47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Responden Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Hidayah Semarang
yang berlokasi di Jalan Karangrejo Raya No. 64 Srondol Wetan Banyumanik Semarang. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak
54 siswa dan juga dijadikan sampel secara keseluruhan.
4.1.2 Deskripsi Metode Mengajar CBSA
Metode mengajar CBSA sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Metode mengajar CBSA adalah strategi pembelajaran yang
menghendaki partisipasi siswa secara optimal sehingga siswa mampu mengubah dirinya lebih efektif dan efisien. Variabel metode mengajar
CBSA dalam penelitian ini terdiri dari 23 butir pernyataan, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor
tertinggi pada variabel metode mengajar adalah 115 23x5 dan skor terendah adalah 23 23x1. Gambaran tentang kualitas metode mengajar
CBSA yang digunakan guru di SMK Hidayah Semarang dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif persentase pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Variabel Metode Mengajar CBSA
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
96,7 - 115 Sangat Baik
19 35,19
78,3 - 96,6 Baik
21 38,89
59,9 - 78,2 Kurang Baik
12 22,22
41,5 - 59,8 Tidak Baik
2 3,70
23 - 41,4 Sangat Tidak Baik
Jumlah 54
100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ada 19 siswa 35,19 termasuk
kategori sangat baik, 21 siswa 38,89 termasuk kategori baik, 12 siswa 22,22 termasuk kategori kurang baik dan sisanya sebanyak 2 siswa
3,70 termasuk kategori tidak baik. Metode mengajar CBSA termasuk kategori baik dengan rata-rata skor 88 lampiran 11 halaman 118. Hasil
mengenai distribusi jawaban responden mengenai metode mengajar CBSA dapat lebih jelas disajikan pada gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Histogram Variabel Metode Mengajar CBSA
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00
Sangat Baik Baik
Kurang Baik Tidak Baik Sangat
Tidak Baik 35.19
38.89
22.22
3.70 0.00
Adapun deskripsi per indikator untuk variabel metode mengajar CBSA adalah sebagai berikut:
4.1.2.1 Cara Berinteraksi
Pada setiap pengajaran hendaknya terjadi komunikasi yang baik antar guru dan siswa, baik secara lisan maupun tertulis, dengan cara
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan memberi gagasan. Indikator cara berinteraksi terdiri dari 4 butir pernyataan, dengan skor
tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor tertinggi pada indikator cara berinteraksi adalah 20 4x5 dan skor
terendah adalah 4 4x1. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mempunyai persepsi bahwa guru
mempunyai cara berinteraksi yang sangat baik pada saat mengajar. Hasil penelitian tentang cara berinteraksi dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut
ini:
Tabel 4.2 Cara Berinteraksi
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
16,9 – 20
Sangat Baik 34
62,96 13,7
– 16,8 Baik
10 18,52
10,5 – 13,6
Kurang Baik 4
7,41 7,3
– 10,4 Tidak Baik
5 9,26
4 – 7,2
Sangat Tidak Baik 1
1,85 Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada 34 siswa 62,96 termasuk
kategori sangat baik, 10 siswa 18,52 termasuk kategori baik, 4 siswa 7,41 termasuk kategori kurang baik, 5 siswa 9,26 termasuk
kategori tidak baik dan sisanya 1 siswa 1,85 termasuk kategori sangat tidak baik. Sebagian besar responden yaitu 34 siswa 62,96
berpendapat bahwa cara berinteraksi guru sangat baik. Cara berinteraksi guru yang baik dapat dilihat dari komunikasi yang terjalin antara guru
dengan siswa, yaitu guru mengingatkan siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, memberi kesempatan bertanya dan memberikan jawaban
secara jelas kepada siswa yang bertanya.
4.1.2.2 Keterlibatan Siswa Aktif Belajar
Guru hendaknya mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Indikator keterlibatan siswa aktif belajar terdiri dari 4 butir pernyataan, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan,
maka skor tertinggi pada indikator keterlibatan siswa aktif belajar adalah 20 4x5 dan skor terendah adalah 4 4x1. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.3 Keterlibatan Siswa Aktif Belajar
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
16,9 – 20
Sangat Baik 20
37,04 13,7
– 16,8 Baik
20 37,04
10,5 – 13,6
Kurang Baik 13
24,07 7,3
– 10,4 Tidak Baik
1 1,85
4 – 7,2
Sangat Tidak Baik Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa ada 20 siswa 37,04 termasuk kategori sangat baik, 20 siswa lainnya 37,04 termasuk dalam kategori
baik, 13 siswa 24,07 termasuk ketegori kurang baik dan sisanya 1 siswa 1,85 termasuk kategori tidak baik. Sebagian besar responden
yaitu 20 siswa 37,04 berpendapat bahwa usaha guru dalam melibatkan siswa aktif belajar sangat baik. Usaha guru dalam melibatkan
siswa aktif belajar ditunjukkan dengan memberi kesempatan siswa untuk menulis dan membaca huruf steno serta memberi kesempatan pada siswa
untuk mengerjakan tugas.
4.1.2.3 Menumbuhkan Minat Belajar
Metode mengajar yang ideal adalah metode mengajar yang mampu menumbuhkan minat belajar siswa, sebab minat belajar merupakan salah
satu kunci kesuksesan dalam proses pembelajaran siswa. Indikator menumbuhkan minat belajar terdiri dari 3 butir pernyataan, dengan skor
tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor tertinggi pada indikator menumbuhkan minat belajar adalah 15 3x5 dan
skor terendah adalah 3 3x1. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki persepsi bahwa metode mengajar
yang digunakan guru mampu menumbuhkan minat belajar siswa. Hasil penelitian tentang metode mengajar yang mampu menumbuhkan minat
belajar dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Menumbuhkan Minat Belajar
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
12,7 – 15
Sangat Baik 12
22,22 10,3
– 12,6 Baik
22 40,74
7,9 – 10,2
Kurang Baik 18
33,33 5,5
– 7,8 Tidak Baik
2 3,70
3 – 5,4
Sangat Tidak Baik Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada 12 siswa 22,22 termasuk
kategori sangat baik, 22 siswa 40,74 termasuk kategori baik, 18 siswa 33,33 termasuk kategori kurang baik dan sisanya 2 siswa 3,70
termasuk kategori tidak baik. Sebagian besar responden yaitu 22 siswa 40,74 berpendapat bahwa upaya guru dalam menumbuhkan minat
belajar sudah baik. Upaya ini dibuktikan salah satunya dengan pemberian nilai tambahan bagi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
stenografi.
4.1.2.4 Membangkitkan Semangat Belajar
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi
belajar siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Indikator membangkitkan semangat belajar
terdiri dari 4 butir pernyataan, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor tertinggi pada indikator
membangkitkan semangat belajar adalah 20 4x5 dan skor terendah
adalah 4 4x1. Hasil penelitian tentang metode mengajar yang mampu membangkitkan semangat belajar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Membangkitkan Semangat Belajar
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
16,9 – 20
Sangat Baik 24
44,44 13,7
– 16,8 Baik
21 38,89
10,5 – 13,6
Kurang Baik 9
16,67 7,3
– 10,4 Tidak Baik
4 – 7,2
Sangat Tidak Baik Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ada 24 siswa 44,44 termasuk
kategori sangat baik, 21 siswa 38,89 termasuk kategori baik dan sisanya 9 siswa termasuk kategori kurang baik. Sebagian besar responden
yaitu 24 siswa 44,44 berpendapat bahwa cara guru dalam membangkitkan semangat belajar sangat baik. Hal ini ditunjukkan
dengan cara guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis dan membaca huruf steno.
