Kebijakan mengenai jumlah uang beredar ditentukan oleh Bank Sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Namun jumlah uang
beredar tidak hanya ditentukan oleh bank sentral tetapi juga oleh perilaku rumah tangga yang memegang uang dan bank dimana uang disimpan.
Untuk memahami jumlah uang beredar, kita harus memahami interaksi antara mata uang, dan rekening giro serta bagaimana kebijakan Bank Sentral
mempengaruhi kedua komponen jumlah uang beredar Mankiw, 2003. Untuk meningkatkan money supply. Bank sentral dapat menerbitkan
surat berharga yang berdampak pada penurunan suku bunga pada kegiatan ekonomi konvensional. Ketika tingkat bunga mengalami penurunan, maka
return yang dapat diberikan oleh obligasi akan menurun pula monetary portfolio hypothesis. Hal tersebut mengakibatkan investasi pada saham
menjadi lebih menarik sehingga harga saham akan meningkat. Jadi, peningkatan money supply akan berdampak pada peningkatan harga saham
Reni Maharani, 2006
3. Tingkat Inflasi
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi di definisikan sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu
perekonomian. Sedangkan menurut Rahardja dan Manurung dalam Nurul Huda 2008 mengatakan bahwa inflasi adalah gejala kenaikan harga
barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Sedangkan menurut Sadono Sukirrno 2004 inflasi yaitu, kenaikan dalam barang dan jasa yang
terjadi karena permintaan bertambah besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar.
Menurut Tajul Khalwaty 2000 secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada
barang lainnya. Inflasi juga merupakan salah satu ukuran aktifitas ekonomi yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi nasional.
Indikator yang sering digunakan untuk menghitung tingkat inflasi salah satunya adalah Indeks Harga Konsumen. Menurut Mankiw 2002
Indeks Harga Konsumen merupakan suatu ukuran atas keseluruhan biaya pembelian barang dan jasa oleh rata-rata konsumen. Laju inflasi juga
merupakan penghitungan lain yang sering digunakan untuk menghitung tingkat inflasi.
Menurut Mankiw 2003 laju inflasi inflation rate adalah perubahan presentase dalam indeks harga dari jangka waktu yang sebelumnya. Artinya
laju inflasi antara dua tahun berurutan dapat dihitung sebagai berikut:
Cp CPI = Consumer Price Index Indeks Harga Konsumen IHK
Berdasarkan besarnya laju inflasi, kategori inflasi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
Laju inflasi tahun kedua = CPI tahun kedua – CPI tahun pertama CPI tahun pertama
a. Inflasi Merayap creeping inflation Ditandai dengan laju inflasi yang rendah, yaitu kurang dari 10
per tahun. b. Inflasi Menengah galloping inflation
Ditandai dengan meningkatnya harga yang cukup besar dan kondisi tersebut berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai
sifat akselerasi, artinya harga pada bulan minggu berikutnya selalu lebih tinggi dari waktu sebelumnya dan seterusnya.
c. Inflasi Tinggi hyper inflation Adalah inflasi yang sangat mengkhawatirkan, karena harga-harga
barang meningkat sampai dengan lima atau enam kali, sehingga nilai uang turun secara tajam Nopirin, 2001.
Menururt Sadono Sukirno 2004 ada beberapa penyebab terjadinya inflasi yaitu terdiri dari:
1 Inflasi tarikan permintaan demand-full inflation merupakan bentuk inflasi yang diakibatkan oleh perkembangan yang tidak
seimbang antara permintaan dan penawaran barang dalam perekonomian. Jenis inflasi ini yang mengakibatkan ekonomi
menghadapi pengangguran yang tinggi pada kesempatan penuh. Seperti terjadi defisit naik sehingga tidak mampu menaikkan
produksi maka agregat permintaan naik dan harga juga naik. Selain itu adalah tingkat ekspor tinggi menyebabkan pendapatan
naik terus menerus, konsumsi dan belanja negara juga naik.
Sehingga berakibat perusahaan investasi semakin meningkat pada kesempatan kerja penuh.
2 Inflasi desakan biaya merupakan jenis inflasi yang terjadi pada kegiatan ekonomi mencapai tingkat kesempatan kerja penuh pada
saat perusahaan beroperasi pada kapasitas maksimal dan pengangguran tenaga kerja rendah. Sehingga menyebabkan
peningkatan biaya
produksi. Biaya
produksi tersebut
mengakibatkan kenaikan harga input seperti biaya pengangutan, bahan baku dan mahan mentah sehingga menaikkan harga
produktifitas. 3 Inflasi di impor merupakan bentuk inflasi yang disebabkan karena
kenaikan harga minyak 3x lipat tahun 1973 yang dilakukan untuk negara Timur Tengah. Minyak Petroleum merupakan sumber
enegri terpenting dalam industri negara barat yang secara mendadak biaya industri meningkat menyebabkan inflasi.
Menurut Milton Friedman, Inflasi akan selalu terjadi karena hal tersebut merupakan fenomena moneter yaitu teori kuantitas uang
menyetakan bahwa pertumbuhan dalam kauntitas uang adalah determinan dalam tingkat inflasi, tetapi teori ini hanya bersifat empiris bukan teoritis
uang dan harga. Teori kuantitas dan persamaan Fisher sama-sama menyatakan bahwa pertumbuhan uang mempengaruhi tingkat bunga
nominal. Menurut teori kuantitas, kenaikan dalam pertumbuhan uang
sebesar 1 persen memyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi Mankiw, 2003.
Dan menurut persamaan Fisher pada teori persamaan kuantitas dan persamaan Fisher, kenaikan dalam tingkat pertumbuhan uang sebesar 1
persen menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi. Menurut persamaan Fisher, kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi sebaliknya
menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat bunga nominal. Hubungan satu-untuk-satu antara tingkat inflasi dan tingkat bunga nominal disebut efek
Fisher Fisher effect Mankiw, 2003. Inflasi dalam perspektif ekonomi Islam adalah dalam Islam tidak
dikenal dengan inflasi karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam.
Adhiwarman Karim mengatakan bahwa, Syekh An-Nabhani 2001 memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah
dengan menggunkan emas. Ketika Islam melarang praktek penimbunan harta, Islam hanya mengkhususkan larangan tersebut untuk emas dan perak,
padahal harta itu mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai kekayaan Nurul Huda, 2008.
Meningkatnya inflasi merupakan signal negatif bagi investor di pasar modal dan pasar uang. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan
harga input produksi naik sehingga biaya produksi meningkat. Akibatnya keuntungan yang diperoleh perusahaan akan turun. Penurunan keuntungan
perusahaan akan mengakibatkan jumlah deviden yang dapat dibagikan pada pemegang saham akan berkurang, sehingga saham emiten menjadi kurang
menarik minat pembeli. Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa inflasi mempunyai hubungan negatif dengan harga saham Reni
Maharani, 2006
4. Produk Domestik Bruto