Sementara Nurihsan 2005 : 16, mengatakan bahwa fungsi bimbingan dan konseling adalah :
1. Fungsi pemahaman, yaitu membantu peserta didik agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya dan lingkungannya. Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis. 2.
Fungsi Preventif yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh peserta didik yang lain. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan siswa dalam
keseluruhan, proses dan kegiatan pendidikan. Pemberian Layanan bimbingan dan konseling kepada siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang menjadi pribadi
yang mandiri secara optimal.
2.2.5 Pendekatan Dalam Bimbingan Konseling
Terdapat beberapa pendekatan atau teknik yang digunakan oleh para pakar konseling dalam rangka memberikan terapi atau rawatan terhadap klien, dan setiap
pendekatan atau tehnik yang ada mempunyai kelebihan dan kelemahan masing- masing.
Universitas Sumatera Utara
a. Pendekatan behavioristik
Pendekatan behavioristik atau behaviorisme termasuk salah satu aliran psikologi yang sangat berpengaruh dari psikologi yang ada dewasa ini. Pendekatan
behavioristik sering juga disebut sebagai terapi prilaku dan pengubahan prilaku, pendekatan ini merupakan salah satu dari beberapa ”revolusi” dalam dunia
pengetahuan psikologi terapi Singgih, 1992: 191. Mansur 1993: 125 menyatakan bahwa pendekatan konseling tingkah laku
diperkenalkan oleh Skinner, beliau berpendapat bahwa tingkah laku yang dibentuk dan ditentukan oleh keadaan serta kejadian pada masa sekarang bukanlah pengaruh
dari dalam diri seseorang, tetapi hal itu merupakan aplikasi dari pada masa lalu. Tetapi konsseling tingkah laku dapat dikatakan sebagai pendekatan baru yang
berlandaskan pada teori-teori sebelumnya, yaitu teori pembelajaran yang dikenal sebagai pemahaman tingkah laku. Berdasarkan teori pembelajaran inilah konseling
tingkah laku pada dasarnya mempunyai kaitan dengan perubahan tingkah laku seseorang.
Pendekatan tingkah laku behavioristik dewasa ini banyak dipergunakan untuk melakukan kegiatan psikoterapi dalam arti luas atau konseling dalam arti
sempit. Pendekatan ini juga menitikberatkan peranan lingkungan sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi seseorang. Pendekatan ini memandang bahwa
perkembangan seseorang akan tumbuh seperti apa yang diinginkan oleh lingkungannya. Behaviorisme mengikuti metode eksperimen penelitian ilmiah.
Perhatian mereka hanya tertuju terhadap yang dapat diamati secara ilmiah Poduska, 1990: 39.
Universitas Sumatera Utara
b. Pendekatan pemusatan klien client centered therapy
Pendekatan pemusatan klien client centered therapy adalah salah satu pendekatan yang sangat populer dalam konseling pada abad ke-20. Terapi pemusatan
klien ini sering juga disebut sebagai konsep diri. Terapi ini memfokuskan pendekatan hasil dari reaksinya terhadap pendekatan tradisi sebelumnya yaitu pendekatan
psikoanalisis yang menekankan kepada aspek-aspek diagnostik dan penafsiran. Dalam teori ini, proses konseling lebih menitikberatkan kepada suatu rumusan
dimana klien meyakini dirinya sendiri, tidak kaku, tidak mudah terpengaruh dan menjadikan dirinya lebih berupaya untuk membuat pilihan nilai subjektif yang sesuai
Awang, 1987: 49 Tujuan yang ingin dicapai melalui pendekatan pemusatan klien bukan hanya
sekedar menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi klien di saat itu saja, tetapi juga lebih diutamakan untuk mencapai perasaan bebas dan seimbang pada masa-masa
mendatang, karena pada dasarnya tujuan konseling adalah untuk membantu klien dalam proses perkembangan agar ia dapat menghadapi dan mengatasi masalah
sekarang dan masalah masa depan Awang, 1987: 54. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka klien harus melepaskan dirinya
dari persoalan-persoalan apa yang membalut dirinya selama ini untuk dapat berhadapan dengan kenyataan Mansur, 1993: 189.
c. Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif sangat sering digunakan oleh ahli psikologi, khususnya psikologi sosial. Ahli psikologi sosial umumnya berpendapat bahwa manusia pada
dasarnya bersifat konsisten dan orang akan berbuat sesuatu sesuai dengan sikapnya,
Universitas Sumatera Utara
sebaliknya orang akan berusaha untuk menjauh dari sesuatu jika tidak sesuai dengan sikap dan pembawaannya.
Terapi kognitif ini diperkenalkan oleh Albert Ellis. Beliau mengatakan bahwa teori psikoanalisis tidak begitu mendalam dan merupakan salah satu bentuk
pemulihan yang tidak saintifik Mansur, 1993: 103. Pada awal tahun 1995, Ellis menggabungkan terapi kemanusiaan, filosofikal dan tingkah laku ke dalam terapi
emosi rasional. Sejak itulah Albert Ellis dikatakan sebagai peletak batu pertama aliran ini.
d. Pendekatan Psikoanalisis
Salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi adalah pendekatan atau teori psikoanalisis yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah sebuah
model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan berkaitan dengan metode psikoterapi. Secara historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran
utama psikologi, yang kedua adalah behaviorisme dan ketiga adalah psikologi eksistensial humanistik , namun nampaknya pendekatan ini belum banyak dikenal
dan dipraktekkan, terlebih lagi dalam dunia bimbingan konseling Lubis, 2006: 120. Psikoanalisa memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya
dorongan yang menimbulkan konflik. Dorongan-dorongan ini sebahagian disadari dan sebahagian lagi tidak disadari sama sekali. Konflik timbul karena adanya
dorongan-dorongan yang saling bertentangan sebagai manifestasi dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial di samping biologis Singgih, 1992: 169.
Menurut pandangan psikoanalisis, struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem yaitu id, ego, dan superego. Dimana ketiganya adalah nama bagi proses-
Universitas Sumatera Utara
proses psikologis. Id merupakan komponen yang sangat erat kaitannya dengan biologis, ego erat kaitannya dengan komponen psikologis sedangkan superego erat
kaitannya dengan komponen sosial. Oleh karena itu jelaslah terlihat bahwa psikoanalisis adalah suatu kaedah untuk memberi perawatan atau penyembuhan
kepada klien yang punya masalah khususnya dengan cara psikologi kejiwaan dan bukan dengan cara fisik, bahkan Freud percaya bahwa manusia dilahirkan dengan
dorongan-dorongan naluri yang bersifat biologis Awang, 1987: 43.
2.2.6 Hubungan Bimbingan Konseling Dengan Pendidikan