E. Saham Syariah
Saham adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Saham syariah merupakan salah satu
bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha.
Menurut Mankiw 2002 saham stock adalah hak kepemilikan sebagian atas suatu perusahaan dan karenanya mewakili hak atas sebagian
keuntungan perusahaan. Sebagai contoh jika Indofood menjual total 1.000.000 lembar saham, maka setiap lembar saham mewakili bagian
kepemilikan atas Indofood sebesar 11.000.000. Dari segi hak dan keistimewaan saham dapat dibedakan menjadi:
1. Saham biasa Ordinary Share Saham biasa adalah saham yang tidak tercantum nama pemilik dan
kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut. Saham biasa menanggung resiko terbesar karena pemegang saham biasa
menerima deviden hanya setelah pemegang saham preferen menerima deviden. Semua ahli fikih kontemporer memandang saham biasa
boleh, karena tidak memiliki keistimewaan dari yang lain, baik hak maupun kewajibannya.
2. Saham preferen Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk
mendapatkan deviden dari saham biasa yang besarnya tetap. Biasanya saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian
deviden. Jika suatu ketika emiten mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bisa tidak menerima pembayaran deviden
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Saham ini memiliki keistimewaan khusus dari segi perlakuan maupun
dari segi finansial. Para ahli fikih kontemporer memandang saham jenis ini harus dihindari karena tidak sesuai dengan ketentuan syariah, karena pemilik
saham ini mempunyai hak mendapatkan bagian dari kelebihan yang dapat dibagikan sebelum dibagikan kepada pemilik saham biasa.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham.
a. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada
dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai- artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang
saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian
dividen saham tersebut. b.
Capital gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga
per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain
sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Nilai sebuah saham bagi pemegang saham adalah apa yang di
dapatkannya dari kepemilikan, yang mencakup nilai sekarang dari cicilan pembayaran dividen dan harga jual akhir. Dividen merupakan pembagian
keuntungan yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar dividen, dan juga
nilai dari saham itu saat si pemegang saham menjualnya, bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Mankiw, 2002
Menurut Abdul Hamid 2009 Pergerakan harga saham merupakan sesuatu yang dinamis, perubahannya dipengaruhi oleh banyak faktor internal
maupun eksternal. Kemampuan dalam memilih waktu yang tepat, baik dalam membeli ataupun menjual saham tentunya sangat berpengaruh terhadap
keuntungan yang akan diperoleh. Prinsip dasar dari transaksi perdagangan yang menguntungkan ialah membeli pada harga yang rendah dan menjual
pada harga yang tinggi buy low and sell high. Karena banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, maka tentunya sulit untuk menilai apakah harga
saham saat ini rendah atau tinggi, terutama untuk memprediksi harga pada waktu yang akan datang.
Harga saham yang diperdagangkan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut. Karena saham mewakili kepemilikan sebuah
perusahaan, permintaan saham dan harganya mencerminkan persepsi publik mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan di masa
yang akan datang, maka perhitungan saham ditingkatkan dan harga saham juga ikut naik. Sebaliknya, jika investor merasa perusahaan akan mengalami
penurunan keuntungan atau bahkan merugi, harga saham juga akan turun Mankiw, 2002
F. Analisis Fundamental Variabel Makro dan Indeks Syariah