Struktur Organisasi Program Pelayanan Bimbingan

4.3 Struktur Organisasi

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SMA CAHAYA MEDAN Ket : : Garis Komando : Garis Konsultasi Dari bagan di atas, dapat kita lihat bahwa yayasan Seri Amal memiliki tingkat yang sejajar dengan Dinas Pendidikan Nasional Kotamadya Medan. Dalam hal ini maksudnya adalah bahwa pihak yayasan Seri Amal yang berhak melakukan Dinas Diknas Provinsi Sumut Dinas Diknas Pemko Medan Pengurus Yayasan Seri Amal Kepala Sekolah Sr. Ludovika Situmorang Koperasi Tata Usaha Wakasek Urusan Kurikulum Drs. J. Simbolon Wakasek Urusan Pembinaan Kesiswaan J. Siagian MGMP Guru-guru Bimbingan Konseling Karir Wali Kelas Karyawan OSIS Siswa - Siswi Universitas Sumatera Utara konsultasi dengan Dinas Diknas Pemko Medan. Sementara Dinas Pendidikan Nasional Kota Medan dikomandoi dibawahi atau bertanggung jawab kepada Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Kepala Sekolah SMA Cahaya langsung mendapat perintah dari Dinas Pendidikan Nasional Pemerintahan Kota Medan. Sementara kepala sekolah membawahi atau berhak memberikan perintah kepada beberapa jabatan lainnya di sekolah seperti bagian tata usaha, koperasi, wakil kepala sekolah, guru-guru, siswa, OSIS dan karyawan lainnya. Kepala sekolah juga harus berkonsultasi dengan pihak koperasi sekolah. Wakil kepala sekolah di SMA Cahaya Medan terdiri dari dua bagian yang memiliki tugas dan peranan yang berbeda. Wakil kepala sekolah bagian pembinaan kesiswaan yang bertanggung jawab atas kelancaran OSIS di SMA Cahaya Medan. Wakil kepala sekolah bagian pembinaan kesiswaan ini dapat berkonsultasi dengan karyawan-karyawan lain. Sementara siswa atau siswa di SMA Cahaya Medan ini tidak berbeda dengan sekolah lainnya. Para siswa berada di bawah naungan guru- guru, wali kelas dan guru bimbingan. Universitas Sumatera Utara

4.4 Program Pelayanan Bimbingan

Bagan di bawah akan menjelaskan bagaimana peranan dari berbagai pihak di SMA Cahaya Medan terhadap kelancaran proses bimbingan bagi siswanya. PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN SMA CAHAYA MEDAN Hampir sama dengan bagan struktur organisasi sekolah, bagan program pelayanan bimbingan juga menjelaskan bahwa Kepala sekolah mendapat komando langsung dari Dinas Pendidikan ataupun pihak yayasan Seri Amal. Kepala sekolah memiliki peran yang sama dengan tenaga ahli dalam hal bimbingan dari instansi lain dalam memberi komando kepada pihak tata usaha, guru, wali kelas dan guru bimbingan dalam proses melancarkan kegiatan bimbingan di SMA Cahaya Medan. Dinas Yayasan Kepala Sekolah Tata Usaha Tenaga Ahli Instansi Lain Guru bidang studi Guru Pembimbing Wali kelas Siswa Universitas Sumatera Utara Dari bagan di atas dapat kita lihat bahwa proses kegiatan bimbingan bukanlah menjadi tugas yang sulit bagi guru bimbingan. Hal ini disebabkan karena guru-guru bidang studi dan wali kelas juga berhak untuk membimbing siswanya agar mampu berkembang secara optimal. Namun mengingat tugas guru bidang studi dan wali kelas adalah mengajarkan mata pelajaran bagi siswanya, maka di sinilah peran dari guru bimbingan diperlukan agar lebih menonjol dibandingkan dengan guru bidang studi atau wali kelas. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dibahas tentang analisis data dengan menggunakan analisis tabel tunggal, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan kuesioner. Dalam hal ini data hasil penelitian diperoleh langsung dari siswa SMA Cahaya Medan sebagai respondennya. Dalam penelitian ini jumlah sampel ditentukan berdasarkan teori Arikunto, dimana jika jumlah populasi lebih dari 100, maka disarankan untuk menentukan jumlah sampel antara 10- 25 dari jumlah populasi dan ini telah dianggap representatif Arikunto,1993: 149. Maka diperoleh sampel yang berjumlah 79 orang atau 15 dari jumlah populasi keseluruhan di SMA Cahaya Medan yang berjumlah 519 siswa. Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3 mengenai populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Cahaya Medan kecuali siswa kelas X atau kelas 1 dengan alasan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu karena bimbingan karir dan segala penjelasannya mulai diperkenalkan pada siswa kelas XI hingga kelas XII. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara : a Siswa yang dijadikan sebagai sumber data dikumpulkan dalam satu ruang atau kelas. b Penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan ke sekolah. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Peranan Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMU Islam Al-Azhar 3

1 30 107

PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI PERMASALAHAN KENAKALAN SISWA SMA NEGERI 8 GARUT

0 4 94

IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MENULIS Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Menulis Siswa Kelas I Di SD Negeri 01 Tempuran, Simo, Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017.

0 10 17

IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MENULIS Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Menulis Siswa Kelas I Di SD Negeri 01 Tempuran, Simo, Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 16

KOMPETENSI DAN PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KOMPETENSI DAN PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI PUCANGAN 03 KARTASURA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 15

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008.

0 0 17

PERAN GURU SEBAGAI PETUGAS BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IV SDN PERAN GURU SEBAGAI PETUGAS BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IV SDN MANGGUNG 2 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 13

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TRAIT AND FACTOR TERHADAP KEMAMPUAN DALAM MENGATASI KESULITAN PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 3 MAGELANG -

0 0 63

Bimbingan Karir Kolaboratif dalam Pemantapan Perencanaan Karir Siswa SMA

0 2 7

Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di MIN 2 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 83