4.1.2.5 Mempertinggi Hasil Belajar
Guru hendaknya memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa-siswanya agar mereka berhasil dalam pelajarannya. Indikator
mempertinggi hasil belajar terdiri dari 4 butir pernyataan, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor
tertinggi pada indikator mempertinggi hasil belajar adalah 20 4x5 dan skor terendah adalah 4 4x1. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui
bahwa sebagian besar siswa memiliki persepsi bahwa metode mengajar yang digunakan guru mampu mempertinggi hasil belajar siswa. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Mempertinggi Hasil Belajar
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
16,9 – 20
Sangat Baik 21
38,89 13,7
– 16,8 Baik
22 40,74
10,5 – 13,6
Kurang Baik 11
20,37 7,3
– 10,4 Tidak Baik
4 – 7,2
Sangat Tidak Baik Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ada 21 siswa 38,89 termasuk
kategori sangat baik, 22 siswa 40,74 termasuk kategori baik dan sisanya 11 siswa 20,37 termasuk kategori kurang baik. Sebagian
besar responden yaitu 22 siswa 40,74 berpendapat bahwa cara guru dalam mempertinggi hasil belajar sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan
seringnya guru mengadakan latihan menulis dan membaca stenografi serta mengadakan remidi atau perbaikan nilai bagi siswa yang nilainya di
bawah KKM.
4.1.2.6 Menghidupkan Proses Pengajaran
Guru hendaknya mampu menghidupkan proses pengajaran, menciptakan suasana yang kondusif yang memungkinkan siswa dapat
belajar menyenangkan dan penuh antusiasme dalam mempelajari stenografi. Indikator menghidupkan proses pengajaran terdiri dari 4 butir
pernyataan, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap pernyataan, maka skor tertinggi pada indikator menghidupkan proses
pengajaran adalah 20 4x5 dan skor terendah adalah 4 4x1. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa guru mampu
menghidupkan proses pengajaran. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Menghidupkan Proses Pengajaran
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
16,9 – 20
Sangat Baik 12
22,22 13,7
– 16,8 Baik
24 44,44
10,5 – 13,6
Kurang Baik 14
25,93 7,3
– 10,4 Tidak Baik
3 5,56
4 – 7,2
Sangat Tidak Baik 1
1,85 Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ada 12 siswa 22,22 termasuk
kategori sangat baik, 24 siswa 44,44 termasuk kategori baik, 14 siswa 25,93 termasuk kategori kurang baik, 3 siswa 5,56 termasuk
kategori tidak baik dan sisanya 1 siswa 1,85 termasuk kategori sangat tidak baik. Sebagian besar responden yaitu 24 siswa 44,44
berpendapat bahwa guru mampu menghidupkan proses pengajaran dengan baik.
4.1.3 Deskripsi Minat Belajar Siswa
Minat belajar merupakan suatu keadaan dimana siswa merasa senang dan memberi perhatian pada mata pelajaran serta kemampuan
dalam belajar yang menimbulkan sikap keterlibatan setiap orang yang ingin belajar. Penilaian minat belajar siswa kelas XI AP SMK Hidayah
Semarang ditunjukkan dengan berbagai indikator yaitu perhatian siswa, perasaan senang, konsentrasi siswa, kesadaran siswa, dan kemauan siswa
dalam mengikuti pelajaran stenografi. Variabel minat belajar siswa dalam penelitian ini terdiri dari 19 butir pernyataan, dengan skor tertinggi 5 dan
skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor tertinggi pada variabel minat belajar siswa adalah 95 19x5 dan skor terendah adalah
19 19x1. Gambaran mengenai minat belajar siswa kelas XI AP SMK Hidayah Semarang dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif persentase
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Variabel Minat Belajar Siswa
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
79,9 – 95
