BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Penelitian yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan telah dilakukan mulai tahun 1960-an. Beberapa ahli yang meneliti tentang
pemanfaatan pelayanan kesehatan antara lain Andersen, Newman serta Donabedian. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor sosial budaya, faktor organisasi, faktor terkait konsumen dan faktor terkait penyedia pelayanan Dever, 1984.
2.1.1. Faktor Sosial Budaya
Sosial budaya memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan meliputi teknologi dan nilai. Teknologi memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan
khususnya dalam hal penggunaan teknologi untuk mengurangi tingkat kesakitan dan kebutuhan akan perawatan kesehatan Lewis Thomas di dalam Dever, 1984
seperti imunisasi, penggunaan antibiotik dan kemotherapi. Nilai sosial juga memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, walaupun hal ini sedikit sulit
uantuk dipelajari karena berupa norma sosial dan kepercayaan yang memengaruhi semua aspek dalam proses perawatan kesehatan, sebagai contoh, pertolongan
persalinan di New York 1971 98 dilakukan di rumah sakit namun di Belanda 1968 95 masih dilakukan di rumah. Suchman 1964 menemukan bahwa
12
adanya perbedaan pengambilan keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia, khususnya pada masyarakat yang memiliki struktur sosial
yang terdiri cosmopolitan dan paroki. Dia menemukan bahwa group cosmopolitan lebih cepat memutuskan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sementara
group paroki masih sangat tergantung kepada hubungan kekerabatan dalam pengambilan keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.
2.1.2. Faktor Organisasi
Faktor kedua yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah struktur dan proses yang merupakan bagian dari organisasi pelayanan kesehatan
yaitu hubungan antara pasien dan pusat pelayanan kesehatan yang terdiri dari : a.
Ketersediaan Sumber Daya Suatu sumber daya tersedia apabila sumber daya itu ada atau bisa didapat,
tanpa mempertimbangkan sulit ataupun mudahnya penggunaannya. Suatu pelayanan hanya bisa digunakan apabila jasa tersebut tersedia.
b. Akses Geografis
Akses geografis dimaksudkan pada faktor yang berhubungan dengan tempat yang memfasilitasinya atau menghambat pemanfaatan, Dengan demikian, ada
hubungan antara lokasi suplai dan lokasi klien, yang dapat diukur dengan jarak waktu tempuh, atau biaya tempuh. Hubungan antara akses geografis dan
volume dari pelayanan tergantung dari jenis pelayanan dari jenis sumber daya yang ada. Peningkatan akses yang dipengaruhi oleh berkurangnya jarak, waktu
tempuh ataupun biaya tempuh sangat mungkin mengakibatkan peningkatan
pelayanan yang berhubungan dengan keluhan-keluhan ringan. Dengan kata lain, pemakaian pelayanan preventif lebih banyak dihubungkan dengan akses
geografis daripada pemakaian pelayanan kuratif sebagaimana pemanfaatan pelayanan umum bila dibandingkan dengan pelayanan spesialis. Semakin
hebat suatu penyakit atau keluhan, dan semakin canggih atau semakin khusus sumber daya dari pelayanan, akan berakibat pada semakin berkurang
pentingnya atau berkurang kuatnya hubungan antara akses geografis dan volume pemanfaatan pelayanan.
c. Akses Sosial
Akses sosial terdiri atas dua dimensi, yaitu dapat diterima dan terjangkau. Dapat diterima mengarah kepada faktor psikologis, sosial dan faktor budaya,
sedangkan terjangkau mengarah kepada faktor ekonomi. Umumnya, konsumen memperhitungkan sikap dan karakteristik yang ada pada pusat pelayanan
kesehatan seperti etnis, jenis kelamin, umur, ras dan hubungan keagamaan. d.
Karakteristik dari Struktur Perawatan dan Proses Praktek pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, praktek tunggal, praktek
dokter bersama, grup praktek dokter spesialis atau yang lainnya membuat pola pemanfaatan yang berbeda. Hal ini juga menjadi faktor penting yang
menggambarkan hubungan antara pasien dan pusat pelayanan kesehatan dan seberapa sering pasien akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
2.1.3. Faktor yang Berhubungan dengan Konsumen