mengetahui pemanfaatan peserta program JPK terhadap cakupan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh PPK-I. Hasil dari penelitian ini, secara umum
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan atau lembaga asuransi yang menyelenggarakan program pelayanan kesehatan. Secara khusus,
hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan untuk penyempurnaan program JPK serta perbaikan terhadap kinerja PPK-I dalam memberikan pelayanan kepada
peserta program JPK di Kantor Cabang Belawan.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, belum diketahuinya hubungan faktor - sosiodemografi dan sosiopsikologi terhadap pemanfaatan Pelaksana Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama PPK-I peserta Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan PT. Jamsostek Persero Kantor Cabang Belawan merupakan
permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini cukup penting untuk dilakukan guna mengetahui sejauh mana hubungan faktor
sosiodemografi dan sosiopsikologi peserta program JPK dalam memanfaatkan cakupan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh PPK-I.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dan sosiopsikologi terhadap pemanfaatan Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama PPK-I peserta Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan PT. Jamsostek Persero Kantor Cabang Belawan.
1.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini akan membuat kesimpulan sementara sebagai berikut :
Adanya hubungan antara faktor sosiodemografi dan faktor sosiopsikologi peserta Program JPK Jamsostek terhadap pemanfaatan PPK I.
1.5. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan mengenai faktor–faktor yang mendukung perilaku individu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang telah disediakan.
2. Bagi Kantor Cabang
Melakukan evaluasi terhadap pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh peserta sehingga dapat melakukan program jaga mutu PPK–I yang bekerjasama
dalam menyelenggarakan program JPK Jamsostek. 3.
Bagi Kantor Pusat Sebagai bahan evaluasi terhadap penyelenggaraan program JPK sehingga dapat
menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan status kesehatan tenaga kerja dan keluarganya.
4. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tenaga kerja dan keluarganya sebagai referensi tambahan
bagi penelitian lainnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Penelitian yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan telah dilakukan mulai tahun 1960-an. Beberapa ahli yang meneliti tentang
pemanfaatan pelayanan kesehatan antara lain Andersen, Newman serta Donabedian. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor sosial budaya, faktor organisasi, faktor terkait konsumen dan faktor terkait penyedia pelayanan Dever, 1984.
2.1.1. Faktor Sosial Budaya
Sosial budaya memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan meliputi teknologi dan nilai. Teknologi memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan
khususnya dalam hal penggunaan teknologi untuk mengurangi tingkat kesakitan dan kebutuhan akan perawatan kesehatan Lewis Thomas di dalam Dever, 1984
seperti imunisasi, penggunaan antibiotik dan kemotherapi. Nilai sosial juga memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, walaupun hal ini sedikit sulit
uantuk dipelajari karena berupa norma sosial dan kepercayaan yang memengaruhi semua aspek dalam proses perawatan kesehatan, sebagai contoh, pertolongan
persalinan di New York 1971 98 dilakukan di rumah sakit namun di Belanda 1968 95 masih dilakukan di rumah. Suchman 1964 menemukan bahwa
12
adanya perbedaan pengambilan keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia, khususnya pada masyarakat yang memiliki struktur sosial
yang terdiri cosmopolitan dan paroki. Dia menemukan bahwa group cosmopolitan lebih cepat memutuskan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sementara
group paroki masih sangat tergantung kepada hubungan kekerabatan dalam pengambilan keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.
2.1.2. Faktor Organisasi
Faktor kedua yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah struktur dan proses yang merupakan bagian dari organisasi pelayanan kesehatan
yaitu hubungan antara pasien dan pusat pelayanan kesehatan yang terdiri dari : a.
Ketersediaan Sumber Daya Suatu sumber daya tersedia apabila sumber daya itu ada atau bisa didapat,
tanpa mempertimbangkan sulit ataupun mudahnya penggunaannya. Suatu pelayanan hanya bisa digunakan apabila jasa tersebut tersedia.
b. Akses Geografis
Akses geografis dimaksudkan pada faktor yang berhubungan dengan tempat yang memfasilitasinya atau menghambat pemanfaatan, Dengan demikian, ada
hubungan antara lokasi suplai dan lokasi klien, yang dapat diukur dengan jarak waktu tempuh, atau biaya tempuh. Hubungan antara akses geografis dan
volume dari pelayanan tergantung dari jenis pelayanan dari jenis sumber daya yang ada. Peningkatan akses yang dipengaruhi oleh berkurangnya jarak, waktu
tempuh ataupun biaya tempuh sangat mungkin mengakibatkan peningkatan
pelayanan yang berhubungan dengan keluhan-keluhan ringan. Dengan kata lain, pemakaian pelayanan preventif lebih banyak dihubungkan dengan akses
geografis daripada pemakaian pelayanan kuratif sebagaimana pemanfaatan pelayanan umum bila dibandingkan dengan pelayanan spesialis. Semakin
hebat suatu penyakit atau keluhan, dan semakin canggih atau semakin khusus sumber daya dari pelayanan, akan berakibat pada semakin berkurang
pentingnya atau berkurang kuatnya hubungan antara akses geografis dan volume pemanfaatan pelayanan.
c. Akses Sosial
Akses sosial terdiri atas dua dimensi, yaitu dapat diterima dan terjangkau. Dapat diterima mengarah kepada faktor psikologis, sosial dan faktor budaya,
sedangkan terjangkau mengarah kepada faktor ekonomi. Umumnya, konsumen memperhitungkan sikap dan karakteristik yang ada pada pusat pelayanan
kesehatan seperti etnis, jenis kelamin, umur, ras dan hubungan keagamaan. d.
Karakteristik dari Struktur Perawatan dan Proses Praktek pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, praktek tunggal, praktek
dokter bersama, grup praktek dokter spesialis atau yang lainnya membuat pola pemanfaatan yang berbeda. Hal ini juga menjadi faktor penting yang
menggambarkan hubungan antara pasien dan pusat pelayanan kesehatan dan seberapa sering pasien akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
2.1.3. Faktor yang Berhubungan dengan Konsumen
Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan interaksi antara beberapa karakter yang melekat pada konsumen dan pusat pelayanan kesehatan dalam
lingkungan sosial. Tingkat kesakitan atau kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan merupakan salah satu karakter yang dapat diukur dengan indikator berupa tingkat
kesakitan, persepsi gejala suatu penyakit, pencegahan penularan penyakit kronis, kehilangan hari kerja dan diagnosa atas suatu penyakit. Hal paling dominan yang
menentukan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan adalah persepsi tentang sakit. Menurut Dever 1984, ada dua faktor yang memengaruhi konsumen dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan terdiri dari : 1.
Faktor Sosiodemografi Faktor ini meliputi umur, jenis kelamin, ras, etnis, status perkawinan dan status
sosial ekonomi pendidikan, pekerjaan dan pendapatan 2.
Faktor Sosiopsikologi Hasil penelitian bahwa setiap orang melihat gejala penyakit itu berbeda dan hal
ini menyebabkan perilaku yang berbeda dalam mencari tempat pelayanan kesehatan. Selain sikap persepsi sakit, keyakinan terhadap pelaksana pelayanan
kesehatan, dokter dan jenis penyakit memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.
2.1.4. Faktor Pelaksana Pelayanan Kesehatan
Faktor ini merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan, khususnya dalam hal ketersediaan
tenaga kesehatan di tempat pelayanan kesehatan. Faktor ini dapat di bagi dalam 2 kelompok yaitu :
1. Faktor Ekonomi
Fuchs dan Kramer 1972 mengemukakan suatu hipotesis yang menjelaskan bahwa faktor penyediaan teknologi dan jumlah dokter yang melayani
menentukan akan menentukan tingkat kebutuhan konsumen terhadap fasilitas pelayanan kesehatan atau memutuskan kapan saatnya memerlukan suatu
pelayanan kesehatan. Konsumen sering tidak mampu untuk mengevaluasi apakah penyedia pelayanan kesehatan menawarkan perawatan yang lebih baik sebagai
pengganti
2. pelayanan yang seharusnya didapatkan. Lebih jauh lagi, seringkali
konsumen tidak mengetahui manfaat apa yang akan diperoleh ketika akan menggunakan fasilitas pelayanan yang akan dipilihnya, sehingga tidak dapat
memutuskan secara rasional dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
Karakteristik Pelaksana Pelayanan Kesehatan Karakteristik penyedia juga sangat berhubungan erat dengan pemanfaatan
layanan. Perilaku tenaga kesehatan dalam menghasilkan pemanfaatan layanan sangat terkait dengan derajat spesialisasi,
lulusan universitas ternama, jarak dengan tempat tinggal serta lamanya rumah sakit tersebut dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan.
2.2. Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Hal ini berarti,
bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan ini, individu, kelompok, maupun akan masyarakat melakukan berbagai upaya guna mencapai derajat
kesehatan sebagaimana yang diharapkan, baik yang dilakukan secara melembaga oleh pemerintah ataupun swadaya masyarakat. Apabila ditinjau dari sifat upaya
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, sarana pelayanana pada umumnya dibedakan menjadi 3 kategori, yakni:
1. Sarana Pelayanan Kesehatan Primer
Sarana pelayanan ini merupakan sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit ringan. Sarana kesehatan ini paling dekat dan
paling mudah diakses oleh masyarakat. Dengan demikian, pelayanan kesehatan yang tersedia merupakan pelayanan yang paling pertama menyentuh permasalahan
kesehatan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. 2.
Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua Merupakan sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus atau
penyakit yang tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. 3.
Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga Apabila sarana pelayanan kesehatan primer dan sekunder tidak dapat
menangani suatu kasus atau penyakit, maka pasien dirujuk ke sarana pelayanan
tingkat tiga. Oleh karena itu, sarana pelayanan kesehatan tingkat tiga ini biasanya menangani kasus-kasus yang memerlukan penanganan khusus dari penyedia
layanan kesehatan.
2.3. PT Jamsostek Persero