan Masyarakat
Perlu mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
(34)
2.2 Metode Mengajar 2.2.1 Pengertian Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar. “Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik” (Sardiman, 2008:47). “Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar” (Hasibuan, 2009:3). Ign S. Ulih Bukit Karo Karo dalam Slameto
(2010:65) menyatakan bahwa “mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran
oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan
mengembangkannya”.
Berdasarkan pengertian di atas maka disimpulkan bahwa mengajar
adalah penciptaan sistem lingkungan dalam proses belajar yang bertujuan
untuk menyampaikan pengetahuan kepada orang lain agar orang lain
menerima, menguasai, dan mengembangkannya.
2.2.2 Pengertian Metode Mengajar
“Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan” (Djamarah, 2010:74). Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan penggunaan metode yang tepat.
Ketepatan penggunaan metode tersebut pada proses belajar mengajar dan
kegiatan belajar mengajar.
“Metode mengajar adalah alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar” (Hasibuan, 2009:3). Metode mengajar sangat
(35)
18
menentukan dan menunjang keberhasilan proses belajar mengajar yang
diciptakan oleh seorang guru. Metode yang digunakan tidak tepat,
memungkinkan pelajaran yang mudah bagi siswa dapat menjadi sulit,
sebaliknya metode yang tepat dalam penyampaian materi, maka materi yang
dirasa sulit bagi siswa dapat menjadi mudah dan tertarik. Siswa yang
tertarik dengan materi yang disampaikan akan lebih aktif dalam proses
pembelajaran sehingga dapat tercapai interaksi edukatif dan kondusif dalam
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar
adalah cara, strategi, atau teknik pembelajaran serta hubungan timbal balik
yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.2.3 Metode Mengajar CBSA
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) sebagai istilah yang sama
maknanya dengan Student Active Learning (SAL). Rohani (2010:77)
menyatakan bahwa “CBSA merupakan salah satu strategi partisipasi siswa sebagai subjek didik secara optimal sehingga siswa mampu mengubah
dirinya (tingkah laku, cara berpikir, dan bersikap) secara lebih efektif dan
efisien”. Kehadiran CBSA sebagai alternatif strategi pengajaran dimaksudkan untuk mempertinggi atau mengoptimalkan aktifitas dan
keterlibatan siswa dalam proses pengajaran.
Guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi pada kegiatan belajar
mengajar. Siswa lebih aktif dalam interaksi itu, bukan guru. Guru hanya
(36)
dikehendaki dalam pengajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar
Siswa Aktif) dalam pendidikan modern. Djamarah (2010:45) menyatakan
bahwa “kegiatan belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki aktivitas
siswa seoptimal mungkin”. Keaktifan siswa menyangkut kegiatan fisik dan
mental. Aktivitas siswa dalam kelompok sosial akan membuahkan interaksi
dalam kelompok.
Berdasarkan teori di atas, disimpulkan bahwa metode mengajar
CBSA merupakan strategi pembelajaran yang menghendaki partisipasi
siswa secara optimal sehingga siswa mampu mengubah dirinya lebih efektif
dan efisien.
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Dalam memilih dan menentukan metode apa yang akan digunakan,
guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Djamarah
(2010:78-81) mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode
dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. Anak didik
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang digunakan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif. Kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode. b. Tujuan
Metode yang dipilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus pada kehendak tujuan, dan bukan sebaliknya. Kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.
(37)
20
c. Situasi
Situasi yang diciptakan pada guru mempengaruhi pemilihan penentuan metode mengajar. Situasi kegiatan belajar mengajar yang tercipta tidaklah sama setiap harinya. Guru hendaknya memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Hal ini bisa dikarenakan latar belakang pendidikan guru yang mempengaruhi tingkat penguasaan guru terhadap metode mengajar.
2.2.5 Macam-macam Metode Mengajar
Djamarah (2010:74) menyatakan bahwa “dalam kegiatan belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat berjalan secara
efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan”. Banyak metode
mengajar yang dapat digunakan, masing-masing metode memiliki kelebihan
dan kekurangan. Metode pengajaran dikatakan tepat dan baik jika dapat
mendukung dan didukung oleh faktor-faktor pengajaran. Ditinjau dari segi
penerapannya metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan di dalam
maupun di luar kelas. Metode-metode mengajar dalam Djamarah (2010:82)
diuraikan sebagai berikut:
1. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
(38)
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialami.
3. Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
4. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
5. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan.
6. Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
7. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
8. Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu. 9. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
10. Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode latihan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik, dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
(39)
22
11. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.
2.2.6 Faktor Metode Mengajar
Rohani (2010:137) menyatakan bahwa:
Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Faktor utama yang menentukan metode adalah tujuan yang akan dicapai. Metode mengajar, selain ditentukan/dipengaruhi oleh tujuan, juga ditentukan/dipengaruhi oleh faktor kesesuaian dengan bahan, kemampuan guru untuk menggunakannya, keadaan peserta didik, dan situasi yang melingkupinya. Penerapan suatu metode mengajar harus memiliki:
a. Relevansi dengan tujuan
Tujuan pengajaran yang jelas dan tepat akan membantu dalam merencanakan kegiatan pengajaran, salah satunya dapat membantu pemilihan metode belajar mengajar.
b. Relevansi dengan bahan
Sifat dan keluasan suatu bahan pengajaran dapat pula menjadi acuan untuk menerapkan sesuatu jenis metode.
c. Relevansi dengan kemampuan
Sesuatu metode yang dipergunakan oleh guru untuk mengajar haruslah dikuasai betul olehnya.
d. Relevansi dengan keadaan peserta didik
Metode pengajaran harus juga mempertimbangkan
keadaan/kesediaan peserta didik. e. Relevansi dengan situasi pengajaran
Situasi pengajaran juga menjadi faktor penting dari pelaksanaan suatu metode. Suasana atau kelas (social climate) pengajaran yang berkaitan dengan semangat belajar/mengajar, cuaca, keadaan lingkungan kelas/sekolah, dan sebagainya.
Menurut Rohani (2010:79) indikator metode mengajar CBSA antara lain: 1. Cara berinteraksi
Pada setiap pengajaran hendaknya terjadi komunikasi yang baik antar guru dan siswa, baik secara lisan maupun tertulis, dengan cara mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan memberi gagasan.
(40)
2. Keterlibatan siswa aktif belajar
Mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. 3. Menumbuhkan minat belajar
Menumbuhkan minat belajar siswa pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, memuaskan dan melayani kebutuhan-kebutuhannya.
4. Membangkitkan semangat belajar
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.
5. Mempertinggi hasil belajar
Guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa-siswanya agar mereka berhasil dalam pelajarannya.
6. Menghidupkan proses pengajaran
Guru dituntut secara leluasa mengembangkan kreativitasnya untuk menciptakan suasana yang kondusif yang memungkinkan siswa dapat berekspresi secara leluasa, menyenangkan dan penuh antusiasme serta dapat menangkap esensi berbagai hal yang mereka pelajari.
2.3 Minat Belajar
2.3.1 Pengertian Minat Belajar
“Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh” (Slameto, 2010:180). Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minatnya.
Crow and Crow dalam Djaali (2008:121) mengatakan bahwa “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman
(41)
24
(2008:122) mengatakan “minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan, misalnya minat belajar, dan lain-lain. Minat belajar merupakan suatu
keadaan dimana siswa merasa senang dan memberi perhatian pada mata
pelajaran serta kemampuan dalam belajar yang menimbulkan sikap
keterlibatan setiap orang yang ingin belajar.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah
kecenderungan yang terarah pada sesuatu yang menimbulkan perasaan
senang dan tertarik sehingga subyek termotivasi untuk melakukan aktivitas
yang disenanginya dalam jangka waktu yang cukup lama. Individu yang
sudah mempunyai minat terhadap suatu obyek atau aktivitas tertentu dapat
dikatakan bahwa individu tersebut suka terhadap obyek atau aktivitas
tersebut dan dalam dirinya timbul perhatian serta kesediaan untuk mengikuti
secara aktif.
2.3.2 Minat Belajar Stenografi
Berkaitan dengan mata pelajaran stenografi, minat belajar siswa dapat
ditunjukkan dengan adanya rasa senang, ketertarikan, keseriusan, dan
keaktifan siswa terhadap mata pelajaran stenografi dengan penuh perhatian
untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman mengenai
stenografi secara maksimal. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya
partisipasi aktif siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
keseriusan siswa dalam belajar serta kemauan siswa dalam menyelesaikan
(42)
tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap
sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat-minat baru” (Slameto, 2010:180). Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat memiliki peran yang penting dalam melakukan segala kegiatan.
Menurut Syah (2008:132) Minat yang timbul pada diri seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu siswa yang akan belajar. Faktor ini besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa yaitu minat belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu. Motivasi faktor eksternal juga dapat memberikan dampak yang baik bagi minat belajar siswa.
Faktor eksternal terdiri dari 2 macam yaitu: a. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memberikan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah) semuanya dapat memberikan dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang dicapai seorang siswa.
b. Faktor Lingkungan Non Sosial
Faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar siswa, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Sarana dan prasarana baik di sekolah,
(43)
26
keluarga, masyarakat yang memenuhi syarat akan menimbulkan minat belajar siswa karena seluruh kebutuhan siswa tersedia.
Menurut Slameto (2010:57) indikator minat belajar terdiri dari: 1. Perhatian Siswa
Seseorang yang berminat pada suatu obyek pasti perhatiannya akan memusat pada suatu obyek tersebut. Perhatian dalam hal ini adalah perkembangan dibidang stenografi dan mempunyai pemahaman yang jelas tentang pentingnya mempelajari stenografi.
2. Perasaan Senang
Perasaan senang yang dimaksud adalah perasaan senang dalam mengikuti pelajaran dan tertarik dalam bidang stenografi.
3. Konsentrasi Siswa
Siswa yang memiliki konsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut akan mengikuti pelajaran dengan baik dan jelas.
4. Kesadaran Siswa
Kesadaran dalam indikator ini adalah kesadaran mengikuti pelajaran, waktu dan tanggung jawab atas tugas.
5. Kemauan Siswa
Kemauan dalam indikator ini adalah kemauan siswa dalam mempelajari stenografi tanpa adanya suatu paksaan.
2.3.4 Peranan Minat Belajar
Hamalik (2008:157) menyatakan bahwa “sesuatu yang menarik minat dan nilai tertinggi bagi siswa berarti bermakna baginya. Karena itu, guru
hendaknya berusaha menyesuaikan pelajaran (tujuan, materi, dan metodik)
dengan minat para siswanya”.
2.4 Stenografi
2.4.1 Pengertian Stenografi
Partono (2006:1) menyatakan bahwa:
Stenografi adalah sebagian kecil dari kegiatan pekerjaan kantor baik Kantor Pemerintahan maupun Pengusaha Swasta yang bergerak di bidang jasa atau bisnis. Kata stenografi berasal dari stenos yang berarti singkat/cepat dan grapheon yang artinya tulisan. Jadi stenografi berarti penulisan kata-kata atau kalimat secara cepat dengan huruf-huruf yang mempunyai aturan tertentu.
(44)
“Stenografi adalah tulisan pendek dan singkat untuk mempersingkat dan mempercepat pekerjaan yang berhubungan dengan tulis menulis” (Ratmini, 2012:3).
2.4.2 Manfaat Mempelajari Stenografi
Partono (2006:1) menyatakan bahwa:
Manfaat seseorang mempelajari stenografi adalah agar dapat mencatat lebih cepat apabila didikte. Dalam hubungan ini tepat sekali bagi seorang sekretaris, reporter atau wartawan yang kegiatannya mengikuti ceramah, rapat kerja, konperensi dan meliput berita-berita penting dan sejenisnya. Secara teori, menulis huruf steno akan lebih cepat apabila dibandingkan dengan menggunakan tulisan biasa/latin sebab dengan huruf steno proses penulisannyapun lebih singkat pula.
Menurut Ratmini (2012:4), beberapa manfaat yang diperoleh dalam mempelajari steno yaitu sebagai berikut:
1. Untuk membuat hasil persidangan atau risalah lengkap. 2. Untuk mencatat atau menerima dikte perintah pimpinan. 3. Untuk mencatat notula saat mendampingi pimpinan. 4. Untuk mencatat rekaman hasil rapat atau sejenisnya. 5. Membuat catatan yang bersifat rahasia.
6. Bagi wartawan yang pekerjaannya mewawancarai orang, stenografi berguna untuk mencari berita dan menulis berita.
7. Seorang public relations officer yang pekerjaannya banyak berhubungan dengan masyarakat.
8. Untuk mencatat berita/pesan melalui pesawat telepon, baik bagi operator sekretaris maupun bagi petugas di Air Port.
Menurut Ayu (2011:4), manfaat stenografi adalah:
1. Untuk mencatat atau menerima dikte.
2. Untuk mencatat notula saat rapat.
(45)
28
2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Responden Variabel Penelitian Hasil Penelitian Aridanu, dkk. (2008) Pengaruh Metode Pembelajaran yang Bervariasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II di SMP Negeri 1 Teluk gelam Kabupaten OKI Siswa Kelas VIII Semester II di SMP Negeri 1 Teluk Gelam Kabupaten OKI Metode Pembelaja ran yang Bervariasi (X) dan Hasil Belajar (Y) Ada Pengaruh metode pembelajaran yang bervariasi terhadap hasil belajar, dapat dilihat bahwa thitung > ttabel
yaitu 8,74 > 1,66 Lee, dkk. (2011) The influences of interest in learning and learning hours on learning outcomes of vocational college students in Taiwan: Using a teacher’s instructional attitude as the moderator
Vocational college students in Taiwan
Interest in learning (I), Learning hours (T), Teacher’s instruction al attitude (Mo), Learning Outcomes (Y) Student’s interest in learning exerts a positive and significant effect on learning outcomes in Taiwanese colleges with a 0,46 standardised path coefficient that supports H1 (Hypothesis substantiated) Yusmalasari, Heni. (2011) Pengaruh Metode Mengajar CBSA dan Siswa Kelas X AP SMKN 9 Semarang Metode Mengajar CBSA (X1), Menunjukkan bahwa secara simultan pengaruh
(46)
Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Diklat Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (Studi Kasus pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 9 Semarang) Tahun 2010/2011 Minat Belajar (X2), dan Hasil Belajar (Y) metode mengajar CBSA dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar memberikan kontribusi sebesar 52,5%
2.6 Kerangka Berpikir
“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat
latihan dan pengalaman” (Hamalik, 2008:154). Setiap siswa pasti
menginginkan hasil belajar yang tinggi karena dengan hasil belajar yang
tinggi akan mudah untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Usaha untuk
mencapai hasil yang tinggi itu tidak selalu mudah, banyak siswa yang
mengalami hambatan dalam proses belajar sehingga meraih kegagalan.
Seorang siswa dalam usaha mencapai hasil belajar dan mengatasi kesulitan
belajar hendaknya terlebih dahulu memahami proses belajar dan seluruh
faktor yang mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar dipengaruhi
(47)
30
Metode mengajar CBSA merupakan salah satu faktor ekstern yang
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa akan
berhasil belajarnya apabila metode mengajar yang digunakan oleh guru
sesuai dengan tujuan. “Metode mengajar CBSA merupakan strategi
pembelajaran yang menghendaki pastisipasi siswa secara optimal”
(Djamarah, 2010:45). Seorang guru dalam mengajar seharusnya mampu
melibatkan partisipasi siswa secara optimal sehingga siswa mampu
mengubah dirinya secara lebih efektif dan efisien.
Salah satu faktor lain yang berasal dari dalam diri siswa adalah minat
belajar. “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh” (Slameto, 2010:180). Minat belajar siswa yang tinggi juga berpengaruh penting dalam menentukan hasil
belajar. Hal ini dikarenakan dengan adanya minat belajar diharapkan siswa
akan menjadi mudah mempelajari materi yang disampaikan.
Penggunaan metode mengajar CBSA akan menumbuhkan minat
belajar siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa itu
sendiri. Hal ini secara jelas digambarkan pada kerangka berpikir sebagai
(48)
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.7 Hipotesis Penelitian
“Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2006:71). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
H1: Ada pengaruh positif metode mengajar CBSA terhadap hasil belajar
mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang. Minat Belajar Siswa (X2):
1. Perhatian Siswa 2. Perasaan Senang 3. Konsentrasi Siswa 4. Kesadaran Siswa 5. Kemauan Siswa
(Slameto, 2010:57)
Hasil Belajar (Y): Rata-rata Nilai Ulangan Harian Siswa
(Dimyati, 2006:3) Metode Mengajar CBSA (X1):
1. Cara berinteraksi 2. Keterlibatan siswa aktif
belajar
3. Menumbuhkan minat belajar
4. Membangkitkan semangat belajar
5. Mempertinggi hasil belajar 6. Menghidupkan proses
pengajaran
(49)
32
H2: Ada pengaruh positif minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata
pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.
H3: Ada pengaruh positif metode mengajar CBSA dan minat belajar siswa
terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI
program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah
(50)
33 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian
“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” (Suharsimi, 2006:130). “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2008:115).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI program
keahlian Administrasi Perkantoran SMK Hidayah Semarang tahun ajaran
2011/2012 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 54. Adapun
jumlah kelas dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
No. Kelas Populasi
1. XI AP 1 27
2. XI AP 2 27
Jumlah 54
Sumber: Daftar Nama Siswa Kelas XI AP SMK Hidayah Semarang Tahun 2011/2012
3.2 Sampel Penelitian
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti” (Suharsimi, 2006:131). “Sampel adalah sebagai bagian dari populasi” (Margono,
(51)
34
2004:121). Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 54 siswa dan
juga dijadikan sampel secara keseluruhan.
3.3 Variabel Penelitian
“Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Suharsimi, 2006:118). “Variabel adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya” (Sugiyono, 2008:58). Variabel adalah gejala yang menjadi penelitian atau apa saja yang menjadi penelitian, yaitu:
3.3.1 Variabel Bebas (X)
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2008:59). “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain” (Widoyoko, 2012:4). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
a. Metode mengajar CBSA (X1)
Yaitu strategi pembelajaran yang menghendaki partisipasi siswa
secara optimal sehingga siswa mampu mengubah dirinya lebih efektif
dan efisien.
Indikator dari metode mengajar CBSA adalah:
1. Cara berinteraksi
2. Keterlibatan siswa aktif belajar
(52)
4. Membangkitkan semangat belajar
5. Mempertinggi hasil belajar
6. Menghidupkan proses pengajaran
(Rohani, 2010:79)
b. Minat belajar siswa (X2)
Yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Indikator dari minat belajar adalah:
1. Perhatian siswa
2. Perasaan senang
3. Konsentrasi siswa
4. Kesadaran siswa
5. Kemauan siswa
(Slameto, 2010:57)
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
“Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2008:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XI
program keahlian Administrasi Perkantoran yang telah dicapai dalam
usaha belajar pada mata pelajaran stenografi di SMK Hidayah Semarang.
Pengukuran hasil belajar ini dilihat dari hasil nilai yang telah dilaksanakan
di sekolah dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
(53)
36
Tabel 3.2 KKM Mata Pelajaran Stenografi
KKM Kriteria
≥75 Tuntas
<75 Tidak Tuntas
Sumber: Data KKM
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Dokumentasi
“Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber pada barang-barang tertulis” (Suharsimi, 2006:158). Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah,
daftar nama dan daftar nilai siswa kelas XI program keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Hidayah Semarang yang menjadi responden dalam
penelitian.
3.4.2 Metode Angket (Kuesioner)
“Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan
permintaan pengguna” (Widoyoko, 2012:33). Angket dalam penelitian ini
terdiri dari butir-butir pernyataan yang digunakan untuk mengumpulkan
data yang berkaitan dengan variabel metode mengajar CBSA dan minat
belajar. Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan responden
(54)
teknik pengukuran skala likert. “Prinsip pokok skala likert adalah
menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap
terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat
positif” (Widoyoko, 2012:104).
Setiap pertanyaan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, responden
tinggal memilih salah satu dengan memberikan checklist (√) pada kolom
yang telah disediakan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada
lembar jawaban dan setiap pilihan memiliki bobot nilai yang beda yaitu:
a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4
c. Jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3
d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
“Pilihan respon skala lima mempunyai variabilitas respon lebih baik
atau lebih lengkap dibandingkan skala empat sehingga mampu
mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap responden” (Widoyoko,
2012:106).
3.5 Uji Instrumen Penelitian 3.5.1 Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu soal dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang akan diukur. Soal yang valid
(55)
38
responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang
(Sugiyono, 2008:177).