Sangat Baik 6
11,11 64,7
– 79,8 Baik
37 68,52
49,5 – 64,6
Kurang Baik 7
12,96 34,3
– 49,4 Tidak Baik
4 7,41
19 – 34,2
Sangat Tidak Baik Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa ada 6 siswa 11,11 termasuk
kategori sangat baik, 37 siswa 68,52 termasuk kategori baik, 7 siswa
12,96 termasuk kategori kurang baik dan sisanya 4 siswa 7,41 termasuk dalam kategori tidak baik. Minat belajar siswa termasuk
kategori baik dengan rata-rata skor 70 lampiran 11 halaman 118. Gambaran tentang minat belajar siswa kelas XI AP 1 dan XI AP 2 SMK
Hidayah Semarang dapat dilihat pada gambar 4.2:
Gambar 4.2 Histogram Variabel Minat Belajar
Deskripsi per indikator untuk variabel minat belajar adalah sebagai berikut:
4.1.3.1 Perhatian Siswa
Seseorang yang berminat pada suatu objek pasti perhatiannya akan memusat pada suatu obyek tersebut, obyek dalam hal ini adalah mata
pelajaran stenografi. Indikator perhatian siswa terdiri dari 4 butir pernyataan, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir
pernyataan, maka skor tertinggi pada indikator perhatian siswa adalah 20 4x5 dan skor terendah adalah 4 4x1. Hasil penelitian tentang perhatian
siswa kelas XI AP SMK Hidayah terhadap mata pelajaran stenografi yang dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
Sangat Baik Baik
Kurang Baik Tidak Baik Sangat
Tidak Baik 11.11
68.52
12.96 7.41
0.00
Tabel 4.9 Perhatian Siswa
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
16,9 – 20
Sangat Baik 15
27,78 13,7
– 16,8 Baik
27 50
10,5 – 13,6
Kurang Baik 6
11,11 7,3
– 10,4 Tidak Baik
5 9,26
4 – 7,2
Sangat Tidak Baik 1
1,85 Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa ada 15 siswa 27,78 termasuk
kategori sangat baik, 27 siswa 50 termasuk kategori baik, 6 siswa 11,11 termasuk kategori kurang baik, 5 siswa 9,26 termasuk
kategori tidak baik dan sisanya 1 siswa 1,85 termasuk kategori sangat tdak baik. Sebagian besar responden yaitu 27 siswa 50 mempunyai
perhatian yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan siswa mencatat materi pelajaran
stenografi, memperhatikan
penjelasan guru,
dan mempersiapkan buku-buku stenografi ketika akan mengikuti pelajaran
stenografi.
4.1.3.2 Perasaan Senang
Perasaan senang sangat dibutuhkan siswa pada saat mengikuti pelajaran. Perasaan senang dalam mengikuti pelajaran dan tertarik dalam
mempelajari steonografi akan meningkatkan hasil belajar stenografi. Indikator perasaan senang terdiri dari 4 butir pernyataan, dengan skor
tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor tertinggi pada indikator perasaan senang adalah 20 4x5 dan skor
terendah adalah 4 4x1. Hasil penelitian tentang perasaan senang oleh siswa kelas XI AP SMK Hidayah dalam mengikuti pelajaran stenografi
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Perasaan Senang
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
16,9 – 20
Sangat Baik 5
9,26 13,7
– 16,8 Baik
23 42,59
10,5 – 13,6
Kurang Baik 22
40,74 7,3
– 10,4 Tidak Baik
3 5,56
4 – 7,2
Sangat Tidak Baik 1
1,85 Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa ada 5 siswa 9,26 termasuk
kategori sangat baik, 23 siswa 42,59 termasuk kategori baik, 22 siswa 40,74 termasuk kategori kurang baik, 3 siswa 5,56 termasuk
kategori tidak baik dan sisanya 1 siswa 1,85 termasuk kategori sangat tidak baik. Sebagian besar responden yaitu 23 siswa 42,59 memiliki
perasaan senang terhadap mata pelajaran stenografi. Responden tertarik untuk mempelajari mata pelajaran stenografi, hal ini ditunjukkan dengan
siswa antusias dalam mengerjakan tugas stenografi, bersikap aktif dalam proses pembelajaran stenografi, belajar menulis dan membaca huruf
steno tanpa ada yang menyuruh.
4.1.3.3 Konsentrasi Siswa
Konsentrasi siswa sangat penting dan diperlukan ketika mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang memiliki konsentrasi dalam belajar
maka siswa tersebut akan mengikuti pelajaran dengan baik dan jelas. Indikator konsentrasi siswa terdiri dari 4 butir pernyataan, dengan skor
tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor tertinggi pada indikator konsentrasi siswa adalah 20 4x5 dan skor
terendah adalah 4 4x1. Hasil penelitian tentang konsentrasi siswa kelas XI AP SMK Hidayah dalam mengikuti pelajaran stenografi dapat dilihat
pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Konsentrasi Siswa
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
16,9 – 20
Sangat Baik 19
35,19 13,7
– 16,8 Baik
21 38,89
10,5 – 13,6
Kurang Baik 9
16,67 7,3
– 10,4 Tidak Baik
4 7,41
4 – 7,2
Sangat Tidak Baik 1
1,85 Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa ada 19 siswa 35,19 termasuk
kategori sangat baik, 21 siswa 38,89 termasuk kategori baik, 9 siswa 16,67 termasuk kategori kurang baik, 4 siswa 7,41 termasuk
kategori tidak baik dan sisanya 1 siswa 1,85 termasuk kategori sangat tidak baik. Sebagian besar responden yaitu 21 siswa 38,89
mempunyai tingkat konsentrasi yang baik dalam mengikuti pelajaran stenografi. Hal ini ditunjukkan dengan ketelitian siswa pada saat
mengerjakan tugas stenografi, usaha siswa dalam mengerjakan tugas
sampai tuntas dan tidak melakukan aktivitas lain pada saat belajar stenografi.
4.1.3.4 Kesadaran Siswa
Siswa dalam mengikuti pelajaran hendaknya mempunyai kesadaran, kesadaran dalam indikator ini adalah kesadaran mengikuti
pelajaran, waktu dan tanggung jawab atas tugas. Indikator kesadaran siswa terdiri dari 3 butir pernyataan, dengan skor tertinggi 5 dan skor
terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor tertinggi pada indikator kesadaran siswa adalah 15 3x5 dan skor terendah adalah 3
3x1. Hasil penelitian tentang kesadaran siswa kelas XI AP SMK Hidayah dalam mengikuti pelajaran stenografi dapat dilihat pada tabel
4.12 berikut ini:
Tabel 4.12 Kesadaran Siswa
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
12,7 – 15
Sangat Baik 17
31,48 10,3
– 12,6 Baik
27 50
7,9 – 10,2
Kurang Baik 9
16,67 5,5
– 7,8 Tidak Baik
3 – 5,4
Sangat Tidak Baik 1
1,85 Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa ada 17 siswa 31,48 termasuk
kategori sangat baik, 27 siswa termasuk kategori baik, 9 siswa termasuk kategori kurang baik dan sisanya 1 siswa 1,85 termasuk kategori
sangat tidak baik. Sebagian besar responden yaitu 27 siswa 50
mempunyai kesadaran yang baik dalam mempelajari stenografi. Hal ini ditunjukkan dengan kesadaran siswa menyelesaikan tugas tepat waktu,
mengoreksi tugas sebelum dikumpulkan dan berusaha mengerjakan sendiri tanpa mencontek teman.
4.1.3.5
Kemauan Siswa
Hendaknya siswa mempunyai kemauan dalam mempelajari stenografi tanpa adanya suatu paksaan. Indikator kemauan siswa terdiri
dari 4 butir pernyataan, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 pada setiap butir pernyataan, maka skor tertinggi pada indikator kemauan
siswa adalah 20 4x5 dan skor terendah adalah 4 4x1. Hasil penelitian tentang kemauan siswa kelas XI AP SMK Hidayah dalam mengikuti
pelajaran stenografi dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Kemauan Siswa
Interval Skor Kategori
Frekuensi Persentase
16,9 – 20
Sangat Baik 15
27,78 13,7
– 16,8 Baik
24 44,44
10,5 – 13,6
Kurang Baik 12
22,22 7,3
– 10,4 Tidak Baik
3 5,56
4 – 7,2
Sangat Tidak Baik Jumlah
54 100
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel 4.13 menunjukkan bahwa ada 15 siswa 27,78 termasuk
kategori sangat baik, 24 siswa 44,44 termasuk kategori baik, 12 siswa 22,22 termasuk kategori kurang baik dan sisanya 3 siswa termasuk
kategori tidak baik. Sebagian besar siswa 44,44 mempunyai kemauan
yang baik dalam mempelajari stenografi. Hal ini ditunjukkan dengan kemauan siswa dalam memperhatikan pelajaran, kemauan siswa berlatih
menulis dan membaca huruf steno di luar jam pelajaran.
