α=0.05. Hal ini membawa implikasi bahwa terdapat hubungan jangka pendek antara varriabel PDB dan indeks JII, dimana apabila PDB naik
sebesar satu persen maka akan meningkatkan indeks JII sebesar 0.130313 persen.
b. Pada Jangka Panjang Dan pada LNPDB-1 nilai t-statistik sebesar 2.369367. Nilai tersebut
lebih besar dari 2 dan probabilitasnya sebesar 0.0205. Hal ini berarti variabel PDB signifikan
pada tingkat kepercayaan α=0.05. Dari hasil perhitungan koefisienLNPDB-1 + koefisienECT : koefisenECT
diperoleh hasil 1.5269. Hal ini membawa implikasi bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara variabel PDB dan indeks JII, dimana
apabila PDB naik sebesar satu persen maka akan meningkatkan indeks JII sebesar 1.5269 persen.
D. Interpretasi Analisis Ekonomi
1. Jangka Pendek
Hasil penemuan ini menemukan kenyataan bahwa dalam jangka pendek variabel produk domestik bruto PDB memberi kontribusi positif
dan signifikan terhadap indeks JII seperti yang diharapkan teori. PDB yang mencerminkan ouput total biasanya memiliki efek terhadap indeks
JII. Analisis jangka pendek tentang pengaruh PDB terhadap indeks JII ini bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para investor untuk
melakukan buy and sell terhadap saham yang ada pada Jakarta Islamic Index.
Ketika pendapatan masyarakat naik, maka masyarakat memiliki uang yang lebih banyak untuk kebutuhan konsumsi dan berjaga-jaga.
Kelebihan uang tersebut dapat digunakan untuk berinvestasi dan mendapatkan return pada berbagai instrumen yang tersedia, seperti
deposito, obligasi, reksadana maupun pada pasar saham. Bila terjadi kenaikan permintaan pada saham, maka harga saham akan mengalami
peningkatan. Sehingga kenaikan pendapatan masyarakat, yang notabene merupakan salah satu tolak ukur peningkatan ekonomi, akan berdampak
pada harga saham Reni Maharani, 2006. Sedangkan untuk nilai tukar rupiah terhadap USD, jumlah uang
beredar dan inflasi tidak signifikan terhadap indeks JII dalam jangka pendek.
2. Jangka Panjang
Hasil ini menunjukkan kenyataan bahwa dalam jangka panjang variabel kurs berhubungan positif dan signifikan terhadap indeks JII. Hal
tersebut dikarenakan pada saat kurs rupiah terapresiasi, maka biaya bahan baku impor atau produk yang memiliki kaitan dengan produk impor akan
mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan biaya produksi lebih rendah atau turun sehingga laba perusahaan menjadi meningkat. Hal ini
menyebabkan biaya produksi rendah dan laba perusahaan menjadi
meningkat, sehingga tingkat dividen yang dapat dibagikan dan return yang ditawarkan akan meningkat pula. Peningkatan return yang ditawarkan
mengakibatkan permintaan terhadap saham tersebut meningkat, sehingga harga saham tersebut di pasar menjadi naik. Menurut Reni Maharani
2006 hal ini juga dapat dilihat melalui pendekatan portfolio portfolio balance approach yang melihat sejauh mana harga saham menyebabkan
perubahan pada nilai tukar. Kenaikan harga saham di suatu bursa akan menarik capital inflow sehingga akan meningkatkan permintaan akan mata
uang domestik yang dalam hal ini adalah rupiah, akibatnya nilai tukar rupiah akan terapresiasi.
Dalam jangka panjang jumlah uang beredar M2 berhubungan negatif dan signifikan terhadap indeks JII. Hal ini tidak sesuai dengan teori
yang ada. Akan tetapi fenomena ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada saat jumlah uang beredar rendah, berarti uang yang dipegang oleh
masyarakat rendah. Dalam kondisi seperti ini masyarakat akan lebih berhati-hati untuk membelanjakan uang mereka, termasuk dalam membeli
produk yang bahkan dapat mendatangkan keuntungan bagi mereka. Menurut Mankiw 2002 untuk meningkatkan M2, bank sentral
menginstruksikan para pialang obligasinya di bank sentral untuk membeli obligasi publik di pasar obligasi di seluruh negeri. Akan tetapi penerbitan
surat berharga berdampak pada penurunan tingkat suku bunga. Ketika tingkat bunga mengalami penurunan, maka return yang dapat diberikan
oleh obligasi akan menurun pula. Hal tersebut mengakibatkan investasi pada saham menjadi lebih menarik sehingga harga saham akan meningkat.
Dalam jangka panjang inflasi berhubungan positif dan signifikan terhadap indeks JII. Indikasi yang digunakan adalah sesungguhnya jumlah
uang beredar berhubungan erat dengan inflasi. Menurut Mankiw 2003, keeratan hubungan inflasi dengan jumlah uang beredar tidak dapat dilihat
dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik dalam jangka panjang, bukan dalam jangka pendek. Teori ini yang digunakan sebagai
indikasi bahwa apabila terjadi inflasi hal ini juga berarti jumlah uang beredar di masyarakat meningkat. Ketika jumlah uang beredar di
masyarakat meningkat maka masyarakat akan menggunakan uang yang mereka pegang untuk kebutuhan konsumsi dan berjaga-jaga. Kelebihan
uang tersebut juga dapat digunakan untuk berinvestasi dan mendapatkan return pada berbagai instrument termasuk pada pasar saham. Hal ini yang
menyebabkan bahwa apabila inflasi naik yang berarti jumlah uang beredar di masyarakat juga naik akan mengakibatkan investasi pada saham JII
meningkat. Dalam jangka panjang produk domestik bruto PDB berhubungan
positif dan signifikan terhadap indeks JII. Hal ini sesuai dengan teori yang ada. Ketika pendapatan masyarakat naik maka masyarakat memiliki uang
yang lebih banyak untuk kebutuhan konsumsi dan berjaga-jaga. Kelebihan uang tersebut dapat digunakan untuk berinvestasi dan mendapatkan return
pada berbagai instrument yang tersedia, seperti deposito, obligasi,
reksadana maupun pada pasar saham, maka harga saham mengalami peningkatan sehinggga kenaikan pendapatan masyarakat yang notabene
merupakan salah satu tolak ukur peningkatan ekonomi akan berdampak positif pada harga saham. Hal ini lah yang menyebabkan mengapa variabel
PDB berpengaruh positif dan signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan