BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Roda jaman terus melaju, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, dunia terus berkembang. Diawali dengan jaman pertanian, diikuti jaman
industrialisasi, selanjutnya memasuki era informasi. Periodisasi tersebut bersifat umum dan dialami oleh semua negara belahan dunia, baik negara kaya maupun
negara miskin, baik disadari maupun tidak. Ibarat gelombang air, terus mengalir menuju ke muara, menyeret dan menerjang apapun yang dilalui.
Menghentikan gelombang perubahan tidaklah mungkin dan bahkan tidak ada alasan untuk mencegahnya. Gelombang perubahan telah berjalan dan perubahan yang
semakin besar dan semakin cepat akan terus terjadi. Tiada alasan untuk mengelak kecuali hanya berpikir bagaimana menghadapinya.
Manusia diciptakan Tuhan sesungguhnya dibekali dengan berbagai potensi. Pada dasarnya manusia mempunyai kekuatan dan kemampuan luar biasa untuk
menghadapi segala tantangan. Hanya apakah potensi yang telah diberikan tersebut dapat diaktualisasikan dan dimanfaatkan dengan baik atau tidak. Manusia juga
diberikan kemampuan otak yang luar biasa, bahkan sebenarnya mampu melebihi kehebatan komputer. Namun sungguh sangat disayangkan, kemampuan tersebut pada
umumnya tidak disadari sehingga manusia hanya sedikit sekali memanfaatkan potensi yang dimiliki, itupun telah merasa optimal.
Universitas Sumatera Utara
Rahman 2003: 3 menyatakan pendidikan merupakan jalan yang paling efektif dalam pengembangan kemampuan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik
dibina untuk menjadi dirinya sendiri yaitu diri yang memiliki potensi yang luar biasa. Melalui kurikulum yang terbaru, peserta didik diarahkan untuk menjadi manusia yang
berkualitas, yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan jaman, bahkan mampu mengendalikannya.
Namun pada kenyataannya pendidikan belum mampu memerankan tugas dan fungsinya secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya prestasi peserta didik
secara umum serta masih banyaknya kenakalan siswa dan penyimpangan- penyimpangan yang dilakukan. Tingginya tingkat kenakalan dan penyimpangan
itulah yang menjadikan pendidikan belum optimal terutama di Indonesia. Rahman 2003: 4 menyatakan bahwa salah satu yang menjadi kendala
terbesar di dunia pendidikan adalah peserta didik belum mampu mengaktualisasikan segenap potensi yang dimiliki. Dengan kata lain “prestasi di bawah kemampuan”.
Sungguh luar biasa seandainya para peserta didik menyadari potensi sesungguhnya yang dimiliki dan kemudian mampu memanfaatkannya. Niscaya globalisasi dengan
segala aspeknya bukanlah sesuatu hambatan dan ancaman melainkan tantangan yang menarik untuk dihadapi.
Dewa Ketut Sukardi 1988: 18 pendidikan terjadi di dalam diri individu dan merupakan sesuatu yang esensial. Sesuatu yang terjadi di dalam diri individu tersebut
merupakan suatu proses perubahan. Pada saat dilahirkan, manusia adalah insan yang paling tidak berdaya. Manusia bergantung pada orang lain saat diberi makan, minum,
dirawat serta dilindungi untuk mempertahankan hidupnya dan menjamin
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan yang optimal. Pertumbuhan manusia yang optimal akan berpotensi memunculkan bibit-bibit manusia unggul atau sumber daya manusia yang berkualitas.
Peran dan tanggungjawab guru sebagai komponen sekolah sangat menentukan keberhasilan mewujudkan SDM yang berkualitas dan memiliki keunggulan
kompetitif yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Sekolah merupakan institusi sebagai penjabaran undang-undang di atas yang di dalamnya tempat mempersiapkan
dan mewujudkan SDM yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Hal ini dapat dipahami, karena sekolah
mempunyai tujuan dan perencanaan yang jelas, dapat dilihat dengan adanya kurikulum, metode, media pendidikan dan lain-lain.
Pendidikan yang diterapkan melalui lembaga pendidikan seperti sekolah, mempunyai fungsi yang amat penting dalam mengubah human asset manusia
sebagai aset menjadi human capital manusia sebagai modal. Pada umumnya manusia adalah aset penting berdirinya suatu negara, akan tetapi seiring
perkembangan jaman, sekolah dituntut untuk mengubah manusia itu menjadi suatu modal yang berharga bagi perkembangan negaranya Schultz, dalam Tingkilisan,
2004: 229. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang dibuat oleh pemerintah
maupun mitra pemerintah melalui kebijakan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini berkaitan dengan cita-cita bangsa
Indonesia yang tertuang di dalam pembukaan UUD 1945. Tingkilisan, 2004: 230. Pada umumnya setiap peserta didik menjalani kegiatan belajar mengajar di
sekolahnya dengan tujuan mencapai suatu hasil yang maksimal. Namun bukan berarti
Universitas Sumatera Utara
para peserta didik akan terhindar dari masalah yang mungkin akan muncul saat mereka mengikuti proses belajar- mengajar. Masalah itu dapat berupa kesulitan
belajar, masalah ekonomi keluarga, masalah dengan teman sekolah dan masalah penyesuaian dengan peraturan yang berlaku.
