Tabel 4.2 Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada tingkat Level
No. Variabel
Level Ho = Tidak Stasioner
Pptest CV 5
Ha = Stasioner
1 lnJII
-1.888230 -2.896779
Terima Ho 2
lnKurs -2.225343
-2.896779 Terima Ho
3 lnM
2
1.617294 -2.896779
Terima Ho 4
lnInf -1.415470
-2.896779 Terima Ho
5 lnPDB
-3.274770 -2.896779
Tolak Ho Sumber: output EViews 6.0 diolah
Dari data yang diuji dapat dilihat bahwa hanya variable PDB yang stasioner pada tingkat level, sedangkan variabel lainnya menunjukkan
ketidakstasioneran pada Level. Hal ini dapat dibuktikan dengan Nilai Phillips-Perron test lebih kecil dari Mac.Kinnon Critical Value 5 PPtest
CV 5. Kesimpulan dari hasil data yang di olah adalah Ho diterima yaitu semua data kecuali PDB tidak stasioner pada tingkat Level sehingga harus
dilanjutkan pada tingkat berikut sampai data menjadi stasioner yaitu dengan menggunakan Uji Derajat Integrasi.
2. Uji Derajat Integrasi
Dalam uji akar unit PP bila menghasilkan kesimpulan bahwa data tidak stasioner, maka diperlukan proses diferensi data. Uji stasioner data
melalui proses diferensi ini disebut uji derajat integrasi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat atau order
diferensi ke berapa langkah pertama di atas, jika ternyata data tersebut tidak stasioner pada derajat pertama Insukindro, 2003.
Tabel 4.3 Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada
first difference No.
Variabel First Difference
Ho = Tidak Stasioner PPtest
CV 5 Ha = Stasioner
1 lnJII
-8.546684 -2.897223
Tolak Ho 2
lnKurs -7.528366
-2.897223 Tolak Ho
3 lnM
2
-9.725788 -2.897223
Tolak Ho 4
lnInf -6.774664
-2.897223 Tolak Ho
5 lnPDB
-17.11301 -2.897223
Tolak Ho Sumber: output EViews 6.0 diolah
Dari data yang diuji dapat dilihat bahwa semua variabel stasioner pada first difference. Hal ini dapat dibuktikan dengan Nilai Phillips-Perron test
lebih besar dari Mac.Kinnon Critical Value 5 PPtest CV 5. Kesimpulan dari data yang diolah adalah Ho ditolak yaitu semua variabel
sudah stasioner pada tingkat first difference, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada tingkat berikutnya second difference dan pengujian dapat dilanjutkan
dengan uji berikutnya yaitu Uji Kointegrasi.
3. Uji Kointegrasi
Pendekatan Kointegrasi merupakan isu statistik yang tidak dapat diabaikan yang berkaitan erat dengan pengujian terhadap kemungkinan
adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi seperti yang dikehendaki teori ekonomi. Pendekatan ini dapat pula
dianggap sebagai uji teori ekonomi dan merupakan bagian penting dalam perumusan dan estimasi sebuah model dinamis Insukindro, 2003.
Dari hasil Uji Kointegrasi di dapat bahwa semua variabel stasioner pada ordo yang sama, yaitu pada I1 atau first differeence. Sehingga dapat
diuji apakah terdapat hubungan kointegrasi.
Tabel 4.4 Uji Kointegrasi
Null Hypothesis: RESID01 has a unit root Exogenous: None
Bandwidth: 4 Fixed using Bartlett kernel Adj. t-Stat Prob.
Phillips-Perron test statistic -4.331104 0.0000
Test critical values: 1 level -2.593121
5 level -1.944762
10 level -1.614204
MacKinnon 1996 one-sided p-values. Residual variance no correction
0.024671 HAC corrected variance Bartlett kernel
0.024113 Sumber: ouput Eviews 6.0 diolah
Dari tabel 4.4 di atas ditunjukkan nilai PP tes CV 5 yaitu - 4.331104 1.944762 dengan probabilitas 0.0000 sehingga Ho ditolak.
Artinya residual dari persamaan telah stasioner pada derajat integrasi nol atau I0. Sehingga setiap variabel dikatakan terkointegrasi atau terdapat adanya
indikasi hubungan dalam jangka panjang. Adanya indikasi hubungan keseimbangan dalam jangka panjang
belum dapat digunakan sebagai bukti bahwa terdapat hubungan antara variabel-variabelnya dalam jangka pendek. Sehingga untuk menentukan
variabel mana yang menyebabkan perubahan pada variabel lainnya, maka digunakan penghitungan Error Correction Model.
4. Uji Asumsi Klasik