Jumlah Uang Beredar M

2. Jumlah Uang Beredar M

2 Uang adalah persediaan aset yang dapat segera digunakan untuk melakukan transaksi Mankiw, 2003. Uang selalu didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk tukar menukar atau perdagangan. Yang dimaksud dengan kata “disetujui” dalam definisi ini adalah terdapat di antara anggota-anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar. Agar masyarakat menyetujui penggunaan suatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat berikut: Sukirno, 2004 b. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu c. Mudah dibawa-bawa d. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya e. Tahan lama f. Jumlahnya terbatas tidak berlebih-lebihan g. Bendanya mempunyai mutu yang sama Emas dan perak merupakan dua benda yang dapat memenuhi syarat- syarat ini pada masa yang lalu. Oleh sebab itu benda yang dapat menjadi alat perantara dalam kegiatan perdagangan di berbagai negara di dunia sejak berabad-abad yang lalu. Kemajuan ekonomi dunia yang bertambah pesat sejak berlakunya Revolusi Industri di negara-negara maju menyebabkan perdagangan berkembang dengan pesat sekali. Transaksi-transaksi yang dijalankan telah menjadi berkali lipat nilainya. Uang emas dan perak tidak dapat ditambah secepat seperti perkembangan pedagangan yang telah berlaku tersebut. Sebagai akibatnya bertambah lama bertambah banyak negara menggantikan uang emas dan perak dengan uang kertas sebagai alat untuk tukar menukar. Pada masa ini uang kertas dan uang bank atau uang giral, yaitu uang yang diciptakan oleh bank-bank umumbank perdagangan, adalah alat tukar menukar yang terutama di semua negara di dunia ini. Money Supply yaitu persediaan uang total dalam ekonomi terutama terdiri dari: 1 mata uang dalam peredaran dan 2 deposito dalam perkiraaan tabungan dan giro Nurul Huda, 2008. Menurut Sadono Sukirno 2004, uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di perekonomian yaitu, adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Definisi jumlah uang beredar terbagi menjadi dua yaitu : 1 Uang dalam arti sempit M 1 . M 1 diartikan sebagai uang tunai uang kartal dan logam yang dipegang oleh masyarakat, tidak termasuk uang yang ada di kas bank serta kas negara. Uang tersebut dikenal dengan uang kartal. Kemudian ditambah uang yang berada dalam rekening giro perbankan yang dapat langsung digunakan untuk menguangkan cek, dan biasa disebut dengan uang giral, sehingga bentuk persamaan M1 adalah : M 1 = C + DD Dimana : M 1 = uang dalam arti sempit C = currency, uang kartal DD = Demand deposit, uang kartal Pengertian uang giral DD di atas hanya mencakup saldo rekening koran atau giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank dan belum digunakan pemiliknya untuk berbelanja atau membayar. 2 Uang dalam arti luas M 2 M 2 merupakan perluasan dari definisi M 1 dengan uang kuasi. Uang kuasi adalah bentuk kekayaan yang sangat likuid yang terdiri dari deposito berjangka atau rekening tabungan pada bank, sehingga persamaan M 2 adalah : Dimana: M 2 = uang dalam arti luas M 1 = uang dalam arti sempit TD = time deposits deposito berjangka SD = saving deposits saldo tabungan Penciptaan uang besarnya uang beredar dalam masyarakat dapat digambarkan sebagai proses pasar. Jumlah Uang Beredar juga mempunyai keterikatan dengan suku bunga deposito. Semakin banyak jumlah uang yang beredar dimasyarakat, investasi menjadi lebih menarik bila dibandingkan dengan menyimpan dalam bentuk tabungan. M 2 = M 1 + TD + SD Kebijakan mengenai jumlah uang beredar ditentukan oleh Bank Sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Namun jumlah uang beredar tidak hanya ditentukan oleh bank sentral tetapi juga oleh perilaku rumah tangga yang memegang uang dan bank dimana uang disimpan. Untuk memahami jumlah uang beredar, kita harus memahami interaksi antara mata uang, dan rekening giro serta bagaimana kebijakan Bank Sentral mempengaruhi kedua komponen jumlah uang beredar Mankiw, 2003. Untuk meningkatkan money supply. Bank sentral dapat menerbitkan surat berharga yang berdampak pada penurunan suku bunga pada kegiatan ekonomi konvensional. Ketika tingkat bunga mengalami penurunan, maka return yang dapat diberikan oleh obligasi akan menurun pula monetary portfolio hypothesis. Hal tersebut mengakibatkan investasi pada saham menjadi lebih menarik sehingga harga saham akan meningkat. Jadi, peningkatan money supply akan berdampak pada peningkatan harga saham Reni Maharani, 2006

3. Tingkat Inflasi