Hallen 2005: 4 menyatakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan
pemecahan masalah-masalah adalah melalui kegiatan bimbingan. Oleh karena itu, selayaknya setiap bentuk dan jenis bimbingan terdapat di sekolah sebagai wadah para
peserta didik mengikuti belajar-mengajar. Pelayanan bimbingan secara profesional di Indonesia difokuskan pada
generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah dan inipun paling terealisasi pada tahap sekolah lanjutan. Sekolah lanjutan yang dimaksud adalah sekolah lanjutan
tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas atau sekarang disebut sekolah menengah atas.
Alasan yang mendukung bahwa program bimbingan lebih dikembangkan di jenjang pendidikan menengah dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya
karena peserta didik di jenjang pendidikan menengah lebih berperan sendiri dalam menentukan masa depan, dengan memilih program studi yang nantinya selaras di
perguruan tinggi. Dari perguruan tinggi akan berlanjut hingga penentuan karir selanjutnya di dunia kerja Winkel, 1997: 21.
Siswa sekolah menengah atas akan dibantu untuk mengenal dunia kerja dan dirinya sendir dalam kaitan satu sama lain, sejauh mereka cenderung untuk memilih
bidang atau golongan jabatan tertentu dan memulai memandang dirinya sendiri
Universitas Sumatera Utara
sebagai calon pemegang jabatan yang harus memiliki tingkat kualifikasi tertentu. Siswa juga akan dibantu dalam hal gaya hidup life style dalam berbagai dimensi
yang didambakan bagi dirinya sendiri yang kerap berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang menjadi pegangan dalam hidup. Masih banyak jenis masalah yang
bisa dan mampu untuk diselesaikan bersama dalam kegiatan bimbingan ini. Siswa di sekolah lanjutan tentu telah lebih paham akan tuntutan pembangunan negara di masa
modern ini dan lebih siap untuk berpartisipasi sebagai manusia pembangunan dalam pengembangan bangsa dibandingkan dengan siswa yang masih duduk di bangku
sekolah dasar. Dimana siswa di sekolah menengah atas mulai sadar akan dirinya sendiri dan mulai mengalami banyak tantangan yang menyangkut dirinya sendiri.
SMA Cahaya Medan merupakan sekolah swasta yang berada dalam naungan yayasan Seri Amal. Pada umumnya seorang siswa menengah atas berusia antara 13
hingga 20 tahun. Pada rentang usia ini, mereka tergolong ke masa remaja dimana seorang remaja sudah pasti dapat membedakan mana yang benar dan mana yang
salah. Akan tetapi tidak semua remaja mampu untu k memprediksikan atau meramalkan masa depannya Winkel dan Hastuti, 2006: 676.
Penyelesaian masalah remaja biasanya berdampak terhadap kebahagiaan di masa dewasanya kelak. Masalah yang sering dihadapi oleh seorang remaja pada
umumnya datang dari lingkungan bergaulnya dalam hal ini lingkungan sekolah. Oleh karena itu pelayanan bimbingan di SMA Cahaya Medan diperlukan bagi siswa atau
peserta didik yang menuntut ilmu disana. Layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan di SMA Cahaya Medan terhadap kaum remaja yang bersekolah diharapkan
Universitas Sumatera Utara
mampu menciptakan kesempatan yang luas untuk mendampingi mereka dalam perkembangan supaya berlangsung seoptimal mungkin.
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya memperoleh pendidikan yang baik dari sekolahnya. Berawal dari bimbingan orangtua di rumah dan belajar di
sekolah hingga akhirnya lulus dengan nilai baik dan memiliki arah dan tujuan bagi masa depannya. Untuk mencapai masa depan yang terjamin, tidak cukup hanya
dengan mengikuti proses belajar mengajar di sekolah, melainkan juga dengan mengikuti kegiatan lain yang diselenggarakan pihak sekolah, seperti mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan kegiatan bimbingan konseling.
Tingginya tingkat pembangunan akhir-akhir ini menuntut generasi muda untuk lebih berkompeten dalam menjajaki dunia kerja. Tahap awal sebelum seorang
individu mendalami dunia kerja atau dunia karir yaitu melalui dunia pendidikan seperti sekolah. Hal ini tergantung bagaimana sekolah sebagai lembaga pendidikan
dan peserta didik sebagai calon SDM berkualitas menjalani perannya masing-masing dengan sebaik mungkin Gunawan, 1992: 35.
Di sini SMA Cahaya Medan menawarkan bantuan bagi para peserta didiknya dalam memberikan solusi menghadapi kemungkinan sulitnya peserta didik dalam
menentukan posisi mereka di dunia karir. Oleh karena itu, peneliti ingin mengangkat masalah karir dengan judul penelitian “Efektivitas Bimbingan dan Konseling Dalam
Mengatasi Masalah Kesulitan Pemilihan Karir Siswa di Sekolah Menengah Atas SMA Cahaya Medan”.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah