d. Pengetahuan tentang program yang dikelola dengan pendekatan sistem ini
masih kurang baik e.
Kulitas SDM kurang baik f.
Tidak mempunyai SOP g.
Manajemen sumber daya yang kurang baik h.
Tidak mempunyai SOP i.
Manajemen sumber daya yang kurang atau bahkan tidak profesional Kedua faktor diatas harus mampu dikelola dengan baik, sehingga segi
positif dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan aspek negatif dapat ditekan serendah mungkin. Untuk itulah diperlukan sebuah program yang akan memandu
para pembina dan PPK untuk dapat melakukan hal tersebut.
2.3.6. Indikator Mutu dalam Pelayanan JPK
Indikator merupakan acuan untuk menyamakan bahasa dan persepsi terhadap satu hal. Begitu pula ketika membicarakan mutu pelayanan kesehatan
dalam rangka jaminan pemeliharaan kesehatan, harus berpedoman kepada indikator-indikator tertentu yang telah disepakati. Oleh karenanya, ada standar
yang telah disepakati sebagai acuan definisi dan batasan tentang mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta PT. Jamsostek Persero.
Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai acuan adalah : 1.
Kelengkapan fasilitas a.
Sarana medis dan non medis : hal ini akan menentukan kemampuan fasilitas tersebut memberikan pelayanan yang bermutu. Kelengkapan
sarana medis dan non medis ini dapat diukur menggunakan standar perijinan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang untuk itu.
b. SDM yang tersedia : jumlah dan kualitas SDM yang tesedia merupakan
indikasi potensi kemampuan fasilitas tersebut memberikan pelayanan yang bermutu. SDM merupakan operator penting dalam pelayanan, sehingga
keberadaannya merupakan kunci keberhasilan. Dengan melihat jumlah dan kualitas SDM yang tersedia, dapat diproyeksikan kemampuan fasilitas
tersebut tersebut untuk memberikan pelayanan yang bermutu. c.
Proporsi jumlah peserta dan PPK : hal ini akan memberikan gambaran kualitas yang dapat diberikan. Peserta yang terlalu banyak di satu PPK
mempunyai potensi untuk terjadinya penurunan mutu layanan. Sebaliknya peserta yang terlalu sedikit dapat juga menjadi indikasi ketidaksenangan
orang terhadap PPK tersebut. 2.
Cakupan Program, terdiri atas: a.
Jumlah kunjungan b.
Utilisasi c.
Unit Cost d.
Jumlah dan prosentase rujukan 3.
Kepuasan peserta a.
Jumlah keluhan b.
Jenis keluhan c.
Drop out rate
2.3.7. Indikator-indikator Pengendalian Pemanfaatan PPK
Berdasarkan pengalaman penyelenggaraan program JPK, telah berhasil dikumpulkan data unit cost nasional maupun regional yang dapat diamati
perubahannya dari tahun ke tahun. Pengamatan terhadap tingkat pemanfaatan pertama kali ditetapkan pada tahun 1996 melalui Surat Edaran Direksi No
SE050596 tentang pengendalian Pemanfaatan Pelaksana Pelayanan Kesehatan PPK. Dalam perjalanan penyelenggaraan program JPK selama ini, terbukti
bahwa tingkat pemanfaatan tersebut masih berlaku dan tidak banyak berubah. Indikator – indikator yang perlu diperhatikan :
1. Persentase kunjungan PPK Tk. I sebanyak 12 - 17
2. Persentase kunjungan PPK Tk. II rawat jalan dokter spesialis sebanyak 0.6-
0.8 3.
Persentase kasus rawat inap sebanyak 0.3 4.
Rata – rata lama hari rawat 5 -7 hari 5.
Persentase rujukan atau contact rate : 1
Persentase rujukan ke rawat jalan spesialis dari kunjungan PPK–I sebanyak 3 - 6
2 Persentase rujukan ke rawat inap dari kunjungan PPK-II sebanyak 30 -
40 3
Persentase rujukan ke rawat inap dari kunjungan PPK–I sebanyak 1-2 6.
Persentase kunjungan dokter gigi sebanyak 0.8 -1 7.
Persentase pemanfaatan persalinan normal 0.14-0.16
Produk PT. Jamsostek Persero adalah managed care yang manfaatnya dalam bentuk pelayanan. Pelayanan diberikan dengan berjenjang dari pelayanan
primer hingga sekunder dan tersier. Untuk memberikan pelayanan kepada pesertanya, PT. Jamsostek Persero bekerjasama dengan PPK yang akan
memberikan pelayanan kesehatan. PPK-I sebagai sentra pelayanan merupakan pelayanan primer yang menjadi ujung tombak dari rangkaian pelayanan kesehatan
program JPK. Pelayanan primer adalah pelayanan terbanyak digunakan oleh peserta
karena jenis kasus dan cakupan pelayanan di pelayanan primer memang paling banyak dan bervariasi. Disamping itu peserta yang memerlukan pelayanan di
PPK–II harus berdasarkan rujukan dari PPK–I. Karenanya jumlah PPK–I harus tersedia dalam jumlah yang banyak dan tersebar mendekati lokasi tempat tinggal
atau lokasi kerja peserta PT. Jamsostek Persero.
2.4. Landasan Teori
2.4.1. Teori Faktor yang Memengaruhi Kesehatan
Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal dari dalam diri manusia maupun faktor ekternal diluar diri manusia. Faktor
internal ini pun terdiri dari faktor fisik dan psikis. Demikian pula faktor eksternal , terdiri dari berbagai faktor yang antara lain sosial, budaya masyarakat, lingkungan
fisik, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Secara garis besar faktor– faktor yag memengaruhi kesehatan, baik individu, kelompok, masyarakat