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu pernyataan yang akan
digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada
taraf signifikansi 0,05 artinya suatu pernyataan dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total (signifikansi 5% atau 0,05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian). “Pada program
SPSS teknik pengujian untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi
Bivariate Pearson dan Corrected Item-Total Correlation” (Priyatno, 2008:17).
Berdasarkan penghitungan hasil uji validitas angket menggunakan
bantuan SPSS 16, didapatkan bahwa dari 44 butir pernyataan yang diuji
cobakan pada 30 responden terdapat 42 butir pernyataan yang valid,
karena memiliki r hitung > r tabel = 0,361 dan sisanya tidak valid yaitu
butir pernyataan 11 dan 40. Selanjutnya 42 butir pernyataan yang valid
penomorannya diurutkan kembali dan digunakan untuk pengambilan data.
Berikut adalah nilai hasil penghitungan uji validitas untuk variabel metode
(56)
Tabel 3.3 Nilai Hasil Uji Validitas Instrumen
Metode Mengajar CBSA (X1)
Indikator No.Item r hitung r tabel Kriteria
Cara Berinteraksi Item1 0,557 0,361 Valid
Item2 0,421 0,361 Valid
Item3 0,531 0,361 Valid
Item4 0,583 0,361 Valid
Keterlibatan Siswa
Aktif Belajar Item5 0,366 0,361 Valid
Item6 0,526 0,361 Valid
Item7 0,607 0,361 Valid
Item8 0,533 0,361 Valid
Menumbuhkan Minat
Belajar Item9 0,406 0,361 Valid
Item10 0,464 0,361 Valid
Item11 0,089 0,361 Tidak Valid
Item12 0,491 0,361 Valid
Membangkitkan
Semangat Belajar Item13 0,652 0,361 Valid
Item14 0,564 0,361 Valid
Item15 0,570 0,361 Valid
Item16 0,614 0,361 Valid
Mempertinggi Hasil
Belajar Item17 0,471 0,361 Valid
Item18 0,541 0,361 Valid
Item19 0,637 0,361 Valid
Item20 0,618 0,361 Valid
Menghidupkan Proses
Pengajaran Item21 0,707 0,361 Valid
Item22 0,571 0,361 Valid
Item23 0,543 0,361 Valid
Item24 0,544 0,361 Valid
Minat Belajar (X2)
Indikator No.Item r hitung r tabel Kriteria
Perhatian Siswa Item25 0,509 0,361 Valid
Item26 0,427 0,361 Valid
Item27 0,620 0,361 Valid
Item28 0,747 0,361 Valid
Perasaan Senang Item29 0,539 0,361 Valid
(57)
40
Item31 0,646 0,361 Valid
Item32 0,382 0,361 Valid
Konsentrasi Siswa Item33 0,599 0,361 Valid
Item34 0,769 0,361 Valid
Item35 0,422 0,361 Valid
Item36 0,480 0,361 Valid
Kesadaran Siswa Item37 0,458 0,361 Valid
Item38 0,687 0,361 Valid
Item39 0,389 0,361 Valid
Item40 0,038 0,361 Tidak Valid
Kemauan Siswa Item41 0,421 0,361 Valid
Item42 0,429 0,361 Valid
Item43 0,688 0,361 Valid
Item44 0,790 0,361 Valid
Sumber: Penghitungan SPSS
3.5.2 Reliabilitas
“Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan” (Suharsimi, 2006:178).
“SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70” (Ghozali, 2011:48).
Hasil penghitungan menggunakan bantuan SPSS 16 diperoleh
Cronbach Alpha pada masing-masing variabel yaitu metode mengajar
CBSA (X1) sebesar 0,887 dan minat belajar sebesar 0,871 maka dapat
dikatakan instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk
(58)
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No. Variabel Hasil
Cronbach Alpha
Syarat Minimal Cronbach
Alpha
Kriteria
1. Metode Mengajar CBSA (X1)
0,887 0,70 Reliabel
2. Minat Belajar (X2) 0,871 0,70 Reliabel
Sumber: Penghitungan SPSS
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase
Metode yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing
variabel bebas, yaitu metode mengajar CBSA dan minat belajar siswa,
serta variabel terikat yaitu hasil belajar. “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”
(Sugiyono, 2008:206).
Rumus:
% =
(Ali, 1994:184)
Keterangan:
% = Angka Persentase
n = Skor yang diperoleh (total)
N = Skor ideal
Penentuan tabel kategori sebagai berikut:
(59)
42
b. Skor terendah = x(skor terendah)
c. Rentangan = x(skor tertinggi) – x(skor terendah)
d. Jarak interval antara kategori mulai dari sangat tidak baik (STB) sampai
sangat baik (SB) menggunakan rumus:
(Widoyoko, 2012:110)
e. Frekuensi = Jumlah responden
f. Persentase = Jumlah responden yang dipersentasekan sesuai
kategorinya
Tabel 3.5 Interval Skor dan Kategori
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase
x – x(skor tertinggi) x – x
x – x x – x
x(skor terendah) – x
Sangat Baik Baik Kurang Baik
Tidak Baik Sangat Tidak Baik
- - - - -
- - - - - (Widoyoko, 2012:113)
Jumlah “x” disesuaikan dengan jumlah butir pernyataan tiap variabel atau
indikator.
Penentuan interval untuk masing-masing variabel maupun indikator dapat
(60)
3.6.2 Uji Asumsi Klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas
Priyatno (2008:28) menyatakan bahwa:
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan sebelum pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui alat analisis yang seharusnya digunakan dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis. Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji One Sample Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Ghozali (2011:105) menyatakan bahwa:
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat dari (1) nilai
tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF < 10 dan nilai toleransinya > 0,1 maka dalam model regresi antar variabel independen bebas dari multikolinearitas.
3.6.2.3Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139) “Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi tidak terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain”. Heteroskedastisitas menunjukkan penyebaran variabel bebas,
(1)
Lampiran 14
Analisis Regresi Berganda
Descriptive StatisticsMean Std. Deviation N
Hasil Belajar 72.3519 7.55897 54
Metode Mengajar 88.17 13.455 54
Minat Belajar 70.06 10.715 54
Correlations
Hasil Belajar
Metode
Mengajar Minat Belajar
Pearson Correlation Hasil Belajar 1.000 .700 .700
Metode Mengajar .700 1.000 .770
Minat Belajar .700 .770 1.000
Sig. (1-tailed) Hasil Belajar . .000 .000
Metode Mengajar .000 . .000
Minat Belajar .000 .000 .
N Hasil Belajar 54 54 54
Metode Mengajar 54 54 54
Minat Belajar 54 54 54
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Minat Belajar,
Metode Mengajara
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics Sig. F Change
1 .744a .553 .536 5.14970 .000
a. Predictors: (Constant), Minat Belajar, Metode Mengajar b. Dependent Variable: Hasil Belajar
(2)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1675.827 2 837.914 31.596 .000a
Residual 1352.488 51 26.519
Total 3028.315 53
a. Predictors: (Constant), Minat Belajar, Metode Mengajar b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 33.231 4.971 6.685 .000
Metode Mengajar .222 .082 .395 2.690 .010
Minat Belajar .279 .104 .396 2.699 .009
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Coefficientsa
Model
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)
Metode Mengajar .700 .352 .252 .407 2.459
Minat Belajar .700 .354 .253 .407 2.459
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue
Condition Index Variance Proportions (Constant) Metode Mengajar Minat Belajar
1 1 2.982 1.000 .00 .00 .00
2 .013 14.974 1.00 .11 .12
3 .005 24.071 .00 .89 .88
(3)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 58.44 80.77 72.35 5.623 54
Std. Predicted Value -2.474 1.497 .000 1.000 54
Standard Error of Predicted
Value .704 2.106 1.167 .338 54
Adjusted Predicted Value 58.46 80.95 72.36 5.631 54
Residual -18.787 9.335 .000 5.052 54
Std. Residual -3.648 1.813 .000 .981 54
Stud. Residual -3.802 1.927 .000 1.019 54
Deleted Residual -20.408 10.544 -.008 5.453 54
Stud. Deleted Residual -4.448 1.981 -.017 1.081 54
Mahal. Distance .008 7.880 1.963 1.787 54
Cook's Distance .000 .416 .027 .070 54
Centered Leverage Value .000 .149 .037 .034 54
(4)
(5)
(6)