1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Berdasarkan Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 3 dalam Munib 2007:21: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik siswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sardiman 2008:19 menyatakan bahwa: Setiap pendidikan baik formal maupun informal mengalami proses
belajar mengajar, baik disengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari. Melalui proses belajar mengajar ini akan diperoleh
suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar.
Hasil belajar atau prestasi siswa merupakan tolok ukur keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan selama periode tertentu.
Guru perlu mengadakan evaluasi atas kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan, melalui hasil evaluasi tersebut, maka dapat
dilihat hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Tujuan proses pembelajaran di sekolah adalah agar semua siswa dapat memperoleh hasil belajar yang
memuaskan. Dimyati dan Mudjiono 2006:3 menyatakan bahwa: Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Tindak mengajar oleh guru diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Hasil belajar dari sisi siswa merupakan berakhirnya proses belajar.
Usaha siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. “Faktor intern
meliputi jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan, sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat” Slameto, 2010:54. Faktor sekolah meliputi sistem pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, salah
satunya adalah metode mengajar. Faktor yang timbul dari dalam diri siswa berupa faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor
psikologisnya seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, serta motivasi belajar siswa.
Salah satu faktor ekstern dalam proses belajar mengajar adalah metode mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Slameto 2010:65 menyatakan bahwa: Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena
guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru
terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.
Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Pulungan 2008:48 menyatakan bahwa:
Metode bukan saja memberikan kemudahan bagi siswa namun juga memudahkan kerja guru untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Metode dapat berfungsi untuk memberikan pernyataan singkat dan rangsangan yang khusus mengenai isi materi dari mata pelajaran yang
telah dipelajari dan contoh-contoh acuan yang mudah diingat untuk setiap konsep, prosedur atau prinsip yang diajarkan.
Bourner 1997:345 menyatakan bahwa “teaching methods are not an
end themselves, they are a means to an end. They are the vehicles we use to lead our students towards particular learning outcomes”. Artinya metode
mengajar bukanlah tujuan, metode mengajar adalah alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar adalah alat yang kita gunakan untuk mengarahkan
siswa terhadap hasil belajar tertentu. Selain faktor ekstern, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor intern.
Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik itu berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun ialah minat. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan
perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan
dengan apa yang dipelajari. “Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya” Slameto, 2010:57.
Lai dalam Lee 2011:142 menyatakan bahwa: Interest in learning as personal preferences with regard to
learning, which sometimes means what an individual chooses one thing rather than other things and sometimes a positive
psycologycal state occurs during hisher interaction with the circumstances that engenders further learning motives.
Artinya minat belajar sebagai pilihan pribadi berkaitan dengan pembelajaran, yang kadang-kadang berarti seseorang memilih suatu hal
daripada hal lainnya dan kadang-kadang keadaan psikologis positif terjadi selama interaksinya dengan keadaan yang menimbulkan motivasi belajar
lebih lanjut. Baller dan Charles dalam Hidayat 2007:7 menyatakan bahwa “minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan
bahwa lebih menyukai sesuatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam bentuk suatu aktivitas”.
Stenografi merupakan kompetensi wajib bagi siswa program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK. Manfaat seseorang mempelajari
stenografi adalah agar dapat mencatat lebih cepat apabila didikte. “Secara teori, menulis steno akan lebih cepat apabila dibandingkan dengan
menggunakan tulisan biasa atau latin sebab dengan huruf steno proses penulisannyapun akan lebih singkat pula” Partono, 2006:1. Tepat sekali
bagi seorang sekretaris, reporter atau wartawan yang kegiatannya mengikuti ceramah, rapat kerja, konperensi dan meliput berita-berita penting dan
sejenisnya. Tulisan stenografi dipandang lebih praktis dan menguntungkan
khususnya bagi siswa SMK program keahlian Administrasi Perkantoran karena siswa dituntut untuk terampil menulis cepat secepat pembicaraannya.
Stenografi menciptakan suatu pelajaran yang sifatnya mengutamakan keterampilan atau skill pemakai. Perlu adanya latihan membaca dan menulis
secara rutin. “Seseorang yang sering latihan membaca dan menulis secara rutin maka ia akan memiliki keterampilan dalam pelajaran steno” Ratmini,
2012:4.
SMK Hidayah Semarang sudah menerapkan metode mengajar CBSA. Rohani 2010:77 menyatakan bahwa “CBSA merupakan salah satu strategi
partisipasi peserta didik sebagai subjek didik secara optimal”. Berdasarkan observasi di lapangan terlihat bahwa penerapan metode mengajar guru kelas
XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Hidayah Semarang sudah baik, dilihat dari pemberian metode yang membuat siswa aktif belajar
yaitu pemberian tugas, penggunaan metode yang bervariasi yaitu metode ceramah, diskusi, dan praktik yang disesuaikan dengan kompetensi dasar
mata pelajaran stenografi. Selain itu, guru pengampu mata pelajaran stenografi adalah alumni IKIP Negeri Semarang dengan program studi
Administrasi Perkantoran dan sudah mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 14 tahun.
Minat siswa dalam mengikuti pelajaran ditunjukkan dengan sikap siswa yang sungguh-sungguh dalam mengikuti proses kegiatan belajar
mengajar. Penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran, minat siswa terlihat dari perhatian siswa, yang dibuktikan dengan respon siswa
dalam kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam bertanya dan jumlah kehadiran siswa.
Selain hal di atas juga diperoleh informasi mengenai hasil belajar untuk mata pelajaran stenografi masih belum optimal. Hal ini bisa dilihat
dari hasil belajar siswa, ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75.
Tabel 1.1 Nilai Ketuntasan Siswa
Kelas Jumlah
Siswa Tuntas
Tidak Tuntas Rata-rata
Kelas Jumlah
Siswa Jumlah
Siswa XI AP 1
27 11
40,74 16
59,25 69,96
XI AP 2 27
13 48,15
14 51,85
74,74 Jumlah
54 24
44,44 30
55,55 -
Sumber: Daftar Nilai Siswa UUS Gasal SMK Hidayah Semarang Tahun Pelajaran 20112012
Tabel 1.1 menunjukkan hasil belajar 54 siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran terdapat 30 siswa 55,55 tergolong
tidak tuntas dan 24 siswa 44,44 tergolong tuntas dengan KKM yaitu 75. Perinciannya adalah kelas XI AP 1 sejumlah 11 siswa 40,74 tergolong
tuntas dan 16 siswa 59,25 tergolong tidak tuntas dengan rata-rata kelas 69,96. Kelas XI AP 2 sejumlah 13 siswa 48,15 tergolong tuntas dan 14
siswa 51,85 tergolong tidak tuntas dengan rata-rata kelas 74,74. Uraian di atas memberi gambaran bahwa tinggi rendahnya hasil
belajar tergantung pada seberapa besar faktor intern dan ekstern yang terakomodasi dalam proses pembelajaran tersebut. Metode mengajar CBSA
merupakan salah satu faktor ekstern dan minat belajar siswa merupakan faktor intern yang dapat mendorong siswa untuk mendapatkan hasil belajar
yang baik. Untuk mengetahui pengaruh metode mengajar CBSA dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar stenografi, maka akan dilakukan
penelitian dengan judul
“Pengaruh Metode Mengajar CBSA dan Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi Studi
Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang”.
1.2 Perumusan Masalah