4.1.4 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi
Gambaran hasil belajar mata pelajaran stenografi siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14 Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi Kriteria
KKM Frekuensi
Tuntas 75
24 Tidak Tuntas
75 30
Jumlah 54
Sumber: Daftar Nilai Siswa UUS Gasal SMK Hidayah Semarang Tahun Pelajaran 20112012
Hasil belajar juga disajikan pada gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3 Histogram Variabel Hasil Belajar
10 20
30 40
50 60
Tuntas Tidak Tuntas
44.44 55.56
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mata pelajaran stenografi kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK
Hidayah Semarang tahun pelajaran 20112012 sebanyak 24 siswa 44,44 memiliki hasil belajar dengan nilai 75 yang berarti telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditentukan sekolah, sedangkan sisanya sebanyak 30 siswa 55,56 mendapat hasil
belajar 75 dan termasuk dalam kriteria tidak tuntas.
4.1.5 Uji Asumsi Klasik
4.1.5.1 Uji Normalitas
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
54 Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 5.05159747
Most Extreme Differences Absolute
.130 Positive
.062 Negative
-.130 Kolmogorov-Smirnov Z
.958 Asymp. Sig. 2-tailed
.318 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 a. Uji normalitas data menggunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Data berdistribusi normal Ha
: Data berdistribusi tidak normal b. Ho diterima jika nilai sig 2-tailed 5 Ghozali 2011:164.
Berdasarkan tabel 4.15 besarnya Kolmogorof Smirnov Test 0,958 dan diperoleh nilai sig = 0,318 0,05 sehingga Ho diterima yang berarti
data berdistribusi secara normal. Uji normalitas juga dapat dilihat berdasarkan grafik normal P-Plot
berikut:
Gambar 4.4 Grafik P-P Plot Normalitas Data Penelitian
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Gambar 4.4 menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.1.5.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Metode Mengajar CBSA .407
2.459 Minat Belajar
.407 2.459
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui nilai tolerance untuk variabel metode mengajar CBSA X1 sebesar 0,407 dan variabel minat belajar
X2 sebesar 0,407. Kedua variabel tersebut memiliki nilai tolerance 0,10 hal ini berarti tidak terdapat multikolinearitas pada data. Nilai VIF
Metode mengajar CBSA X1 sebesar 2,459 dan minat belajar X2 sebesar 2,459. Kedua variabel tersebut memiliki nilai VIF 10 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada data.
4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.5 Scatterplot Heteroskedastisitas Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013
Terlihat dari gambar 4.5 titik-titik yang dihasilkan menyebar dan secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
berarti tidak terdapat heteroskedastisitas pada data.
4.1.6 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode mengajar CBSA X1 dan minat belajar
X2 terhadap hasil belajar Y siswa kelas XI AP pada mata pelajaran stenografi di SMK Hidayah Semarang. Penelitian ini menggunakan
analisis linear berganda dengan menggunakan perhitungan program SPSS for windows release 16. Hasil analisis ini dapat dilihat pada tabel
4.17 berikut ini:
Tabel 4.17 Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 33.231
4.971 6.685
.000 Metode Mengajar CBSA
.222 .082
.395 2.690
.010 Minat Belajar
.279 .104
.396 2.699
.009 a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2013 Tabel analisis regresi linear berganda menunjukkan persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y = 33,231 + 0,222X1 + 0,279X2
1. Konstanta = 33,231 Variabel metode mengajar CBSA dan minat belajar jika
diperoleh angka 0 maka variabel hasil belajar sebesar 33,231.
2. Koefisien X1 = 0,222 Variabel metode mengajar CBSA apabila mengalami kenaikan
sebesar satu poin, sementara variabel minat belajar tetap maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar siswa sebesar 0,222.
3. Koefisien X2 = 0,279 Variabel minat belajar apabila mengalami kenaikan sebesar satu
poin, sementara variabel metode mengajar CBSA tetap maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar siswa sebesar 0,279.
4.1.7 Uji Hipotesis